Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menulis, Membaca, Menghadirkan Diri Menjadi Lakon Utama

5 September 2023   20:57 Diperbarui: 6 September 2023   06:05 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan yang embosankan

Rindu gubuk bambu, loteng, pun para petani. 

Ku tuangkan gejolak rindu dalam bingkai puisi romansa cinta kampung tercinta. 

Adik-adik ku pergi kesemarang bersama dedek Shaka untuk imunisasi. 

Sampai dengan jam sebelas siang mereka belum kembali. 

Aku masih duduk dipelataran. 

Tak lama kumandang adzan dzuhur. 

Sekitar jam sebelas lebih empat puluh menitan. 

Aku masih duduk menunggu usai kumandang adzan. 

Kemudian, masuk cuci kaki dan bergegas sholat dzuhur ku tunaikan. 

Tidak berwudhu karena sedari dzuha belum ada yang membatalkan. 

Usai sholat dzuhur aku rebahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun