Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nikmati Warna-warninya Selagi Kita Masih Singgah di Bumi-Nya

4 Maret 2024   21:08 Diperbarui: 5 Maret 2024   04:19 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ku melabuh tapi tak lama

Wadas. Senin, 04 Maret 2024 pukul 17:09 waktu Indonesia bagian barat... 

Sore dengan kesejukan udara kampung ku... 

Lembut ditelinga membisikkan rindu... 

Sapa puan jauh dari kota sana... 

Merindu sahabat menumpahkan cerita... 

Mengingat masa lalu cerita dibawah purnama... 

Menghabiskan bercangkir-cangkir kopi sampai fajar tiba... 

Duduk ditroroar nol kilometer Jogja... 

Dingin sore dan sisa hujan kian asyik mengenang masa... 

Nampak kelelawar mulai beterbangan... 

Bangun dari tidurnya untuk mencari mangsa... 

Burung pipit nampak singgah didalam sarangnya... 

Bergerombol ramai suaranya laksana bercengkrama... 

Sore semakin redup, kicau buring mulai senyap... 

Ayam pun jalan pulang menuju kandangnya...

Kukuruyuk... 

Panggil seekor jago yang menjadi komando panglima dikandangnya... 

Nyamuk kecil datang mendekat...

Cicak merayap dan segera melahap... 

Lampu-lampu penerang jalan kampung ku mulai menyala... 

Ku sambut petang dengan penuh cinta... 

Betapa tidak..? 

Pergantian siang dan malam ini tersemat bukti kebesaran Alloh subhanahu wata'ala... 

Khidupan masih terus berjalan... 

Terus ku arungi setiap air yang tergenang... 

Sesekali ku sandarkan sampan diantara nadi yang mengalir menuju lautan... 

Sejenak merehatkan diri dan mencari apa yang bisa ku makan... 

Tak jarang membakar ikan hasil pancingan... 

Sembari berteduh dibawah pohon yang rindang... 

Pun manual book kehidupan selalu ku genggam... 

Ku baca sembari menunggu ikan matang... 

Manual book ku ialah Al-Qur'an... 

Berisikan surat-surat cinta dari Tuhan kepada Muhammad sang utusan... 

Kali ini surat An-Nahl ku lantunkan... 

Dengan teriakan kencang menembus rimbunnya hutan... 

"dan kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui" 16:43...

Semua utusan sedari adam sampai Muhammad nabi akhir jaman... 

Semua adalah sorang laki-laki yang kuat, gagah nan tampan... 

Dengan luasnya pengetahuan yang mengantarkan kita kapada Tuhan... 

Kini pewarisnya yang patut kita lestarikan... 

"mereka Kami utus dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab, dan Kami turunkan adz-Dzikr (Al-Qur'an) kepada mu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan" 16:44...

Tugas kita adalah memikirkan setiap kalam yang telah dismapaikan... 

Kita yang mengimaninya akan terus mengkajinya...

Membedah setiap kejadian perkara yang ada di dunia... 

Nampak korelasi antara isi dan realita... 

"maka apakah orang yang membuat tipu daya yang jahat itu merasa aman dari bencana dibenamkannya bumi oleh Alloh subhanahu wata'ala bersama mereka, atau terhadap datangnya siksa kepada mereka dari arah yang mereka tidak sadari" 16:45...

Tak ada yang aman dimuka bumi ini... 

Melainkan mereka yang teguh dalam iman kepda Alloh subhanahu wata'ala... 

Semua dapat terjadi begitu saja... 

Tanpa permisi bencana siap menerjang semuanya...

Menghanyutkan desa, kota dan para penduduknya... 

Semua yang binasa hanya membawa hati dan catatan amalnya...

Sebagian merdeka di akhirat-Nya... 

Sebagian menderita menerima azab-Nya... 

"atau Alloh subhanahu wata'ala mengazab mereka pada waktu mereka dalam perjalanan; sehingga mereka tidak berdaya menolak azab tersebut" 16:46...

Manusia tidak ada yang mengetahui batas ajalnya... 

Entah mati tertimpa bencana... 

Atau mati dalam rahmat-Nya... 

Semua menurut kebiasaannya... 

Yang terbiasa sujud akan mati dalam sujudnya... 

Yang terbiasa berbuat baik akan mati dalam kebaikannya...

Dan yang buruk semoga Alloh subhanahu wata'ala limpahkan ampunan untuknya... 

"atau Alloh subhanahu wata'ala mengazab mereka berangsur-angsur (sampai binasa). Maka sungguh, Tuhan mu maha pengasih, maha penyayang" 16:47...

Maka dekatilah Alloh subhanahu wata'ala... 

Dengan sepenuh cinta dari hati terdalam kita... 

Hingga alloh ridho akan apa yang kita lakukan di dunia...

Pun mengampuni segala salah dan dosa...

Jangan sekedar kita menuntut terwujudnya keinginan kita... 

Tapi terimalah segala ketentuan yang telah diberikan oelh Alloh subhanahu wata'ala... 

Susah, sedih, senang, bahagia di dunia kita nikmati dengan syukur dan cinta... 

Karena semua yang menimpa kita adalah yang terbaik menurut-Nya... 

Nitip sehat, semangArt dan jangan lupa bahagia... 

Sudah pukul 21:09 WIB, cukup latihan menulis ku akhiri saja... 

Mata sudah kantuk tak kuasa menahannya... 

Rehat simpan tenaga untuk esok kita jumpa...

Maafkan semua yang telah mendzalimi kita...

Siapa yang tahu jika terpejamnya mata malam ini untuk tidur justru menjadi akhir menutup usia...

Mati kita tak ada yang tahu melainkan Alloh subhanahu wata'ala... 

Terima kasih cinta... 

Terima kasih dunia... 

Salam cinta dari manusia pelosok desa... 

Desa berdaya... 

Desa mendunia... 

Indonesia jaya... 

Matur sembah nuwun atas segalanya... 

Alhamdulillahi robbil aalamiin... 

Barokalloh... 

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun