Aspek psikomotorik sendiri meliputi perilaku dan gerakan yang dominan pada jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik seseorang. menurut Mardapi (2003), keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursif.Â
Gerakan refleks adalah respons motorik atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang khusus. Kemampuan perseptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motorik atau gerak.
Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil. Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan dalam olah raga.
Aspek ini lebih mengarah kependidikan non-akademik, cara mengembangkan keterampilan anak dalam bidang ini dengan mengarahkan anak didik pada peminatan dan bakatnya seperti memberikan kelas musik bagi anak murid yang berpotensi pada bidang musik, memberi kelas keterampilan lainnya seperti tari, terapan, olahraga dan masih banyak lagi.
Umumnya anak-anak yang berkembang pada bidang ini mudah beradaptasi dan memiliki sensor peniruan yang baik. Mereka juga akan semakin berkembang jika terus diarahkan kebidang yang sesuai dengan mereka.
Sementara itu menurut Goetz (1981) dalam penelitiannya melaporkan bahwa latihan yang dilakukan berulang-ulang akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada pemahiran keterampilan.
Lebih lanjut dalam penelitian itu dilaporkan bahwa pengulangan saja tidak cukup menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, namun diperlukan umpan balik yang relevan yang berfungsi untuk memantapkan kebiasaan. Sekali berkembang maka kebiasaan itu tidak pernah mati atau hilang.
Tentu bila tenaga pengajar dapat mengembangkat potensi-potensi siswa dalam bidang non-akademik ini maka akan menciptakan generasi-generasi bangsa yang berbakat, Indonesia sendiri akan dikenal sebagai negara dengan SDM yang memiliki bakat yang berkualitas. Indonesia dapat menciptakan pemusik, penari dan juga atlet setaraf internasional.
Namun, bila anak didik hanya diberi latihan fisik tanpa diberikan pengetahuan intelektual tidaklah efektif. Meraka juga harus bisa menganalisi serta mengevaluasi bakat mereka oleh karenanya dibutuhkan pengetahuan-pengetahuan dibidang intelektual.Â
Mereka yang ada pada aspek ini dominan menggunakan fisiknya, namun akan sulit jika mereka mengalami cedera, mungkin saja mereka tidak dapat melanjutkan bakat mereka tersebut.
Mereka yang merupakan anak yang berkembang pada aspek psikomotorik ini tak sedikit yang sukses, mereka yang memiliki bakat tidak dapat dipandang sebelah mata, walau tidak mahir dibidang intelektual tetapi mereka memiliki nilai jual dimata dunia.