Rindu gubuk bambu, loteng, pun para petani.Â
Ku tuangkan gejolak rindu dalam bingkai puisi romansa cinta kampung tercinta.Â
Adik-adik ku pergi kesemarang bersama dedek Shaka untuk imunisasi.Â
Sampai dengan jam sebelas siang mereka belum kembali.Â
Aku masih duduk dipelataran.Â
Tak lama kumandang adzan dzuhur.Â
Sekitar jam sebelas lebih empat puluh menitan.Â
Aku masih duduk menunggu usai kumandang adzan.Â
Kemudian, masuk cuci kaki dan bergegas sholat dzuhur ku tunaikan.Â
Tidak berwudhu karena sedari dzuha belum ada yang membatalkan.Â
Usai sholat dzuhur aku rebahan.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!