Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Minggu Pon Pengajian Rutin Kitab Ihya Ulumuddin (Syekh Adib Annas Noer)

16 Juli 2023   21:34 Diperbarui: 17 Juli 2023   06:00 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi yo ini yang baru terlintas dikepala ku, entah kapan bisa terealisasi, paling sulit itu membangun SDMnya. Hahaha. Sajikan sebanyak mungkin pertunjukan, sampai dengan acara puncaknya. Konsep saja randon acaranya yang, dan sinergi membuat hal yang menarik. Kampung pasti akan sejahtera, dari Desa untuk Indonesia maju, Indonesia cerdas, Indonesia emas.

Sekitar jam setengah delapan aku tutup buku dan beranjak ke kakus pipis dan wudhu kemudian alhamdulillah bisa melaksanakan sholat dzuha dan nyicil mengkodho sholat lima waktu yang dulu aku tinggalkan. Hahaha. Aztaghfirulohal adzim. Selesai aku sholat, aku mandi dan ganti baju, aku pakai pakaian terbaik ku, kemeja putih, sarung putih, kupluk putih, karena hari ini istimewa, aku kenakan baju terbaik karena aku akan bertemu dengan waliyulloh abah Adib Annas Noer. 

Kalau jaman dulu aku menemui pacar (jaman punya pacar, sekarang mah lebih mending ta'aruf, karena ta'aruf sudah pasti anti maksiat dan sehat tidak toxic) hahaha, ngapel pacar saja pakaian rapih masa ya menemui walinya Alloh SWT pakaian biasa-biasa saja, harus lebih rapih dong. Hahaha. Tak lama Bapak ku manggil dan ngajak berangkat ngaji selapanan minggu pon, mobil pickup dan rombongan sudah menunggu dijalan depan sana, aku sudah siap tinggal berangkat, sudah wangi gaharu.

Aku bergegas keluar menuju mobil pickup, eh malah Bapak dan Simbok lama banget ternyata mereka belum ada yang mandi. Menunggu lah aku dan rombongan, setengah jam kemudian baru datang menuju mobil, semua naik ke bak dan segera kami berjalan. Sopirnya dik Eko, sepanjang jalan kami ngobrol absurd, hahaha.

Sampai pada tujuan yakni Bugangan Gemuh Kabupaten Kendal, mobil parkir diteras warga, semua teras warga penuh sesak menjadi parkiran, aku turun dan langsung jalan sendiri menuju Majlis Ngaji, menempuh jarak sekitar 100 meter dan sepanjang jalan dipenuhi orang berjualan di kanan-kiri jalan, ramai dan berkah. Sampai didepan Majlis sudah disambut beberapa orang-orang sepuh yang berdiri ditepi jalan masuk dengan penuh senyum sumpringah, ku cium tangan mereka satu per satu sembari jalan masuk, ketemu lagi santri dan beberapa mahasiswa KKN didesa itu, mereka turut menyambut para tamu yang hadir. 

Kemudian langsung aku masuk Majlis, sudah banyak yang duduk diluar dengan tikar, rombongan dari berbagai daerah, dari luar kota dan ada pula yang dari cikarang yang datang sejak kemarin sengaja rutin ngaji. Masuk aku duduk disebelah bapak-bapak sepuh lagi ngantuk aku sentuh untuk jabat dan cium tangannya. Barokalloh. 

Adzan maghrib, lanjut nanti latihan menulis lagi, oke. Biasa aku tinggal meditasi dan ritual dulu, hahaha. Alhamdulillah buka puasa hari ini aku awali makan jeruk, kemudian minum air hangat, lalu makan besar lauk tempe bacem dan sayur daun kelor dicampur labu jipang, lalap petai sama keripik pisang asin gurih, hahaha. 

Gemar sholawat pun merdu mengisi ruang hampa antara langit dan bumi, karena ini malam senin, jadi banyak terdengar sholawatan barzanji dan dziba', nyaring dari toa masjid dan mushola, ada yang sholawatan ba'da maghrib dan nanti ada yang mulai sholawatan ba'da isya'. Ini usai tadarus dan latihan menulis baru nambah berapa kalimat sudah kumandang adzan isya', aku dahulukan sholat dulu. Barokalloh. 

Alhamdulillah sholat isya' sudah terlaksana, makan malamnya dua pisang raja dan minum air hangat being segelas dan segelas lagi air gula aren, sudah cukup kenyang, hehehe. Lanjut tadi sampai dengan aku duduk disebelah bapak-bapak sepuh, acara sudah usai khatam Al-Qur'an dan diisi tahlil oleh ummah, usai tahlil sedikit tausiyah terkait sedekah, kata ummah "sedekah itu seperti memancing, kalau kail dan pakannya kecil ya dapat ikannya kecil, kalau kail dan pakannya besar.

ya insyaAlloh dapat ikannya besar" begitupun dengan sedekah, semoga kalau sedekah tidak pada pelit, kalau punya uang didompet ada seratus ribuan, ada lima puluhan, ada dua puluhan, ada sepuluhan, ada lima ribuan, ada dua ribuan, ada seribuan, ada lima ratusan, mbok ya jangan keluarkan nominal terkecil, jadi orang itu jangan pelit-pelit untuk sedekah, keluarkan yang paling dicintai, semisal yang dicintai yang lembaran seratus ribu ya sangat baik jika itu yang dikeluarkan. 

Jangan juga sedekah banyak tapi masih nanggung hutang tetangga tidak didahulukan untuk dilunasi, dahulukan bayar hutang dulu, baru jika ada rejeki lebih untuk sedekah. Jangan malah ketemu orang yang ngutangi malah lari sembunyi, tapi giliran ada kang sayur datang belanja banyak. Hahaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun