Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengekspresikan Emosi dengan Menggambar (Pola Garis Lingkar)

7 September 2023   21:32 Diperbarui: 8 September 2023   09:48 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ku pas bosan/dokpri

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Shalom, om swastyastu, namo buddhaya, wei de dong tian.

Salam sejahtera bagi kita semua, salam kebajikan.

Rahayu rahayu rahayu.

Bismillahirrohmaanirrohiim. 

Selamat sore Semesta Raya. 

Sore ini Kamis 07 September 2023 pukul 16:37 WIB. 

Aku mulai membuka kompasiana. 

Sudah seperti pacaran saja. 

Setiap hari aku mengencani. 

Barusan usai menunaikan sholat ashar.

Alhamdulillah, sepaket dengan sholat qobliyahnya.

Tidur siang lumayan pulas lah. 

Dibangunkan oleh Simbok jam empat kurang dua menit. 

Tadi mulai tidur jam satu. 

Tak langsung tidur, entah jam berapa terlelapnya. 

Subhanalloh, bisa menikmati tidur siang itu sebuah anugerah karunia-Nya... 

Ku nikmati selagi aku bisa... 

Tak ku sia-siakan waktu nganggur ku... 

Tak ku sia-siakan waktu muda ku... 

Tak ku sia-siakan waktu sehat ku... 

Ku kerjakan yang berbeda... 

Habits yang menumbuhkan diri lebih baik kedepannya... 

Waktu-waktu yang sangat berharga... 

Menjadi nahkoda...

Untuk diri sendiri... 

Sebelum datang datang diri yang lain... 

Bersama dalam satu kapal... 

Berlabuh mengarungi luasnya samudera kehidupan...

Mempersiapkan fisik dan mental... 

Memperbaiki diri dari sikap dan perilaku... 

Harap ku... 

Agar kelak menjadi contoh dan patut ditiru... 

Oleh istri dan anak-cucu ku...

Pun keluarga ku... 

Hati, pikiran dan perilaku yang selaras... 

Lurus saja dengan Al-Qur'an sebagai manual book kehidupan... 

Pun Al-Hadist, keduanya menjadi pedoman... 

Walau dosa ku yang teramat besar dan rasa ku yang belum pantas... 

Terserah Alloh SWT saja... 

Kini yang ku buru tak lain hanya ridho-Nya... 

Tuhan pencipta seluruh alam yang berkuasa... 

Aku percaya Alloh SWT akan memperbaiki hidup ku... 

Kala aku memperbaiki diri ku...

Aku yang sudah bosan dengan jalan yang berliku... 

Kehidupan ku masa lalu... 

Kini waktu ini yang ku punya... 

Berusaha ku gunakan dengan sebaik yang ku bisa... 

Nanti, esok, lusa milik Alloh SWT, Tuhan yang maha Esa... 

Ku serahkan diri ini untuk-Nya... 

Menulis ini bagian dari penggunaan waktu walau tahap latihan... 

Wujud rasa syukur ku atas karunia-Nya... 

Ku titipkan salam saja setiap setiap usai sholat satu waktu... 

Salam ku untuk sampai dengan satu waktu berikutnya... 

Waktu ashar tadi ku titip salam ku untuk waktu maghrib-Nya...

Salam untuk segala yang terlibat didalam ketetapan-Nya atas diri ku... 

Tak usah terlalu jauh ke waktu isya'... 

Karena aku tiada tahu kapan aku wafat... 

Umur sampai maghrib nanti saja saya sudah sangat bersyukur... 

Harus ku gunakan sebaik mungkin pendeknya waktu sampai kelak aku gugur.. 

Mempersiapkan diri dan harus siap... 

Kapanpun dan dimanapun kala dijemput untuk menghadap... 

InsyaAlloh aku sangat siap... 

Menemui tamu yang setiap waktu datang tanpa aku sadar... 

Tamu yang bakal menjemput ruh ku... 

Kumandang adzan maghrib, alhamdulillah, waktu ku rehat. 

Berbuka puasa, sholat dan tadarus. 

Aku bangga masih dipertemukan waktu maghrib-Nya.

Nitip salam lagi ya Alloh ya Robbi untuk waktu isya'-Mu. Barokalloh. 

Lanjut latihan menulis lagi insyaAlloh nanti ba'da tadarus.

Aktifitas sedari pagi bangun tidur.

Alhamdulillah sholat maghrib dan tadarus sudah ku tunaikan. 

Buka puasa tadi lauk ikan lele, pecel/lotek sayur, sama kerupuk. 

Maghrib ini menu buka puasanya cukup istimewa. 

Alhamdulillah, karena tadi kedatangan tamu dari kampung halaman. 

Tujuh orang dewasa dan tiga anak kecil. 

InsyaAlloh minggu juga bakal datang lagi rombongan dari kampung halaman lagi. 

Ini sambil nonton TVRI Klik Indonesia Petang.

Pas berita Mojokerto, kebakaran hutan gunung arjuni, gunung welirang, hutan raden soerjo, dll. 

Kebakaran semakin meluas, akses pendakian ditutup. 

Masya'alloh, subhanalloh, tabarokalloh. 

Kuasa-Mu begitu dahsyat, Engkau menunjukkan kebesaran-Mu. 

Alhamdulillah, adzan isya' telah berkumandang, sholat dulu. 

Sambil nyemil keripik ubi sambil flashback ke waktu pagi.

Pagi tadi aku bangun sekitar jam setengah tiga kurang beberapa menit. 

Biasa langsung merebus air dan menyeduh kopi. 

Pun minum air bening hangat satu gelas. 

Terus mandi, wudhu, ganti baju dan sholat sunah tahajud dan taubah. 

Dzikir sejenak, sambil menikmati kantuk ku sampai dengan jam empat kurang dua belas menitan. 

Kemudian, aku makan sahur, alhamdulillah lauk kemarin tahu dan tempe. 

Terus minum kopi dan air mineral tiga gelas. 

Cuci piring dan gelas kotor lalu ke kamar mandi. 

Pup sejenak, berwudhu dan sholat qobliyah subuh. 

Jalan ke masjid, sampai, biasa merapihkan sandal, sholat tahyatal masjid dan kemudian jamaah subuh. 

Alhamdulillah, cukup banyak jamaah pagi tadi. 

Sholat usai, dzikir bersama imam sejenak dan bergegas pulang. 

Jalan sambil menikmati cerahnya pagi. 

Bulan dan bintang-bintang tampak sangat terang. 

Langit timur mulai merona. 

Ku terus jalan sembari ku hirup segarnya udara pagi. 

Sampai dipelataran ku matikan lampu. 

Masuk rumah dan ku ambil mushaf. 

Tadarus sejenak diruang samping. 

Biasa ku baca tiga surah andalan. 

Terus rekam video pagi untuk unggah YouTube. 

Pas rekam beberapa kali malah hape mati. 

Aku cas dan ku tinggal nonton TVRI Serambi Islami. 

Sekmen akhir, kesimpulan dan do'a. 

Kamis pokok pembahasannya terkait tasawuf. 

Pengisinya Syekh Muhammad Fathurahman, M.Ag. 

Tema pagi tadi "tarikah mu'tabarah". 

Jalan bertasawuf itu harus berguru, mursyid dengan sanad yang valid dan kredibel. 

Legal standingnya harus teruji. 

Guru atau mursyid itulah tarikah kita menuju kedekatan kepada illahi. 

Bertasawuf itu bukan barangnya orang tua atau sepuh. 

Alangkah baiknya jika anak muda milenial sudah mampu bertasawuf. 

Terlebih diakhir jaman yang carut-marut ini.

Dimana perkara subhat tak lagi dikoreksi. 

Begitu sekiranya pemaparan dari kesimpulan Serambi Islami pagi tadi. 

Kemudian aku rekam video lagi. 

Baru rekam setengah jalan, hape mati lagi. 

Ku ulang lagi, hape mati lagi. 

Akhirnya ku pinjam hape adik ku. 

Merekam pagi di komplek yang membosankan. 

Unggah video sekedar untuk menstabilkan algorithmanya saja. 

Jadi setiap hari ada yang aku upload. 

Walau kontennya short video yang tidak bermutu. 

Setengah tujuh aku nonton tipi lagi sambil unggah video ke YouTube. 

TVRI Klik Indonesia Pagi berita ASEAN, pun berita korupsi. 

Sarapan pagi menunya berita pelaku korupsi. 

Sama bakar-bakaran gunung. 

Mbok bakar pelaku korupsinya saja. 

Pun berita mancanegara, Russia VS Ukraina. 

Topan dan Banjir bandang di China.

Usai mengunggah short video ke YouTube. 

Kemudian, aku mulai membuka buku. 

Mulai ku baca, sekitar satu jam lebih beberapa menit. 

Selesai sekitar jam setengah sembilan. 

Kemudian, aku menggambar sejanak. 

Sama seperti kemarin. 

Gambar pola garis lingkaran.

Sama coretan bunga-bungaan. 

Asal saja ku gambar. 

Pun masih dimedia kertas lampiran undangan. 

Seni rupa yang tak berupa. 

Tumbuhan pun bunga, mereka tumbuh mengejar sumber cahaya. 

Kenapa manusia masih saja tumbuh mengejar dunia? 

Setitik cahaya Illahi di hati itu jauh lebih berharga dari emas yang besarnya sebesar bumi. 

Bahkan sealam jagad raya ini tak ada harganya dibanding satu kalimah sahadah.

Sebaliknya, jika sekedar mengejar dunia itu malah menjadikan diri hina dihadapan-Nya. 

Balik kertasnya/Dokpri
Balik kertasnya/Dokpri

Tapi tidak apa-apa ding kejar dunia sebanyak-banyaknya.

Namun diimbangi dengan sedekah sebanyak-banyaknya pula.

Jangan banyak terima saja. 

Tapi juga harus banyak ngasih.

Ketika kaya jangan lupa akan kodratnya sebagai seorang hamba.

Tunaikan seluruh kewajibannya. 

Jangan terlena dengan gerlapnya dunia. 

Memang indah gemerlap lampu kota. 

Tapi silaunya menghalangi cahaya bulan dan bintang-bintang diangkasa. 

Kertas lampirkan rundown acara pentas TEATER GETAR UIN Salatiga. 

Ku corat-coret saja, undangan yang sudah tiada guna. 

Tadi menggambar setengah jadi malah tamu dari kampung halaman tiba. 

Ku dengar suara salam dipintu gerbang. 

Bergegas ku lihat kedepan. 

Ternyata orang kampung halaman. 

Ada lik Midin, lik sikus, Nur dan mamaknya pun dua bocil anaknya. 

suwo Mardi beserta istrinya yakni suwo Tumi'ah mereka yang biasa mampir gubuk ku. 

Karena ladangnya dekat dengan gubuk ku, jadi kalau rehat dari aktifitas diladang mampir ke gubuk ku. 

Tadi beliau beserta cucu dari anak pertamanya.

Usai ku sambut mereka dan ku persilahkan masuk. 

Simbok dan adik perempuan ku menjamu mereka. 

Dan aku ke pelataran, gambar pun aku teruskan. 

Sembari main dengan bocil-bocil yang berkeliaran. 

Bocil-bocil anak-cucu mereka/dokpri
Bocil-bocil anak-cucu mereka/dokpri

Sambil aku menggambar sampai dengan selesai. 

Ku foto beberapa beserta gambar yang kemarin.

Gambar ku hari ini dan kemarin/dokpri
Gambar ku hari ini dan kemarin/dokpri

Kekayaan dan keindahan imajinasi dan pikiran. 

Perlu diseleraskan dengan peranan yang memadai dan stabil.

Menerjemahkan logika kedalam bentuk seni rupa. 

Walau abstrak yang amburadul dan alat seadanya. 

Pun warna hitam putih saja. 

Ini bagian dari identitas ku walau sederhana. 

Bangga dengan kehidupan ku yang berputar-putar. 

Terus melebar, membuat lingkaran besar. 

Pindah disebelahnya dan membuat putaran lagi. 

Dan seterusnya sampai membentuk pola garis yang berjajar melingkar. 

Tidak keluar dari track yang yang runcing tajam dan terus mekar.

Menunggu beberapa jam tamu pamitan. 

Aku bermain dengan bocil-bocil dipelataran. 

Sekitar satu jam lebih kemudian mereka berpamitan. 

Usai jenguk dedek Shaka dikamar mereka kemudian makan. 

SMP alias Sesudah Makan Pulang. 

Mereka pamitan, mau sekalian ke Semarang. 

Ke tempat anak keduanya suwo Mardi. 

Aku turut berterima kasih atas kedatangannya. 

Pun mohon maaf dengan jamuan kami yang ala kadarnya. 

Aku turut ke teras depan sampai mereka mulai jalan dan ku lampaikan tangan. 

Kemudian segera ku rapihkan toples-toples jajanan. 

Pun piring dan gelas kotor. 

Aku dan Simbok mbereskan makanan. 

Sekitar jam sepuluh, sholat dzuha ku laksanakan. 

Pun nyicil qodho sholat lima waktu yang dulu aku tinggalkan. 

Usai sholat aku nonton TVRI jam sebelas lebih. 

Acara perempuan, hostnya mbak Shahnas Haque dan dua co host. 

Bintang tamu pertama Vina Anggi Sitorus, Putri Tenun Songket Indonesia 2022. 

Bintang tamu kedua Agustina Hermanto tau lebih terkenal Tina Toon, anggota DPRD DKI Jakarta. 

Keren kisah mereka. 

Dua perempuan yang hebat, struggles. 

Dibuly sedari kecil tapi menampiknya dengan pencapaian yang besar. 

"perempuan harus memiliki tujuan agar setiap pagi tak bingung karena memiliki to do list yang jelas" begitu ungkap Vina. 

"terus maju, semangat berjuang menggapai cita-cita tapi jangan meninggalkan kodratnya sebagai perempuan" pungkas Tina Toon. 

Tak lama adzan dzuhur berkumandang.

Ku matikan tipi dan bergegas sholat dzuhur. 

Kemudian nonton TVRI Klik Indonesia Siang dan rebahan. 

Meluruskan boyok sambil lihat berita KTT ASEAN. 

Tidur siang cukup pulas. 

Tapi berhubung ini sudah mulai ngantuk jadi waktunya ku akhiri. 

Sudah pukul 21:20 WIB, insyaAlloh besok lanjut latihan menulis lagi. 

Ini sambil nonton berita TVRI mancanegara. 

Berita Colombia mengrebek gudang pabrik kokain ditengah hutan. 

Sudah ah, sudah ngantuk. 

Mohon maaf lahir dan batin atas tulisan yang tidak bermutu ini. 

Salam dari kota oleh ku manusia blo'on yang berkunjung dari pelosok desa. 

Terus melaju untuk Indonesia maju. 

Indonesia sehat. 

Indonesia hebat. 

Indonesia kuat. 

Indonesia cerdas. 

Indonesia emas.

Matur sembah nuwun. 

Nitip sehat, semangat dan jangan lupa bahagia. 

Alhamdulillah. 

Barokalloh. 

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun