Api nyala, among geni sekalian genen alias menghangatkan badan didepan tungku api.Â
Api sudah besar dan badan mulai hangat, pun suara air sudah mendesis, sebentar lagi umub alias mendidih.Â
Aku ambil buku di ambenan alias resban alias dipan, aku bawa ke teras samping, aku letakkan dimeja.Â
Kemudian aku ambil sapu, dan menyapu halaman, sampai semua bersih tersapu, aku letakkan kembali sapu pada tempatnya.Â
Aku ambil ember dan mulai menyiram tanaman di sekeliling gubuk.Â
Beberapa minggu ini tidak hujan, semua petani sambat, sawah nampak hijau tapi tanahnya mulai retak-retak.Â
Kekurangan air, sumber air irigasi dari sungai sudah surut, alirannya kecil.Â
Leb alias pengairan sawah bergilir, setiap orang bisa memakan waktu sehari semalam sampai butul alias seluruhnya basah teraliri air.Â
Mungkin ini dampak dari EL NINO, iklim dan cuaca sangat panas, kering, sumber air surut, para petani sambat.Â
Sedang sambil siram-menyiram datang pak Mataris mau besik ke ladangnya.Â
Aku temui beliau ku jabat dan cium tangannya, dulu aku jaman kecil sekolah sore alias MADIN (Madrasah Diniyah) pak Mataris salah satu ustadz ku.Â