Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Senang Rasa Ku Melihat Mereka Seru Dolanan Bersama-sama

25 Oktober 2023   20:00 Diperbarui: 26 Oktober 2023   04:13 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Podo Dolanan (Dokpri)

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. 

Wei de dong tian, om swastyastu, shalom, namo buddhaya. 

Salam kebajikan, salam sejahtera bagi kita semua. 

Rahayu rahayu rahayu. 

Audzubillahiminassaytoonirrojiim. 

Bismillahirrohmaanirrohiim. 

Rabu, 25 Oktober 2023 pukul 15:29 WIB. 

Ku mulai latihan menulis lagi. 

Sore ini dengan cuaca mendung. 

Beberapa hari ini setiap sore sudah pasti mendung terus, gerimis malah. 

Barokalloh sudah mulai masuk musim hujan. 

Tentu tumbuh-tumbuhan menyambut gembira. 

Pun aku juga turut serta bahagia menyambut air yang mulai jatuh dari langit. 

Tanah pun menebar aroma wanginya. 

Mungkin November mulai hujan lebat, beberapa hari ini masih sekedar gerimis. 

Sesekali matahari menunjukkan silau sorotnya ditengah gelapnya mendung. 

Anak-anak seorang pabak dan ibunya ramai terdengar. 

Menarik ku untuk segera beranjak dari kasur ku. 

Ku lihat dari teras belakang sembari mengambil handuk. 

Tamoaknya mereka sedang bermain badminton. 

Senang melihat mereka, seru bermain bersama-sama. 

Si bapak muda sembari menggendong putri balitanya. 

Bermain melawan anak mbarepnya alias anak pertamanya. 

Bergantian dengan satu teman anak mbarep.

Seorang ibu muda menonton sembari menggendong anak balitanya pula. 

Anak-anak mereka terhibur, tertawa riang.

Betapa bahagianya melihat gelak tawa ceria mereka. 

Aku yang lihat dari kejauhan saja turut bahagia. 

Usai aku kenakan handuk, aku bergegas ke kamar ambil hape dan aku dokumentasi keceriaan mereka. 

Video pendek 57 detik aku simpan, video lagi tak sampai 50 detik aku simpan. 

Ke kamar lagi aku letakkan hape dan bergegas ke kakus pipis dan mandi. 

Baru masuk kakus, kumandang adzan ashar pun bergema.

Silir angin dan mendung membawa hawa dingin. 

Mau tidak mandi kok badan keringetan.

Ku kmguyur badan dari bahu kanan, kemudian bahu kiri dan kemudian sedari kepala. 

Berkali-kali ku guyur sampai dinginnya menyatu.

Ku usap sabun keseluruhan badan, ku gosok-gosok dan ku sikat kaki dan tangan.

Ku diamkan sejenak sembari mencuci sempak.

Usai sempak ku cuci, sejenak ku gosok badan lagi dan ku bilas. 

Berkali-kali ku siram, sampai benar-benar bersih, dingin airnya terasa sangat segar. 

Usai mandi, handukan, tak lagi ku tolong ibu, aku sudah gede, sudah bisa menolong diri ku sendiri, hehe. 

Mushola pun sudah kumandang iqomah. 

Berwudhu dan beranjak ke teras belakang, jemur sempak. 

Terus ke kamar, ganti pakaian, kebelaknag lagi jemur handuk. 

Ke kamar lagi ku tunaikan sholat ashar sepaket beserta qobliyahnya. 

Usai sholat, aku ganti baju mengenakan kaus kemudian ku mulai buka kompasiana. 

Bermesraan saja dengan kompasiana, sembari menanti waktu maghrib-Nya. 

Sudah beberapa bulan aku mencoba berlatih untuk rutin merangkai tulisan setiap sorenya. 

Ya, tulisan yang tidak bermutu ini, karena belum bisa menulis yang baik. 

Sekedar mengisi waktu saja, karena aku pengangguran dan gabut. 

Udah pengangguran, gabut pula, hehe. 

Daripada nongkrong atau main yang tidak jelas, mending waktunya aku isi dengan latihan menulis. 

Biar orang lain berkata apa tentang aku, bodoh amat, aku tidak peduli. 

Tak jarang orangtua ku sendiri juga neg melihat aku dirumah melulu.

"mbok dolan mrono, ngumpul karo bocah-bocah" kata orangtua. 

Jawa ku cuma "oh iya pak-mbok". 

Frequencynya beda, bocah-bocah nongkrong main game semua. 

Diem-dieman, teriak kalau kalah atau menang, misuh-misuh kalau kalah, semua nama hewan keluar. 

Aku kadang tertawa sendiri melihat fenomena tersebut. 

Sebenarnya mereka mentalnya sehat tidak yo, tanya batin ku. 

Kadang sambil misuh, hapenya dibanting, giliran rusak mau beli lagi bingung. 

Lucu lagi kalau masih remaja, ngambek minta ke orangtua lagi. 

Ya bagus memang, ngumpul bareng, tapi kalau tidak ada diskusi cuma main game ya akunya malas, karena tidak faham apa yang mereka bicarakan. 

Yang di bahas seputar game, obrolannya mbulet disitu saja. 

Jadi mending aku menikmati kesendirian dengan membaca buku dan latihan menulis. 

Main dengan yang seumuran, yang seumuran ku sudah sibuk menafkahi anak istri, lol. 

Aku senang memang, nongkrong-nongkrong, tapi ya tanpa sibuk dengan hape.

Jadi nongkrongnya berkualitas, full ngobrol, full diskusi.

Rasanya lebih mewah saja ketika nongkrong dipinggir jalan tapi penuh dengan diskusi. 

Daripada tongkrongannya berkelas tapi pas nongkrong pada sibuk dengan hape masing-masing. 

Tapi masih mending, tongkrongannya berkelas. 

Lah disini, ndeso, kampung, tongkrongannya receh, orangnya pada sibuk dengan hape sendiri. 

Jadi sudah tempatnya tidak mewah, obrolannya tidak mewah pula, kan tidak untung dua-duanya. 

Mending nyore, nongkrong sendiri diteras belakang rumah, bermesraan dengan kompasiana, malah waktu ku jadi lebih berkualitas. 

Fenomena kehidupan sosial dikampung itu lucu. 

Faktor pengaruhnya ya SDM yang rendah literasi.

Banyak hal-hal kurang baik yang sudah menjadi kebiasaan dan seolah-olah adalah kebenaran yang mutlak. 

Meludah growekan buang dahak sembarangan dijalanan, mana suara "mak growek" kencang banget. 

Buang sampah asal buang saja dll, giliran ditegur marah-marah. 

Pak lurahnya, pak kadus, pak RT, juga buang sampahnya kesungai, jadi tidak ada figure yang bisa dicontoh. 

Ndeso, ndeso, kampung ku oh kampung ku, alangkah lucunya kehidupan ini, pingin tak di bomb rasane, lol. 

Kadang aku bosan singgah dikampung ku ini, banyak yang gemar rasan-rasanan. 

Tapi mau lari kemana lagi, nikmati saja, enak tidak enak makan saja. 

Allah SWT tetapkan ini kepada ku tentu ynag terbaik dan semua ada saatnya. 

Jadi tenang saja, tidak mungkin kemarau berkepanjangan, pasti datang musim hujan, pun sebaliknya. 

Jadi enjoy saja, harus tetap dinikmati, kesempatan dirumah saja untuk membuat pola kebiasaan yang lebih baik. 

Ya Alloh ya Robbi, terus kuatkan hati ku, genggam hati ku, lembutkan hati ku dan hindarkan aku dari lingkungan dan pergaulan yang toxic. 

Aku lebih bahagia sendiri tapi selalu bersama-Mu ya Alloh ya Robbi. 

Daripada rame-rame tapi banyak lalai akan kehadirat-Mu ya Robbi. 

Pokokmen terima kasih ya Alloh ya Robbi, tak lain atas kuasa-Mu aku mampu berfikir seperti ini.

Aku lumpuh tak bisa apa-apa tanpa Engkau yang mengendalikan ku ya Robbal aalamiin.

Tanpa ijin dan kuasa-Mu tak mungkin aku bisa taat beribadah, bisa puasa, bisa melihat, mendengar, berfikir, semua tak mungkin bisa ku lakukan tanpa ridho-Mu.

Tak mungkin juga aku bisa sampai detik ini, sejauh ini, banyak yang sudah aku lewati, semua atas kuasa-Mu. 

Aku bangga, aku cinta kepada-Mu aku cinta kepada rosul-Mu, aku cinta kepada seluruh bala tentara-Mu, sampaikan salam ku untuk mereka ya Robb. 

Ini sambil mendengarkan RRI pro 1 Semarang, kajian Islam sore. 

Membahas diantara yang langka di akhir jaman adalah uang yang halal dan kawan yang dapat dipercaya. 

Kecenderungan akhir jaman seperti ini manusia hanya memenyingkan uang yang penting banyak, tanpa memperdulikan darimana asalnya. 

Korupsi, judi, jualan narkoba, menipu, bahkan menjual diri tujuannya hanya uang. 

Tidak memperhatikan halal-haram dan subhatnya dari harta benda yang didapat. 

Yang kelirunya fatal lagi yang berargumentasi "cari yang haram saja sudah kok cari yang halal", yang demikian itu ciri-ciri hatinya berpenyakit. 

Kumandang adzan maghrib, rehat dulu buka puasa, kemudian sholat dan tadarus. 

InsyaAlloh lanjut latihan menulis lagi ba'da tadarus. 

Alhamdulillah, buka puasa, sholat dan tadarus sudah ku laksanakan.

Makan tadi lauk tongkol sisa kemarin sama kerupuk, sambel kelapa. 

Es semangka lagi, aku campur dengan pisang, nikmat barokalloh. 

Lanjut sedari pagi, aku bangun jam setengah tiga alhamdulillah. 

Lansung aku beranjak dari kasur, ku kenakan handuk dan ke pawon minum air hangat dua gelas. 

Terus ke kakus mandi, biasa runtut, ku siram bahu kanan dulu tiga kali, baru bahu kiri tiga kali dan terakhir kepala tiga kali. 

Tidak mau asal gebyar-gebyur saja, biar ada fase transisi penyesuaian antara suhu badan dan suhu air. 

Usai mandi, handukan dan berwudhu, ke pawon minum air hangat lagi dua gelas. 

Terus ke teras belakang jemur sempak, lalu ke kamar ganti pakaian. 

Ke belakang lagi jemur handuk, baru masuk kamar lagi sholat sunah. 

Alhamdulillah ini ketemu waktu isya', sholat dulu, lanjutkan ba'da sholat. 

Sepaket sholat isya sudah ku tunaikan, barokalloh. 

Lanjut lagi sepertiga malam, sholat sunah tahajud dan sholat sunah taubat. 

Dzikir iztighfar dan sholawat sejenak, hadiah buat orangtua dan sanak keluarga. 

Jam setengah empat beranjak ke pawon, makan sahur sampai dengan usai. 

Ku cuci piring dan gelas kotor, pun beberapa yang numpuk aku cuci semua. 

Usai mencuci, aku ke kakus pipis, gosok gigi dan berwudhu. 

Tak lama kumandang adzan subuh. 

Ke kamar, sejenak menunggu adzan sampai dengan usai, kemudian sholat qobliyah. 

Usai sholat qobliyah, aku buka kompasiana edit artikel kemarin sejenak dan membalas komentar mbak Lily. 

Sembari mendengarkan puji-pujian yang indah walau suaranya sangat cempreng. 

Tak lama kumandang iqomah dan bergegas aku jalan ke mushola. 

Sholat berjamaah, dzikir dan do'a bersama imam, terus beranjak pulang. 

Sekitar jam setengah lima aku keluar mushola. 

Ku rapihkan sandal jamaah dan beranjak pulang. 

Sampai rumah, masuk, salam dan membaca mantra. 

Biasa langsung ke kakus, kubletakkan sajadah dan kupluk di bangku teras belakang dan ke kakus pup sejenak. 

Terus berwudhu dan ke kamar tadarus tiga surah andalan ku. 

Nonton TVRI Serambi Islami ternyata tayangan ulang, jadi tidak aku hiraukan. 

Aku baca buku sejenak, sambil menahan kantuk. 

Beberapa lembar tok sampai dengan jam enam lebih beberapa menit dan aku tinggal tidur. 

Pagi tadi tidak kuat melek, bangun jam sembilan lebih, masih terasa lesu. 

Bangun langsung ambil air wudhu, terus sholat dzuha dan nyicil qodho sholat wajib lima waktu yang dulu aku tinggalkan. 

Jam sepuluh lebih seper empat aku ambil buku dan membaca lagi sembari menunggu waktu dzuhur-Nya. 

Alhamdulillah sampai dengan waktu dzuhur, segera sholat dzuhur sepaket terus nonton Klik Indonesia Siang. 

Berita isinya Prabowo-Gibran melulu, sampai bosen lihatnya.

Ku tinggal mengunggah video ke YouTube terus tidur siang, alhamdulillah pulas sampai dengan ashar.

Ini ku tinggal unggah video lagi sejenak ah. 

Sudah ku unggah tinggal menunggu selesai, terus edit. 

Latihan menulis malam ini aku akhiri, aku mau tidur lebih awal lagi. 

Nanti subuhnya jam empat kurang lagi, jadi musti bangun jam setengah tiga atau jam dua, jadi waktunya longgar. 

Mohon maaf lahir dan batin atas tulisan yang tidak bermutu ini. 

InsyaAlloh latihan menulis lagi besok. 

Salam dari pelosok Desa untuk Indonesia Jaya. 

Indonesia cerdas, Indonesia emas. 

Indonesia sehat, Indonesia hebat, Indonesia kuat. 

Terus melaju, melesat untuk Indonesia maju. 

Matur sembah nuwun. 

Nitip sehat, semangArt dan jangan lupa bahagia. 

Ingat pemilu yang penuh suka-cita ini, jangan dihiasi dengan kebencian. 

Sudah pukul 20:00 WIB, rehat, rebahan sampai tidur. 

Tak lupa maafkan semua orang sebelum tidur. 

Jika besok tidak bangun untuk selamanya, semua sudah dimaafkan. 

Alhamdulillah. 

Barokalloh. 

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun