Kegiatan ku dua hari ini latihan meresum, sedari kemarin siang sampai dengan sore ini. Begitu asyik dan bagi ku ini sangat mengesankan. Barokalloh.
Hahaha, walau membaca ku lambat, setengah lembar, selembar, maksimal bisa membaca sampai lima lembar, disela aktifitas sehari-hari, sering kali sembari kesawah aku tenteng buku, kadang mancing sambil bawa buku, besik alias bersihin kebon kapulaga dari gulma rumput liar sambil bawa buku, nyiram tomat, cabe, cukra-cakri buku selalu ku bawa, cari kayu pun bawa buku. Wajar jika banyak orang menganggap ku nyeleneh alias tidak wajar banyak celotehan yang mengatakan "cah edan ming sawah kok gawane buku, gowo buku kui ra yo ming sekolahan ora ming sawah ora ming kali, opo apan sinau karo medi?" hahaha. Ku anggap sebuah lelucon gonggongan seperti itu, tidak aku masukkan hati, justru mencari cambuk semangat ku untuk terus menenteng buku. Book is my bestie, no!!! Book is my darling, I love it. Hahaha. Minggu 25 Juni 2023 pukul 12:35 aku mulai latihan menulis, kali ini aku sajikan bentuk latihan resume dari bukunya kang Ngainun Naim  dengan judul "The Power of Writing" yang alhamdulillah sudah selesai dan khatam aku baca. Sebelumnya aku mohon maaf terkhusus untuk kang Ngainun Naim atas resume ku yang tentunya banyak kesalahan. Mohon koreksinya, matur sembah nuwun. Barokalloh.Â
Aku awali di BAB I "Spirit Menulis" disini aku katakana sebuah passion alias gairah, yakni sebuah tulisan akan bermutu apabila dikerjakan dengan penuh gairah. Semua hal jika itu adalah passion maka tentu akan dilakukan dengan optimal, passion ini yang memicu mutu kualitas sebuah karya maupun produk, pun kualitas mutu akan terus naik sering dengan tingginya jam terbang yang juga menjadi kunci penting dalam berkarya. Ada juga yang diluar wajar, sekali menulis langsung memiliki kualitas mutu yang tinggi, disebutnya oleh kang Ngainun Naim yang seperti ini adalah kategori penulis ajaib, keberadaannya sangat minim, sangat sedikit. Passion ini mempengaruhi spirit dalam menulis, sekelas kang Ngainun Naim saja masih mengakui bahwa dirinya tak jarang kehilangan spirit menulis walau idea sudah menumpuk di otak. Tapi seorang penulis tentu selalu memiliki juris jitu untuk mendongkrak semangatnya dari segala aspek. Disebutkan salah satu yang menjadi sumber energi kang Ngainun Naim adalah Face Book. Dampak sosialnya adalah semakin banyak orang mencari kita entah untuk menulis atau pun diskusi, atau sepele saja orang menemui kita hanya sekedar minta foto dan tanda tangan di buku karya kita yang mereka beli. Semakin besar sosio impec-nya tak lain karena banyaknya tulisan kita.
Sub BAB "Ayo Membuat Blog", aku rasa karena blog menjadi bentuk media menarik dan asyik, semua media bisa digunakan untuk menulis, kembali ke passion kita dimana kita merasa asyik menulis. Aku rasa blog adalah poros dari seluruh media online lain, kita bisa manfaatkan blog menjadi rumah utama dari seluruh karya kita. Pada sub BAB ini kang Ngainun Naim memaparkan akan pemanfaatan media digital salah satunya adalah penggunaan blog. bahwasannya di media manapun (media konfensional maupun media digital) spirit literasi harus selalu dipupuk, tak lain utamanya untuk penguasaan keterampilan menulis. Adapun menulis dan membaca adalah bentuk satu kesatuan. Suka membaca terlebih dahulu kegemaran menulis pasti akan membuntutinya. Adapun teknis menulis akan beriringan tertata. Tulisan adalah salah satu bentuk komunikasi maka kuasailah keterampilan berkomunikasi. Keterampilan komunikasi yang baik akan menjadi sarana untuk membina persahabatan. Komunikasi dapat diasah dan komunikasi tertulis akan memiliki impec yang luas dan lebih awet meskipun tak secepat komunikasi foto maupun video. Jika saja kita mampu mengkombinasikan foto, video dan tulisan menjadi satu kesatuan alat komunikasi tentu akan memiliki pengaruh yang lebih kuat. Dengan sarana blog bisa kita sajikan foto maupun video disertai dengan tulisan atas buah pemikiran, catatan perjalanan, pengetahuan, pun sarana refleksi hidup. Menulis di blog maupun media online lain tentunya akan memiliki kemampuan jangkauan yang lebih luas.
Masuk ke sub BAB "Manfaat Menulis", tentu utamanya adalah meningkatkan kualitas dan kapasitas diri. Meng-upgrade kapabilitas diri. Bukan sekedar menulis itu dengan memindai tulisan dari satu buku ataupun catatan, namun kesetaraan makna dengan mengarang, kata yang sepadan dengan mengarang yakni mengungkapkan gagasan dalam bahasa tulis yang esensinya mampu tersampaikan kepada pembaca dan dapat dipahami. Tulisan adalah salah satu bentuk media komunikasi massa. Untuk mencapai komunikasi yang efektif dalam komunikasi tertulis harus meliputi perencanaan, perumusan dan penyusunan tulisan agar makna dan esensi komunikasi tersampaikan dengan baik.Â
Adapun manfaat dari seringnya berlatih menulis yang dipaparkan oleh kang Ngainun Naim yang pertama adalah membangkitkan ide, dengan seringnya kita menulis, ide-ide segar nan jernih akan terus mengalir. Yang kedua yakni menulis mampu mengorganisasikan, membentuk struktur gagasan dengan konsep-konsep yang rapi terorganisir. Kebebasan menulis terbatas pada keruntutan alur, kejelasan argumentasi, penggunaan kata, dan banyak prasyarat lainnya yang memicu penyusunan gagasan dengan konsep yang terstruktur. Yang ketiga menciptakan jarak antara penulis dengan gagasannya agar mudah dievaluasi. Menulis tidak sekali jadi, hanya orang ajaib diatas tadi yang mampu menulis sekali jadi.Â
Keempat, menulis membatu penyerapan dan pengolahan informasi. Menulis hakikatnya menafsiri, mengembangkan satu tema dari buah pikir si penulis. Belajar dan terus belajar, membaca dan terus membaca sehingga kemampuan mengembangkan informasi yang diterima akan sangat baik dan mendalam. Kelima, menulis merupakan solusi penyelesaian masalah, karena menulis merupakan ekspresi diri yang authentic. Yang keenam, menulis menjadikan diri kita sebagai pembelajar yang aktif dan mampu mendalaminya secara aktif. Berbobotnya sebuah tulisan dan kaya akan informasi sudah pasti ditulis oleh pembelajar yang tangguh, pbelajar yang sejati. Luasnya wawasan, dalamnya pengetahuan, menariknya keterampilan, hebatnya kemampuan tak lain tumbuh dari membaca dan menulis. Latihan menulis bisa dengan one day one quotes. Manfaatkan media apapun untuk karya yang baik, konteks dalam hal ini dalah menulis, sajikan tulisan dengan menarik dan atraktif.Â
Masuk sub BAB "(Maaf) Babu Saja Menulis", kang Ngainun Naim menceritakan tentang seorang TKW yang sangat hebat dengan karya tulisnya. Beliau adalah Sri Lestari seorang buruh migran di Hong Kong. Sri Lestari mendunia dengan karya tulisnya "Babu Ngeblog". Sayogyanya kita iri dengan kemampuan bu Sri Lestari yang memiliki semangat tinggi, gigih dan getol dalam menulis. Dari blog menjadikan bu Sri Lestari eksis di dunia, membawakan dirinya dikenal secara luas. Ya, aku rasa kang Ngainun Naim berhasil atas ungkapannya untuk "mempermalukan" banyak orang yang memiliki potensi lebih dari bu Sri Lestari namun belum menulis, bahkan kaum terpelajar masak ya karya tulisnya masih plagiat. Hahaha.
"tinggalkan tulisan terbaik mu, walau hanya satu kalimat"
Kita masuk ke sub BAB "Energi Kata", ungkap kang Ngainun Naim apa yang beliau rasakan bahwa kata-kata yang tertulis itu memiliki energi. Sehingga mampu menemukan identitas diri yang baru seusai membaca dari sekumpulan kata-kata yang terangkum dalam sebuah kalimat yang tertata apik. Pernyataan imam Al-Ghazali "Jika kamu bukan anak raja, bukan anak bangsawan, bukan anak orang terpandang, maka menulislah" dan bait kata dari Pramoedya Ananta Toer "menulislah. Jangan peduli kan apapun hasilnya. Teruslah menulis, sebab jika engkau tidak menulis maka engkau akan hilang dari pusaran sejarah". Temukan sumber energi baru dari apapun dan darimanapun dari segala arah untuk mendongkrak gairah kita dalam membaca dan menulis. Membaca dan menulis merupakan kunci yang mendasari sebuah kemajuan, sayogyanya kita mampu membudayakan dalam diri kita untuk senantiasa membaca dan menulis, dan radiasikan energi literasi ini menjadi spirit bersama secara lebih luas karena membaca dan menulis mampu merubah hidup seseorang menjadi semakin berdaya.Â
Selanjutnya masuk ke "Inspirasi Kepenulisan". Inspirasi akan Datang dari manapun, tinggal bagaimana kekuatan dan kemampuan kita mengelola dan mengembangkannya. Semakin baik pengembangan dan pengelolaannya akan mencetak sebuah karya yang tentu sangat baik. Kepenulisan yang sangat baik akan memiliki spirit didalamnya, seolah karya tulis itu hidup, memiliki "ruh". Bentuk karya apapun jika memiliki ruh maka akan terus hidup. Menghidupkan "ruh" dalam sebuah karya yakni dengan kreatifitas. Kang Ngainun Naim disini memaparkan terkait SMS dan Twitter sebagai tambang ide yang potensional. Menghasilkan sebuah tulisan membutuhkan proses dan perjuangan yang tidak ringan, banyak hambatan yang harus terus digempur.