Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Begadang Semalaman dan Tidur Seharian

19 Juli 2023   20:04 Diperbarui: 19 Juli 2023   20:12 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hahahaha, sore ganks, semangat semnagat semangat, sore ini Rabu 19 Juli 2023 pukul 16:05 WIB mulai aku buka kompasiana, tak lain untuk latihan menulis. Latihan latihan latihan sampai jadi ahli pokokmen, ahli dalam karya tulisan yang tidak bermutu, hahaha, tidak terlalu ku pedulikan mutu atau tidaknya, yang penting aku berusaha untuk konsisten terus berlatih, membiasakan untuk disiplin menulis. Aku tidak akan membatasi diri ku untuk terus maju dan berkembang, satu kesempatan yang di berikan Alloh SWT yang tidak boleh aku sia-siakan, tak lain atas kuasa-Nya sampai dengan detik ini jempol masih bisa terus mengetuk huruf demi huruf. Tak tahu kapan jempol ini terhenti, mungkin kematian ku sudah sangat dekat, maka tak akan aku sia-siakan sisa waktu hidup ku ini, tulisan ini tak lain adalah bentuk representasi rasa syukur ku kepada Alloh SWT , harap ku tak lain ridho-Nya dari segala urusan agama, segala urusan dunia, dan segala urusan akhirat, aku ada dalam kendali-Nya, kapanpun Alloh SWT berkendak mencabut nyawa ku, sewaktu-waktu aku akan meninggal dimanapun dalam keadaan bagaimanapun. Semoga iman, islam, ihsan dan taqwa senantiasa membalut erat hati ini sampai ruh berpisah dengan raga.

Semalam turut ikut merayakan tahun baru hijriyah 1445, alhamdulillah, 55 tahun lagi perhitungan hijriyah tepat 1500 tahun, akankah usia ku sampai pada tahun itu, dimana hari ini saja sudah sangat tampak jelas huru-hara problematika kehidupan dunia. Kehidupan akhir zaman, dimana kemaksiatan terpampang jelas didepan mata, sedari kasus korupsi, penistaan agama, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan perempuan dan anak, eksploitasi, serasa kembali seperti jaman jahiliyah yang terbalut oleh sampulnya modernitas dan serba canggih namun akhlak dan etika luntur tergerus oleh kenyamaan yang disajikan oleh kecanggihan tekhnologi, jaman dulu jual beli budak adalah hal yang lumrah terjadi pada masanya, bahkan seorang Nabi saja pernah dijual dan di beli oleh seorang raja yang berkuasa kala itu, Nabi Yusuf, sekarang muncul lagi perdagangan orang, kasusnya marak terjadi belakangan ini. Bumi sudah tua nampak rapuh, bencana dimana-mana tapi sedikit manusia yang mau menyadarinya. Mungkin sebentar lagi perang Armageddon akan terjadi, qudratulloh, persiapkan saja diri ini dengan kekuatan Iman, Islam dan Ikhsan, agar tidak terjerumus dalam jalan yang sesat, dan agar mampu turut berperang melawan memenggal kepala dajjal, atas kuasa Alloh SWT. Barokalloh.

Ba'da maghrib kemarin seluruh muda-mudik dan juga tak sedikit simbok-simbok pun bapak-bapak turut mengikuti acara karnaval, cukup meriah dengan iring-iringan mobil berkeliling kampung setengah kecamatan. Tapi aku tidak ikut iring-iringan karena aku ikut menyambut abah Adib, aku berangkat dari rumah ba'da sholat isya', aku berboncengan dengan Bapak ku langsung menuju lapangan, mampir kerumah pakde Kusnari, mbokde menyambut, sedang pakde Kus sedang makan malam, mbokde langsung membuatkan minum untuk kami, duduk ngobrol tak lama ada simbah-simbah mampir dan ikut duduk, sekitar satu jam kami ngobrol kemudian kami beriringan jalan menuju lapangan, menunggu kedatangan abah Adib kami berdiri dipinggir jalan masuk gang depan rumah warga yang digunakan untuk transit abah Adib, dibelakang panggung, utara lapangan, kami menunggu bersama dengan alumni yang lain.

Udara semalam cukup dingin dan smpribit, tak menghalangi orang-orang untuk turut berkumpul memadati lapangan, sekitar jam sembilan lebih, iringan pawai telah datang sampai lapangan, mobil parkir dipinggiran jalan dan lapangan menjadi satu kerumunan besar, penuh sesak laki-laki dan perempuan, tak lama rombongan santriwan-santriwati dengan seragam berwarna hitam putih yang mendalam sekitar tiga truk dan satu bus datang mengiringi kedatangan abah Adib, semua duduk beralaskan tikar dan terpal, semua santri ada dibarisan depan, dan alumni yang dekat turut naik ke panggung. Gemerlip lampu semakin indah menghiasi, pedagang dadakan turut meramaikan acara, berbaris rapi ditepi jalan timur lapangan. Acara akbar, banyak yang hadir dari luar daerah turut mengikuti mujahadah. Panggung yang ukurannya sekitar 5x4 meter nampak sangat kecil, harusnya tiga kali ukuran itu agar semua tercover, tim rebana, alumni yang khusus, perangkat desa, semua bisa turut mengiringi abah Adib di panggung.

Abah Adib hadir tak lama dari rombongan santri, beberapa mobil dari anak-anak, kerabat dan beberapa alumni santri dari daerah Tamangede Gemuh Kendal. Barisan BANSER bersiap mengawal kehadirannya, maksudnya menata jalan agar teratur tidak ada yang menyerobot untuk berjabat tangan, walau tetap saja ada yang menyerobot untuk berjabat tangan. Kawalan BANSER membentuk pagar berjajar sepanjang jalan sedari abah Adib turun mobil sampai kerumah transit, aku dan banyak alumni lain turut ngintil abah Adib dibelakangnya, sejenak kami duduk bersama, melepas rindu pun bercengkrama, tak lama acara inti dimulai, abah Adib beranjak dari duduknya jalan keluar rumah menuju panggung dilapangan, Barisan BANSER sudah siap dan kami mengiringi bar jalan sampai dengan panggung, sebagian turut duduk diatas panggung, khususnya alumni yang sepuh, karena tidak muat, sebagian duduk didepan santri, mencari tikar lagi dan harus duduk mempet panggung. Abah tausiah sebentar terkait keistimewaan bulan muharam yang ada pada hari assura/suro yakni tanggal sepuluh bulan muharam, istimewa juga pada tanggal sembilannya dan disunahkan untuk berpuasa pada kedua hari itu. Barokalloh. 

Tak lama acara mujahadah dimulai, sunyi hanya kalam-kalam Alloh SWT yang menggaung, sampai dengan selesai sekitar jam setengah dua belas, jamaah banyak yang menerobos naik panggung untuk berjabat tangan, BANSER segera bertindak mengamankan abah Adib, karena khawatir panggung mbledos segera abah dipagari oleh BANSER membedah jamaah memberikan jalan dan abah turun, jalan kembali menuju rumah transit, aku terus membuntutinya, sampai rumah transit kami makan bersama, usai makan kemudian abah Adib mengajak untuk do'a bersama, usai do'a abah Adib pamit pulang, beranjak dari duduk, dan alumni berjabat dan cium tangan satu-persatu, aku sembari menunggu Abah Adib keluar dari rumah sembari aku rapih kan sandal yang ada, sampai abah didepan pintu, sandalnya abah Adib aku persiapkan, senang dan lega rasa hati ku menatap muka abah Adib yang terus menatap ku dengan penuh senyum, sembari berjabat tangan dengan alumni lain, sampai dengan bapak ku berjabat dan cium tangan, kemudian giliran ku mencium tangannya, tak puas rasa rindu ku belum terobati hanya sekedar cium tangan, langsung ku rengku abah Adib, ku peluk dan kucium pipi kanan pipi kiri, rasa ku tidak masih ping lama-lama bersama beliau, sampai detik ini pun rasa kangen masih menyeliputi kalbu. Ya Alloh ya Robbi sampaikan salam rindu ku kepada wali-Mu Syekh Adib Annas Noer. Aku turut mengiringi sampai dengan masuk mobil dan sampai mobil berjalan baru aku berbalik, menemui Bapak dan pakde Kusnari jalan menuju rumah pakde Kus, sekitar jam dua belas kurang beberapa menit dirumah pakde Kus, ngobrol sejenak, kemudian pulang, aku keluarkan motor dan ku bonceng Bapak ku, kami pamit pulang, sampai rumah sekitar jam satu kurang seperempat dan aku sempatkan menyelesaikan latihan menulis sore kemarin yang tertunda. Alhamdulillah sampai dengan selesai. Keseluruhan berjalannya dengan baik dan lancar. Barokalloh.

Alhamdulillah kumandang adzan maghrib, jadi nanti teruskan latihan menulisnya, sekarang berbuka dahulu, kemudian sholat dan tadarus, seperti biasa ini simpan dulu, hahaha. Alhamdulillah buka puasa hari ini aku awali makan tiga buah tomat, lumayan sekalian ngobati sariawan, hehe, terus makan besar alhamdulillah lauk cuma ada sayur kulitso alias kulit blinjo, minum teh hangat dan ku tutup dengan dua buah pisang raja, kemudian ku cuci piring dan beberapa piring dan gelas kotor yang menumpuk ning padasan (padasan itu Pancurane air), kemudian aku gosok gigi, wudhu dan alhamdulillah sholat maghrib dan tadarus sudah terlaksana, tinggal menunggu waktu siya', apakah aku masih dipertemukan dengan waktu isya'-Nya atau Alloh SWT lebih dulu menyuruh malaikat maut mencabut nyawa ku, semua yang terjadi, apapun itu sudah pasti baik menurut-Nya, barokalloh. 

Lanjut ah, hahaha. Tengah malam semalam malah aku jadi tidak bisa tidur, usai menulis mencoba tidur malah tidak bisa merem, malah kebelet pipis karena memang semalam dingin banget, aku beranjak bangun untuk pipis dan wudhu, kemudian sholat sunah, tambah gak mau merem karena dingin, kemudian aku mandi sekalian saja, sekitar jam dua dini hari, airnya berasa seperti masuk kulkas, duingin puolll, tapi terus aku guyur badan, siwur demi siwur air ku basuhkan ke badan yang kotor ini, niat hati membersihkan baik dzohir maupun batin, terus ku guyur, sengaja cukup lama, sampai dingin tidak terasa dingin, barulah aku beranjak handukan dan ganti baju. Bikin minum secangkir kecil kopi dan gelas besar air putih panas, dan aku ambil dua buah pisang raja, kemudian sholat sunah kemudian aku latihan dzikiran istighfar, ditemani kopi, air mineral dan pisang raja, niat hati biar tidak ngantuk, terus rencana mau baca buku, malah sekitar jam tiga sedikit berasa ngantuk, buku pun tidak jadi aku buka, aku teruskan latihan dzikiran saja, sampai beneran ngantuk. 

Bisa di kata aku tidur sekitar lima belas menit pagi itu, bangun lihat jam sudah pukul 04:18 WIB, ambil pisang raja lagi dua buah aku makan dan satu roti kecil berkat tahlil kemarinnya, dan satu gelas besar air putih lagi untuk sahur ku, tidak makan nasi karena waktu sudah mepet. Usai sahut aku cuci gelas kotor, kemudian gosok gigi dan kembali aku ke atas sajadah sholat sunah dan menunggu subuh, tak lama kumandang adzan subuh, adzan usai aku beranjak sholat sunah qobliyah, kemudian sembari mendengarkan mu'adzin puji-pujian aku mengunggah video ke YouTube, dua video belum selesai aku unggah mu'adzin sudah iqomah, hape segera aku tinggalkan dan aku bergegas jalan ke mushola.

Alhamdulillah kumandang adzan isya', sudah dapat banyak kata sedari ba'da maghrib, hehehe. Sholat dulu lanjut nanti insyaAlloh. Jangan lupa disimpan dan disalin, hehehe. Alhamdulillah pukul 19:26 WIB sholat isya' sudah terlaksana. Mari lanjut latihan menulis lagi. Hihihi. 

Sholat subuh, hawa yang dingin sudah melebur dengan diri ku, telapak tangan ku dingin seperti usai menyentuh es batu, tapi tidak menggigil, saat usai sholat dan jabat tangan jamaah yang lain tangannya hangat-hangat semua, ada pula yang hangatnya masih bau kasur, hahaha. Ikut imam wirid sampai dengan jam lima lebih tujuh belas menit, baru aku keluar mushola, biasa merapihkan sandal jamaah yang berserakan, kalau rapih kan enak dipandang, langsung jalan pulang, langsung menuju kakus pup, hahaha, agak lama dikakus, kemudian wudhu dan langsung tadarus sampai jam enam lebih, aku tidak kemana-mana, sengaja aku mau tidur pulas pokokmen, hahaha.

Usai tadarus aku naik loteng niat hati sembari dokumentasi matahari terbit, tapi semesta tidak mendukung, dokumentasi belum tersimoan hape sudah ngedrop, aku nikmati sendiri saja sambil duduk, memandangi keindahan ciptaan-Nya, tak lama matahari sudah beranjak dan aku mulai nggelar gribig alias lemek anyaman bambu untuk menjemur kopi, kubentangkan beberapa gribik dan aku jejer kopi dan sedikit rempah kapulaga dan cengkih. Selesai jemuran tergelar kabeh kemudian aku turun dan nonton TVRI Klik Indonesia Pagi sudah lebih dari separuh sekmen, sambil baca buku mumpung kantuk belum mnyerang, sampai acara selanjutnya Jendela Negeri, dipandu oleh mas Anggi DJ yang ganteng dengan baju koko putih dan mbak Silka Suwarizona lagi dengan pakaian berwarna hijau pun hijabnya hijau nampak sejuk dipandang dan menenangkan, tema pakaiannya pun pembawaannya terkait perayaan tahun baru Islam. Sampai dengan sekitar jam delapan kurang seperempat, sudah lumayan kantuk dan aku tutup buku, kemudian beranjak sholat dzuha, kemudian mendengarkan radio sembari tiduran sampai bablas tidur beneran, bangun kumandang adzan dzuhur, bergegas bangun ambil air wudhu, siang hari air masih berasa dingin, wudhu kemudian sholat dan nonton TVRI Klik Indonesia Siang tapi gak sadar tidur lagi, sampai bangun kumandang adzan ashar, beranjak ke kakus pipis dan wudhu lagi, sholat ashar kemudian duduk diteras belakang, tarik kabel dan ngecas hape dan langsung buka kompasiana, latihan menulis lagi, alhamdulillah sampai dengan petang ini pukul 19:52 WIB, anginnya mulai sempribit lumayan kencang, hawanya mulai dingin, kaki berasa dingin terpaan hembus angin menyentuh kaki ku, seraya membisikkan kabar bahagia kepada ku, hahaha. 

Udah ah, aku akhiri tulisan yang tidak bermutu ini, sudah pukul 20:02 WIB makan malam dulu terus rehat. Dari pelosok desa untuk Indonesia maju, Indonesia cerdas, Indonesia emas. mohon maaf lahir dan batin. Matur sembah nuwun. Nitip sehat, semangat dan jangan lupa bahagia. Barokalloh 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun