"sig ah pak Dul, ayok mudun" kata ku sambil jalan, "iyo monggo-monggo" jawab pak Dul sambil sibuk benahi gubuk.Â
"tak enteni ngisor gawe kopi" basa-basi ku menawarkan untuk bikin kopi, "siap mengko tak susul mrono, ki tak mbeneri ranggon seg" jawab pak Dul.Â
Aku jalan dan mulai kamera hape aku nyalakan dan baru beberapa detik aku rekam video, e la dallah, ujug-ujug hape mati.Â
Ya sudah lah, mau bagaimana lagi, musti dinikmati, latihan sabar menerima keadaan dari hal kecil.Â
Latihan berdamai dengan diri sendiri, ya sambil jalan aku sentuh saja dengan telapak tangan ku, daun-daun padi yang berembun, sembari jalan pelan-pelan.Â
Sampai di gubuk aku letakkan buku di dipan, aku naik ke lantai dua meletakkan tas dan ngecas hape.Â
Ku nyalakan radio, kali ini entah radio apa full lagu lawas dan Ebit GAD tanpa jeda iklan.
Ganti baju dinas ku, kemudian memungut sampah yang aku temui tadi dijalan turunan.
Beberapa sampah snack kemarin pengajian, ada beberapa anak kemarin yang main ke gubuk, meninggalkan sampah.Â
Sampah semua aku pungut, kemudian aku bakar sembari bakar cerek untuk merebus air, persiapan buat menjamu siapapun yang datang ke gubuk.Â