Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mahasiswa KKN Jatuh Hati dengan Gubukku

24 Juli 2023   21:35 Diperbarui: 25 Juli 2023   07:18 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hahahaha, Assalamualaikum semnagat petang, petang ini Senin 24 Juli 2023 pukul 19:35 WIB, baru bisa latihan menulis, alhamdulillah masih bisa buka kompasiana saja sudah senang, gairah untuk terus latihan menulis semakin terpacu untuk menuju baik, pokokmen keluarkan saja apa yang ada didalam otak. Bismillah niat insun latihan menulis yang baik, Hahaha. 

Subuh tadi usai sholat pulang biasa urusan merapihkan sandal, sampai rumah Simbok langsung masuk kakus, pipis sejenak dan langsung tarik buku dan cangklong tas kecil, hape tak luput aku bawa, jalan menuju gubuk, sampai mushola keramat/punden mampir sejenak, rapihkan sandal jamaah yang masih di mushola, kemudian langsung kerumah simbah.

Simbah sedang duduk disinggasananya, aku jabat dan cium tangannya, dan aku duduk dibangku depannya, numpang ngecas hape sejenak, dan kami ngobrol. Tidak menyalakan tipi pagi tadi, karena stop kontaknya kebakar kata mboklik Rubiati yang baru bangun dan baru keluar dari kamarnya.

Aku ngobrol sejenak dengan Simbah terkait sepupu ku yang kemarin kesini bersama istrinya, pengantin baru jadi dikenalkan dengan keluarga. Tak lama aku pamit jalan ke gubuk, hape aku cabut dan bergegas aku jalan keluar rumah. 

Sampai lapangan ketemu istrinya lik Aripin usai buang sampah, kami saling sapa sembari terus aku berjalan. Orang yang bertemu aku selalu fokus melihat dengan apa yang aku bawa. Hahaha.

Buku, yang selalu melekat ditangan ku, mungkin kalau di Jogja jalan membawa buku atau mancing sambil bawa buku menjadi hal yang lumrah, karena buku bukan benda asing disana.

Lah tapi tidak dengan kampung ku, saat kesawah, mancing dan jalan kehutan membawa buku ya menjadi satu hal yang aneh, tak lain karena disini buku bukan benda yang lumrah. Orang ke sawah ya bawanya sebit dan golok bukan buku. Buku tidak bisa untuk memotong kayu walau lebih tajam dari golok. Hahaha. 

Jalan sembari menikmati hijau Tanaman padi yang menenangkan batin, sembari mendengarkan ngaji kuliah subuh yang diisi oleh pak Kyai Munajat atau yang akrab disapa pak Najat, beliau menerangkan terkait harta yang kita gunakan jangan sampai tercampur dengan unsur yang haram, terlebih dalam jual-beli harus primpen alias mendetail dalam pemilahannya. 

Alloh SWT menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba, maksimalkan untuk diri mampu memilah yang pasti kehalalannya, karena tercampurnya unsur yang haram akan mampu mengeraskan menggelapkan hati pemiliknya. 

Sayogyanya dalam hidup memisahkan yang halalan toyiban dan menghindari yang haram, harus setelaten mungkin untuk keberkahan dan menggapai ridho-Nya, sehingga diri terjaga dari penyakit-penyakit batiniah yang menyerang. 

Langkah kaki ku percepat karena kebelet pipis. Sampai gubuk langsung aku aku masuk dan kuletakkan semua yang aku bawa, kemudian aku nyemplung kali dan langsung pipis.

Kemudian wudhu dan masuk gubuk ganti baju dinas ku, menyalakan radio dan ngecas hape, dan mushaf Yasin tadarus Yasin sejenak, surat Waqi'ah dan surat Mulk dan Asma'ul Khusna. 

Alhamdulillah, usai tadarus kemudian aku obong-obong di pawon sembari untuk menghangatkan badan, kemudian aku lanjutkan menyiram tanaman disekitar gubuk. Sekitar jam setengah tujuh semua selesai tersiram dan semuanya indah, hahaha. 

Aku ambil hape, sabit dan buku, jalan lah aku ke sawah balong, kalaunya ada pisang yang tua siap ditebang, ternyata tidak ada. Wal hasil aku duduk digubuk kecil tengah sawah untuk membaca buku. 

Pagi tadi cuaca mendung, bahkan sampai siang mendung gelap tapi tidak kunjung hujan. Aku baca buku sekitar sampai dengan jam delapan kurang seperempat, kemudian aku jalan pulang ke gubuk. 

Di sawah balong aku melihat suwo Bukhaer bersama istrinya suwo Paremi sedang mencabut singkong disawah, pun ada satu petani dari padukuhan Nglurug sedang menyemprot padi.

Aku rekam sejenak tapi hape malah mati, aku segera balik ke gubuk. Jalan sampai gubuk, ngadep api lagi biar hangat. Alhamdulillah kemudian aku bisa melaksanakan ibadah sholat dzuha dan mengkodho sholat lima waktu yang dulu aku tinggalkan.

Usai sholat aku baca buku lagi setengah lembar, kemudian aku bereskan semua dan aku tutup pintu kemudian beranjak pulang kerumah Simbok.

Jalan pulang lewat gili wangan alias tanggul aliran irigasi, ketemu ular begok dan bodoh, hahaha. Aku kejar terus si ular sampai kecapean dan ngumpet di sela rerumputan, aku pun terus berjalan.

Sampai depan rice mill ketemu dengan pemilik dan dua orang pekerjanya yang sedang rehat didepan teras, mas Udin, mas Muhamad Azro'i dan satu lagi bapak-bapak aku belum tahu namanya, hahaha kami saling sapa dan aku terus jalan pulang. Si bapak itu muka menganga melihat aku nenteng buku.

Jalan terus sampai dirumah, langsung aku letakkan tas kecil pun buku dan hape aku cas. Alhamdulillah masih pagi sampai dirumah jam sembilan kurang, rumah sepi, aku yang gabut langsung buka hape buka kompasiana dan latihan menulis sampai dengan siang. 

Dzuhur aku sholat kemudian menyalakan tipi nonton TVRI Klik Indonesia Siang sembari menyelesaikan latihan menulisnya, diambut dengan berita kapal Teman Baik tenggelam. Innalillahi wa inna illaihi roji'un. Dan berita-berita lain. 

Tak sampai dengan berita selesai, tulisan yang tidak bermutu sudah terlebih dahulu selesai dan alhamdulillah bisa aku tayangkan. 

Masih sambil nonton tipi sembari tiduran baru mau tidur beneran malah si Muslih salah satu pemuda kampung ku datang ngajak ke gubuk. "baru saja aku pulang, dari sana leh" jawab ku, "ayo ah rono, kae bocah-bocah ngajak bakaran ayam, karo cah KKN mbarang" ngeyelnya si Muslih ngajak ke gubuk lagi, "yo wis ayok mangkat" jawab ku sembari ganti baju dan langsung jalan.

Samapi rumah si Muslih dia minta pasangkan sticker streaping motor. "tapi nanti seusai pulang dari gubuk, aku bawa undangan pemuda dulu, sekalian bagian ke beberapa pemuda" kata Muslih, "iyo" jawab ku. 

Sembari jalan kami sembari berbincang terkait KKN dan inisiasi acara agustusan yang malam ini sedang dimusyawarahkan tapi aku tidak ikut kumpulan, hahaha. Tadi sudah pada ngumpul di gubuk bersama leader-leadernya juga, sudah aku dogma semua pemuda dengan virus yang produktif. 

Kami sampai digubuk, si Muslih langsung ke teras samping, aku masuk dan ganti baju, nyalain radio dan ngecas hape, kemudian turun ke teras duduk sembari baca buku lumayan dapat beberapa lembar yang aku corat-coret. Si Muslih sambil ngegame. 

Tak lama datang ketua pemuda, bersama sepupu ku bawa seplastik ayam beku lengkap dengan bumbunya, kami jabat tangan, duduk dan ngobrol terkait program yang akan diusung, yang sedang dimusyawarahkan malam ini. Buku mulai sambil aku tutup. Sepupu ku aku suruh merendam ayamnya disungai biar tidak beku, seplastiknya lempar ke sungai.

Gobrol sekitar seperempat jam datang lagi segerombolan pemuda bersama dua mahasiswa KKN yang telah berhari-hari gabut kesepian dikampung. KKN merasa tidak kesepian baru kemarin ketemu pemuda dan bisa srawung seru-seruan. 

Mahasiswa KKN dari kampus di Tegal, ada sepuluh mahasiswa yang diterjunkan ke kampung ku, yang laki-laki empat orang dan satunya karena sudah berkeluarga jadi laju datang setiap acara penting saja. Sembilan mahasiswa KKN tinggal dirumah pak lurah. 

Mahasiswa KKN yang perempuan enam anak tugas harian membatu mengajar di SD dan MI, nah tiga yang laki-laki gabut tidak ada tugas, jadi mencari gerombolan pemuda sembari diskusi. Ndilalah ketemunya pemuda dukuh kami.

Kemarin si Muslih ngajak mas-mas KKN jalan-jalan ke curug laias air terjun semawur. Yang satu kecapean dan kedinginan jadi demam dan pulang kampung sejenak. Sisa dia mas-mas KKN tadi diajak ke gubuk untuk turut ikut diskusi terkait acara pemuda untuk menyongsong agustusan.

Inisiatif pemuda acara agustusan kali ini dibalut dengan ranah religi, Yasin da tahlil bersama untuk dihadiahkan kepada pahlawan, kemudian ceramah diisi oleh Kyai kampung, dan seni rebana dari pemuda kampung untuk malam 17an, siangnya lomba untuk anak-anak. 

Tapi tunggu nanti ketuk palunya, ini masih pada musyawarah. Hahaha, digubuk kami sampai sore. Aku sholat ashar di gubuk, usai sholat masih ngobrol lagi, sembari menunggu pemuda lain yang masih memetik kelapa muda. Rame tadi ada sebelas pemuda nongkrong digubuk. Tiga/empat hari ini gubuk ku selalu rame. Hahaha. 

Tak lama kami pulang bersama, yang pakai motor jalan duluan, yang jalan kaki aku, Muslih dan satu mas KKN karena masih pingin ngobrol jadi sengaja minta jalan kaki, kawan KKN nya yang mengendarai motor disuruhnya untuk  menunggu di lapangan voli. 

Ngobrol banyak terkait desa, kebetulan ada biyung Misinah bareng juga, jadi sembari jalan sembari ngobrol bersama. Sampai dilapangan kami berpisah, mas-mas KKN pulang ke rumah pak lurah, dan aku pulang ke rumah. Perpisahan mereka masih sambil ijin minta main besok kerumah ku. Hahaha. Sudah mulai betah dengan kampung ku mas-mas KKN itu.

Semoga besok semua mahasiswa yang sedang KKN dikampung ku bisa kumpulan diskusi bersama pemuda. Harapan ku bisa menemukan titik temu antara masyarakat dan pemerintah desa. Sehingga mampu sinergi menggapai Indonesia maju, Indonesia cerdas, Indonesia emas. 

Pulang sampai rumah Muslih, motor sudah didepan rumahnya, sticker aku pasang kanan-kiri, selesai pas maghrib, alhamdulillah aku langsung pulang dan ngecas hape, meletakkan buku dan berbuka puasa.

Bapak menawarkan lauk kepala kakap asap dan aku makan, terlebih dahulu aku minum air hangat, makan pun lauk tahu bacem, aku tutup dengan makan sayur bening caisim, alhamdulillah, kemudian cuci piring dan gosok gigi, wudhu dan sholat maghrib, tadarus sejenak, sholat isya' terus buka kompasiana latihan menulis. Alhamdulillah. 

Mungkin sampai disini, kalau pemuda masih pada musyawarah tak nyusul. Hihihi. Aku akhiri latihan menulis petang ini, dengan tulisan yang tidak bermutu ini. Hahaha pukul 21:31 WIB, matur sembah nuwun. Salam dari pelosok Desa untuk Indonesia maju, Indonesia cerdas, Indonesia emas. Nitip sehat, semangat dan jangan lupa bahagia. Barokalloh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun