Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Rehat Seharian Nyuci Gombalan

24 Agustus 2023   20:33 Diperbarui: 24 Agustus 2023   20:48 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Shalom, om swastyastu, namo buddhaya, wei de dong tian.

Salam sejahtera bagi kita semua, salam kebajikan.

Rahayu rahayu rahayu.

Selamat sore, semangat 45, merdeka!!! 

HUT TVRI ke 61 Terus berkarya untuk Indonesia.

Sore ini Kamis 24 Agustus 2023 pukul 16:57 WIB baru saja aku buka Kompasiana. 

Dari makam, biasa aktifitas kamis sore, daripada bengong dirumah kan.

Bangun dari tidur siang ku, kumandang adzan ashar, ke kakus pipis dan berwudhu, kemudian sholat. 

Usai sholat ambil sandal dan ember hitam ukuran biasa, aku penuhi air dan langsung menuju makam. 

Aku lewat belakang rumah, ketemu beberapa simbok-simbok dibelakang lagi bercengkrama. 

Aku permisi lewat, sambil basa-basi bercanda. 

"buat nyiram kuburannya simbah biar sejuk" kata mereka. 

"hehehe, iyo bener, ben ning njero adem ora sempromong" kata ku sambil jalan. 

Sampai kuburan lihat jalannya sudah dicor, baru beberapa hari.

Minggu kemarin belum dicor soalnya, jalannya jadi kelihatan lebar. 

Langsung menuju makamnya simbah ku, aku taruh ember air dan aku kerumah kerenda ambil jengkok dan mushaf Yasin. 

Kemudian aku siram rumputnya dan cari air lagi.

Pas menuju kran air di ujung makam aku lihat paklik Khodirin di makam Simbah biyung Sutimah, tumbenan.

Kran air ternyata masih saja tidak ngalir, keluar cuma angin, kemudian aku minta air ke pekerja yang lagi ngecor jalan. 

"njaluk banyune" kata ku sambil mendekat. 

"iyo njukuk njukuk" jawab beberapa pekerja. 

"oke" jawab ku. 

"apan gawe opo?" tanya beberapa pekerja. 

"gawe gabyuri suket kae, ben sing ning jero mbarang adem" jawab ku sambil mengisi di ember.

"hahaha, ho'o wis bener ngono" jawab para pekerja sambil ngakak. 

Aku ambil satu ember dan aku siram kan lagi, tapi belum juga basah, air langsung meresap.

Saking keringnya tanah, jadi kena air langsung ilang, pingin ambil air lagi tapi malas wira-wirinya. 

Kemudian, ku mulai baca Yasin dan tahlil, sampai dengan selesai. 

Aku sapu makam simbah dan beberapa sekelilingnya sampai bersih.

Kemudian aku jalan pulang, ember tak lupa aku bawa. 

Sampai rumah, aku lewat pawon dan langsung merebus daun tleresede alias gamal alias kleresede. 

Ku rebus dengan api kecil dan ku tinggal kekamar langsung buka kompasiana. 

Rebusan tidak aku lihat, paling kompor sudah dimatikan oleh biyung Misinah, atau Bapak yang baru saja pulang. 

Pagi tadi aku bangun jam tiga lebih, alhamdulillah, bangun lihat hape ternyata hape mati. 

Aku nyalakan dan menunggu sejenak, lihat jam sekitar jam tiga lebih seper empat.

Bergegas bangun, ambil handuk dan langsung madi, hidro therapy. 

Usai mandi, wudhu, minum air hangat satu gelas besar, sekalian menyeduh kopi. 

Biasa kopi aku basahi dengan air panas, dan aku tinggal kekamar. 

Dengan membawa satu gelas besar air hangat yang ku campur dengan rebusan daun teresede. 

Ku letakkan disebelah sajadah dan kemudian aku ganti pakaian. 

Sedikit minyak wangi aku oleskan ditangan dan melaksanakan sholat taubat dan tahajud. 

Wirid dzikir iztighfar sejenak, sampai dengan jam empat lebih sedikit. 

Minum aku habiskan dan aku beranjak ke dapur untuk menunaikan makan sahur. 

Piring dan nasi aku ambil tiga centong dan aku letakkan dimeja. 

Kopi yang sudah aku basahi tadi, kini aku tambahkan air panas. 

Gelas besar pun aku isi lagi dengan setengah air panas dan air rebusan daun teresede.

Aku minum lagi, dan air rebusan daun teresede aku tuangkan habis digelas. 

Kemudian mulai makan sahur, lauk sayur gori alias nangka muda dan ikan asin. 

Usai makan, alhamdulillah ada kupat lepet berkat kemisan, biyung yang bawa. 

Aku makan lepetnya empat biji, sambil minum kopi.

Habis kopi, aku minum air rebusan daun teresedenya sampai habis dan kemudian langsung aku cuci piring dan gelas kotor. 

Kemudian, lanjut nanti ba'da tadarus, hehe, alhamdulillah sudah kumandang adzan maghrib, rehat dulu. 

Alhamdulillah sekalian sholat isya' dan baru selesai. 

Tadi buka puasa dengan sayur nangka muda, ikan asin, kerupuk, minum air rebusan daun teresede, makan pisang sale.

Nikmat tenan, tadi minum ultraflu jug, sedari pulang ambil STNK itu kok jadi terserang flue. 

Kemarin-kemarin terasa tidak enak ditenggorokan dan bersin-bersin, ini dari kemarin malam mulai keluar ingus. 

Alhamdulillah masih bisa merasakan flue, flue ini rahmat dari Alloh SWT. 

Kembali ke pagi tadi, usai cuci piring dan gelas kemudian ke kakus pipis dan gosok gigi pun berwudhu. 

Kemudian sholat qobliyah subuh, uasi qobliyahan pas kumandang iqomah dan langsung pergi ke mushola. 

Jamaah subuh sekalian ikut wirid imam sampai dengan selesai. 

Beranjak aku keluar mushola, menengok jam dinding disebelah pintu menunjukkan pukul 05:06 WIB. 

Keluar pintu langsung merapihkan sandal jamaah dan ambil sandal sendiri dan langsung jalan pulang. 

Sampai rumah biasa, taruh kupluk dan sajadah dibangku teras belakang kemudian langsung masuk kakus. 

Pipis sejenak dan berwudhu, kemudian ambil sajadah dan kupluk sambil jalan menuju kamar. 

Ngumpulin pakaian kotor dan ku rendam, pun sekalian sajadah dan kupluk, juga handuk turut aku rendam. 

Kemudian aku tinggal tadarus sejenak tiga surah andalan ku. 

Usai tadarus, nonton TVRI Serambi Islami sudah sekmen terakhir dan do'a, turut mengamini. 

Kemudian, aku check rendaman pakaian, aku kucek-kucek sejenak. 

Terus aku tinggal ke loteng untuk mendokumentasi matahari terbit. 

Sampai dengan hampir jam tujuh, nonton TVRI Klik Indonesia Pagi sudah akhir sekmen juga. 

Masuk tayangan berikutnya yakni Jendela Negeri nonton sekmen awal. 

Tayangannya mayoritas HUT TVRI ke 61, terus berkarya untuk Indonesia, TVRI Jaya selalu untuk Indonesia maju. 

TVRI terus menjadi televisi pemersatu bangsa. 

Aku lanjutkan mencuci pakaian sampai dengan selesai. 

Naik loteng lagi menjemur pakaian dan biyung juga menjemur keripik gadung.

Tak lama langsung turun ambil hape dan naik loteng lagi untuk motret keripik gadung. 

 

Keripik gadung
Keripik gadung
Yang warna cokelat yang sudah dikukus, yang di ujung yang habis dicuci saja, belum dikukus. 

Proses pembuatannya sangat panjang keripik yang berbahan baku umbi gadung ini. 

Pertama usai gadung dikupas siap kan abu kayu bakar dari pawon. 

Diiris tipis-tipis sembari dilumuri abu semua terus dijemur beserta abunya sampai kering. 

Kemudian direndam dicuci dari abu sampai bersih. 

Tiriskan dan dijemur lagi sampai setengah kering. 

Kemudian dikukus/steam sampai masak. 

Lanjut dijemur lagi sampai benar-benar kering total. 

Keripik gadung
Keripik gadung

Proses panjang untuk menghilangkan kandungan racun digetah umbi gadung. 

Kalau sudah jadi keripik gurih banget, suka aku dengan keripik gadung ini. 

Turun lagi dari loteng, mengisi waktu sejenak membaca buku sekitar satu jam, kemudian sholat dzuha dan qodho. 

Usai sholat, scrolling hape update informasi terkini sambil menunggu waktu dzuhur-Nya. 

Pagi niat hati mau meresum buku kecil tapi kondisi tidak mendukung.

Hidung mampet, bengel, ingus bening mulai keluar mulu. 

Jadi aku tinggal rehat saja, baca Al-Qur'an sejenak. 

Latihan Qiroati, volume nada sepertiga, kalau pas nada tinggi sambil aku tutup bantal muka ku. 

Biar tidak mengganggu tetangga, karena suara ku yang teramat fals. 

Mbengak-mbengok sampai dengan kumandang adzan dzuhur. 

Sholat sejenak, kemudian lanjut mbengak-mbengok lagi latihan sholawatan. 

Latihan olah vokal nada tinggi sampai lendir sinus keluar semua, pun biar plong tenggorokan. 

Jadi hidung tersumbat karena flue tidak terlalu terasa lagi. 

Sampai sekitar jam setengah dua, baru selesai teriak-teriaknya. 

Pun do'a mau tidur ya aku baca dengan nada Qiroati dan lantang, sampai diketawain oleh mbokde dan biyung. 

Terus tidur siang dah, pulas sampai ashar. Alhamdulillah, nikmatnya karunia Alloh SWT. 

Sekarang susah pukul 20:27 WIB, nonton tipi terus tidur. 

Aku akhiri latihan menulis malam ini. 

Mohon maaf lahir dan batin atas tulisan ku yang tidak bermutu. 

Salam dari pelosok Desa, terus melaju untuk Indonesia maju, Indonesia sehat, Indonesia hebat, Indonesia cerdas, Indonesia emas. 

Matur sembah nuwun. 

Nitip sehat, semangat dan jangan lupa bahagia. 

Alhamdulillah. 

Barokalloh. 

Wassalamualaikum. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun