Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pola Pikir Hebat Tumbuh Dari Makanan Yang Sehat

26 Oktober 2023   20:50 Diperbarui: 28 Oktober 2023   06:52 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screen shot dari hape butut ku/Dokpri

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. 

Shalom, om swastyastu, namo buddhaya, wei de dong tian. 

Salam kebajikan, salam sejahtera bagi kita semua. 

Rahayu rahayu rahayu. 

Audzubillahiminassaytoonirrojiim. 

Bismillahirrohmaanirrohiim. 

Kamis, 26 Oktober 2023 pukul 17:13 WIB. 

Alhamdulillah baru buka kompasiana. 

Bermesraan lagi dengan kompasiana. 

Sore ini cerah, sangat cerah. 

Tadi bangun dari tidur siang sekitar jam tiga kurang seper empat. 

Langsung aku aku ambil handuk, ke kakus mandi. 

Ku lihat ada satu sisir pisang belitung di meja pawon. 

Mungkin dikasih oleh biyung Misinah. 

Tak lama kumandang adzan ashar, bergegas aku mandi. 

Usai mandi, berwudhu, ke teras belakang jemur sempak. 

Terus ke kamar ganti pakaian dan ke belakang lagi jemur handuk. 

Ke kamar lagi ku tunaikan sholat ashar sepaket dengan qobliyahnya, alhamdulillah.

Usai sholat, dzikir an sejenak, terus aku ke pawon bawa hape. 

Ku ambil pisang ku bawa ke teras belakang, foto sejenak. 

Kemudian, aku bergegas menjenguk makam simbah-simbah ku. 

Mengobati rasa rindu ku kepada mereka. 

Langsung jalan ke makam, sampai makm sudah cukup banyak orang. 

Segera aku menuju rumah kerenda untuk mengambil jengkok alias tempat duduk kecil terbuat dari bahan kayu dan ku ambil mushaf Yasin. 

Kuburan kampung ku/Dokpri
Kuburan kampung ku/Dokpri
Langsung aku menuju makam simbah yang dari Simbok ku. 

Depan ku sudah ada mbokde Musyarofah, sedang tahlil untuk biyungnya.

Aku pun duduk dan lirih-lirih mulai berwasilah, tawasul dan membaca tahlil. 

Tahlil sampai dengan selesai, terus ku baca Yasin, Waqi'ah dan Mulk. 

Do'a sampai dengan usai, terus ku letakkan jengkok dan mushaf Yasin. 

Ku ambil sapu lidi untuk menyapu. 

Kamboja merah keunguan nampaknya menarik untuk difoto.

Kembang kamboja/Dokpri
Kembang kamboja/Dokpri

Seorang bapak lewat sambil ngomong "kembang kok difoto, mbok nyong wae sing difoto". 

"hehe, ngene lik tak foto" jawab ku. 

"ah yo ojo saiki lagi nganggo kaos gluput ngene kok" sahut beliau. 

"hehe, yo wis kamis sesok nganggo kemeja putih sing rapi yo, tak foto" sahut ku. 

"iyoh wis, siap" sahut beliau sambil jalan pulang. 

Terus aku jalan menuju makam simbah ku untuk menyapu. 

Sambil minum air hangat sama makan pisang dulu, alhamdulillah buka puasa. 

Tidak langsung makan, karena Bapak ku lagi di kakus mandi, malas kedengaran growekannya, jadi tidak nikmat makannya.

Jadi ambil air hangat sama pisang saja ku bawa ke kamar. 

Usai aku sapu bersih, aku ke makamnya Simbah ku yang dari bapak ku juga, aku sapu juga. 

Ketemu pemuda mas Rokib, juga dari makam ibunya, kami saling bertegur sapa. 

Tak lama disusul pakde Mustaqim baru berangkat sore-sorean, pun kami saling bertegur sapa. 

Semua bersih, aku kembalikan sapu ke rumah keranda dan jalan pulang. 

Aku lewat samping rumahnya mbah Bukhari. 

Rumah mbah Bukhari/Dokpri
Rumah mbah Bukhari/Dokpri

Salah satu rumah kayu yang masih tersisa.

Sederhana, tapi enak, suasana sejuk, banyak pohon besar-besar. 

Ada pohon durian, pohon nangka, pohon cengkih, pohon rambutan, pohon jeruk macan dll. 

Rumah kayu mbah Bukhari/Dokpri
Rumah kayu mbah Bukhari/Dokpri

Yang dibungkus karung sebelah kanan itu nangka muda. 

Asri halaman rumahnya, enak buat nyore atau pagi menyambut matahari terbit, sambil minum teh sama makan singkong. 

Aku tak makan dulu, Bapak ku duah keluar dari kakus, sudah aman. 

InsyaAlloh lanjutkan nanti ba'da tadarus sekalian. 

Alhamdulillah, baru selesai tadarus, sudah kumandang adzan isya', pukul 18:45 WIB. 

Sholat isya' sekalian dulu, lanjutkan nanti ba'da sholat. 

Pukul 19:06 WIB, sholat isya' sepaket sudah terlaksana, alhamdulillah. 

Makan tadi sama sayur jantung pisang, sayur daun ubi jalar, lalap jengkol mentah, nikmat, barokalloh. 

Tadi pulang dari makam aku lihat di pawon kok ada jengkol sedikit aku sisihkan saja buat lalapan. 

Jengkol ku/Dokpri
Jengkol ku/Dokpri

Kalau aku, jengkol lebih nikmat mentah buat lalapan. 

Kalau dimasak itu seperti itu tok, tidak puas rasanya. 

Kalau mentah, cukup lalap dua jengkol saja sudah puas, cocol garam saja gurih nikmat. 

Ini jengkolnya belum terlalu tua, jadi masih enak buat lalap, tidak terlalu keras. 

Pun rasanya masih enak, kalau sudah terlalu tua keras, rasanya getir, aor. 

Kalau jengkol tua biasa aku timbun pasir dulu beberapa hari biar jadi bewek, jadi warnanya hijau mau tumbuh tunas. 

Rasanya enak, sedikit manis dan renyah tidak keras, tapi baunya lumayan menyengat.

Tapi enak banget buat lalap, jadi lahap makan bisa nambah. 

Tadi buka puasa saja aku nambah, biasanya makan cuma dua centong, ini empat centong. 

Ikatan sarung sampai aku kendorin sambil makan, kalau pakai celana berkancing ya kancingnya dilepas, biar muat. 

Kekenyangan tapi mulut masih pingin makan melulu. 

Aku tutup dengan makan dua pisang, dan minum dua gelas. 

Banyak banget ternyata makan ku, alhamdulillah, nikmat, barokalloh. 

Tadi usai motret jengkol, aku ke kamar, scrolling hape dulu sejenak, lihat info terkini. 

Terus nyalakan radio RRI pro 1 Semarang, dan barulah aku buka kompasiana. 

Latihan menulis. 

Sambung sedari pagi, menggali memori hari ini. 

Pagi tadi aku bangun jam tiga lebih empat menit, alhamdulillah. 

Rencana ku bangun jam dua atau setengah tiga, malah kelewat jam tiga lebih baru bangun. 

Jam dua sudah melek, lihat jam tok, tidur lagi. 

Jam tiga bangun langsung beranjak ambil handuk dan aku kenakan. 

Ke pawon, minum air hangat dua gelas, terus ke kakus pipis dan mandi. 

Usai pipis cebok, terus ku basahi kaki dulu untuk menyesuaikan suhu badan dengan suhu air. 

Terus aku guyur pundak kanan tiga kali, lalu pundak kiri tiga kali, lalu sedari kepala tiga kali, barulah sabunan. 

Merata aku balur sabun dan aku gosok, terus aku diamkan sambil mencuci sempak. 

Usai sempak ku bilas bersih, barulah aku guyur badan lagi, aku bilas sampai bersih. 

Beberapa kali, aku guyur badan sampai tak terasa dingin. 

Baru selesai aku handukan dan berwudhu.

Keluar kakus, ke pawon minum air hangat dua gelas lagi. 

Kemudian, aku ke teras belakang, menjemur sempak dan aku ambil sempak yang kering. 

Ke kamar aku ganti pakaian, kebelakang lagi jemur handuk. 

Ke kamar lagi bergegas ku tunaikan sholat sunah tahajud dan sholat sunah taubat. 

Alhamdulillah seneng rasa ku bisa melakoni setiap seper tiga malam. 

Hati ku rasanya adem, tenang, tak ada khawatir, tak ada cemas, sungguh karunia Alloh SWT yang luar biasa bagi ku. 

Bisa konsisten menjalani perintah-Nya setiap waktu, I love you ya Alloh ya Robbi. 

Dzikir sejenak, istighfar dan sholawat hadiah untuk orangtua dan sanak keluarga.

Sedikit karena waktu mepet, sampai jam setengah empat tok, langsung ke pawon makan sahur. 

Semalam masih lauk tongkol, telur rebus tiga butir, sama kerupuk. 

Alhamdulillah, apapun makanannya, ynag penting halalan toyiban dan berkah. 

Pagi aku minumnya juga banyak, bangun tidur sudah empat gelas besar. 

Makan sahur tiga sampai empat gelas lagi.

Usai makan aku cuci piring dan gelas kotor. 

Terus ke kakus pipis, gosok gigi, terdengar kumandang adzan subuh, bergegas aku berwudhu. 

Ke kamar dan ku tunaikan sholat qobliyah subuh. 

Terus dzikiran lagi sejenak, sembari mendengarkan mu'adzin puji-pujian. 

Terus buka kompasiana, ku edit sedikit artikel kemarin dan membalas satu komentar dari pak Mochamad Syafei. 

Screen shot dari hape butut ku/Dokpri
Screen shot dari hape butut ku/Dokpri

Beliau juga turut mengfollow ku, pun aku segera follback. 

Luar biasa, karya beliau sudah ribuan, sepatutnya aku berguru dengan beliau. 

Semoga pak Muchamad Syafei senantiasa diberi kesehatan lahir dan batin ma'al afiat. 

Sehingga mampu terus mlahirkan karya yang bermanfaat untuk keluarga, negara dan agama, barokalloh. 

Tak lama kumandang iqomah subuh, aku bergegas jalan ke mushola. 

Sholat berjamaah sampai dengan usai, dzikir dan do'a bersama imam. 

Aku beranjak pulang, sekitar jam setengah lima lebih lima menitan aku keluar dari mushola.

Ku rapihkan sandal jamaah dan jalan pulang. 

Sampai rumah, masuk lewat teras belakang, salam dan membaca mantra, mantranya Al-Ikhlas minimal tiga kali. 

Langsung aku taruh sajadah dan kupluk di bangku dan masuk ke kakus pup sejenak, cebok terus berwudhu. 

Beranjak ke kamar, ku ambil sajadah dan kupluk terus tadarus tiga surah andalan ku, Yasin, Waqi'ah, Mulk dan Asma'ul Khusna. 

Sampai dengan jam lima lebih beberapa menit, langsung ke kakus pipis lagi, wudhu lagi. 

Ke kamar nonton TVRI Serambi Islami, pengisinya Syekh Muhammad Fathurahman, M.Ag. 

Tema "meluruskan pemahaman wasilah". 

Wasilah itu bisa kepada kebaikan yang pernah kita perbuat, kepada para guru, para ulama, para wali, para nabi, dan tentunya Rosululloh Muhammad SAW. 

Wasilah mengandung arti itu perantara, yakni perantara yang mendekatkan diri kepada Alloh SWT. 

Semua orang beragama pasti berwasilah kepada ulamanya, kelompok manapun itu. 

Berwasilah itu sangat dianjurkan, karena menjadi perantara kita mendekat kepada Alloh SWT. 

Ibarat aku kalau langsung mendekat ke Alloh SWT ya apa iya langsung diterima. 

Harus ada tata-kramanya, aku berwasilah kepada yang sudah dekat dengan Alloh SWT. 

Ibarat karyawan baru tidak memilikibjabatan untuk bisa bertemu bosnya ya ada tahapannya. 

Lewat kapten, manager sampai ke bosnya, tidak serta merta langsung ke bos. 

Begitupun dalam mendekat kepada Alloh SWT banyak wasilah agar lebih mendekatkan diri kepada-Nya. 

"diantara kesesatan yang nyata dan kerugian yang dzohir, mengkafirkan orang muslim karena gara-gara berziarah kepada wali Alloh SWT". 

"mereka itu menyangka sesungguhnya ziarah ke wali Alloh SWT dianggap beribadah kepada selain Alloh SWT dan dianggap syirik, padahal dalam berziarah tidak ada penyembahan, berziarah bukan menyembah". 

Sekiranya demikian pemaparan Syekh Muhammad Fathurahman di Serambi Islami pagi tadi. 

Jam enam, tayangan berganti berita Klik Indonesia Pagi TVRI. 

Tapi beritanya pemilu semua, jadi malas nonton, selipan berita terbaru cuma berita teroris KKB bangsat. 

KKB itu harusnya pendekatannya militer saja itu, geruduk rocket saja angka tan udara.

Pantai dengan infrared atau sinar x dari udara, cari dihutan mana sembunyinya, terus dirudal saja. 

Daripada banyak makan korban, warga juga jadi korban. 

Berita pemilu, isinya ya sekedar itu-itu saja, kurang menarik pembahasannya. 

Belum ada membahas isu lingkungan hidup, isu sampah, isu stunting, isu kemajuan desa, korupsi dll. 

Masih cuma membahas, silaturahmi cari suara, pedekate ke rakyat untuk mendapatkan simpatisan. 

Sasaran uatamanya mendapatkan hati mereka yang baru awal noblos. 

Sudah mulai banyak janji-janji politik keluar dari bibir calon. 

Semoga tetep amanah, siddiq, tabligh, fatonah. 

Pagi sambil aku baca buku, sampai dengan jam setengah delapan. 

Lebih banyak aku mendengarkan radio ding, karena berita tipi isinya itu-itu aja, bosen melihatnya. 

Usai baca buku, aku tutup jam setengah delapan terus scrolling hape sejenak sampai jam delapan lebih, baru aku sholat dzuha. 

Alhamdulillah, sholat dzuha dan nyicil qodho sholat wajib lima waktu yang dulu aku tinggalkan. 

Terus dengerin radio lagi sambil rebahan sampai ketiduran. 

Bangun kumandang adzan dzuhur, ambil air wudhu sholat dzuhur sepaket, terus tidur lagi. 

Malas nonton berita, paling pemilu dan beritanya cuma cari massa saja. 

Tidur siang sampai dengan kumandang adzan ashar, alhamdulillah nikmat. 

Terus latihan menulis dah sampai dengan malam ini. 

Sudah pukul 20:33 WIB, waktunya aku akhiri ini. 

Sudah berasa kantuk, padahal sedari pagi tidur tok. 

Tidur-tidur melulu, kerjaan seorang pengangguran seperti aku mah ya gini. 

Mumpung belum datang waktu sibuk ku, jadi ku manfaatkan waktu luang ku ini, untuk mengupgrade diri. 

Mohon maaf lahir dan batin atas banyaknya salah dalam tulisan yang tidak bermutu ini. 

InsyaAlloh besok latihan menulis lagi. 

Salam dari pelosok Desa untuk Indonesia Jaya. 

Indonesia cerdas, Indonesia emas. 

Indonesia sehat, Indonesia hebat, Indonesia kuat. 

Terus melaju, melesat untuk Indonesia maju. 

Matur sembah nuwun. 

Nitip sehat, semangArt dan jangan lupa bahagia. 

Bahagia yang sebenar-benarnya bahagia, jangan sekedar pura-pura bahagia. 

Karena yang pura-pura itu justru menyakitkan. 

So dibikin asyik aja. 

Pukul 20:50 WIB, rehat, tidur, ya Alloh ya Robbi, maaf kan semua orang yang mengenali ku, yang aku kenal. 

Pun maafkan mereka yang telah mendzalimi ku. 

Maafkan semua ummat rosul-Mu ya Alloh ya Robbi. 

Alhamdulillah. 

Barokalloh. 

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun