Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ternyata Aku Pernah Ganteng

17 Juni 2023   19:42 Diperbarui: 17 Juni 2023   20:09 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hihihi, sore ini sabtu 17 Juni 2023 pukul 16:14 WIB, melihat medali lama yang tergantung disampiran baju alias hanger, menarik ku untuk menuliskan kisahnya. Lumayan latihan nulis lagi, hahaha. Pokokmen latihan nulis terosss sampai bisa menulis.

Judulnya tengil sekali ya, hahaha, tapi demikian kenyataannya, hahaha. Satu medali finalis 20 besar dari sebuah acara di WTC Mangga Dua Jakarta, dimana puncak acaranya pada hari Minggu, 31 Januari 2010. Acara yang bergengsi kala itu, Teen Model Contest 2010. Hahaha. Ya, model, hihihi, banyak yang tidak percaya, kalau manusia dekil hitam legam mirip mahlika kedelai hitam, kepala botak plontos ini pernah masuk nominasi 20 besar dunia permodelan, hahaha. 

Seru bukan, nah disitulah letak bahwa aku pernah ganteng. Karena kala itu aku belum hitam legam, kepala belum botak, muka belum brewokan. Masih bersih, mulus, terawat, hahaha. Sekitar 2009 aku keluar dari Pondok Pesantren Nurul Anwar Kendayaan Limpung Batang Jateng Indonesia. Mondok tidak sampai selesai. Waktu itu iseng-iseng lihat ada yang jual buku dipinggir jalan, di pasar Limpung. Aku lihat-lihat terus aku ambil tabloid Gaul, hahaha nah aku beli itu tabloid.

Halaman perhalaman aku baca, nah ada satu halaman itu ada info kontes model. Tak lama aku baca info syarat pendaftarannya, tanpa berfikir lama aku penuh persyaratan, aku masukkan a plop cokelat, semua lengkap termasuk foto diri full dan closeup, nah langsung aku kirim ke Jakarta. Karena aku ngirimnya gak niat, alias iseng-iseng berhadiah, aku tidak menunggu balasan, pikir ku yang penting aku kirim saja.

Cukup lama setelah aku kirim, aku baru mendapat balasan surat dari RR entertainment. Pikir ku ini surat apa? Setelah aku buka, ku baca ternyata balasan dari kontes yang aku ikuti, hahaha. Aku masuk nominasi 150 besar, tidak lama lagi sekitar sepekan kemudian aku mendapat surat lagi, aku masuk 100 besar, sepekan kemudian masuk 50 besar. Aku mendapat undangan untuk pemotretan di sebuah studio di Salemba dekat kampus Universata Indonesia. Itu kali pertama aku ke Jakarta ditemani kakak sepupu ku namanya mas Taufiq Aziz. 

Kakak ku menemani ku beberapa hari di Salemba. Kami berangkat dari kampung sore hari, sampai di Jakarta pagi, cari taksi ke Salemba sekitar jam 06:00 WIB. Kami langsung mencari hotel, tentu cari yang paling murah, maklum budget orang kampung, harga hotel melati aja sudah mahal buat aku. Tak lama menemukan hotel jauh didalam gang kecil, kami check in, karena masih sekitar jam 06:00 WIB, aku harus menunggu sampai jam 08:00 WIB, karena kalo check in jam 06:00 WIB aku harus check out jam 08:00 WIB atau menginap dihitung dua hari dan bayar dua hari. 

Hahaha, ndesonya aku, kali pertama masuk dan menginap di hotel. Hahaha. Kami pun ijin kepada yang lagi jaga untuk sejenak istirahat duduk diloby hotel, dan diijinkan. Sambil ngantuk-ngantuk masnya yang jaga memanggil kami, ternyata jam sudah Menunjukkan pukul 08:00 WIB, KTP kami diminta oleh masnya dan dikasih pintu kamar di lantai dua. Tak lama kami diantara mas yang lain menuju kamar. Kami langsung rebahan, mandi dan rehat sejenak. Kemudian kami jalan keluar mencari alamat studio untuk memastikan, dan agar besok pagi bisa langsung ke TKP, studio ketemu, gedungya cukup besar, tinggi, letak ya tidak jauh-jauh amat dari hotel kami singgah, bisa kami tempuh dengan jalan kaki. 

Dalam hati ku agak minder sebenernya, hahaha, orang kampung pergi ke kota kali pertama, pasti gumunan dan katrok lah, hahaha, tapi ya udah aku pede aja, cuek, apa adanya aku aja. Kami mampir beli makanan dan minum, selesai langsung kembali ke hotel, rehat, simpan tenaga untuk pemotretan besok pagi. Hahaha.

Sebelum aku berangkat, aku diskusikan dengan orangtua dan aku minta ijin ke orangtua. Simbok sangat mendukung sedang Bapak kurang setuju, semua terjadi mendadak, setelah berunding keluarga, aku masih sangat egois, aku tetep memaksa harus berangkat. Tak lama Simbok ngasih sangu, dan esoknya aku berangkat ditemani kakak sepupu ku.

Alangkah serumnya kala itu, besoknya pemotretan, aku ke studio sendirian, kakak ku nganter sampai warung makan kemarin, kami sarapan, selesai aku langsung ke studio dan kakaku entah jalan-jalan kemana. Sesi pemotretan sekaligus regristrasi, panitia penyelenggara sudah berjajar didepan kami, satu persatu peserta duduk bergantian didepan panitia, menyerahkan sejumlah uang, biaya regristrasi cukup lumayan kala itu sekitar 2,5 jutaan. Hanya untuk pemotretan yang mana fotonya diserahkan untuk dokument pihak panitia penyelenggara, RR Entertainment, Be One Talent School, dan Frame Ritz. aku tidak tau dimana hasil fotonya. Hahaha. 

Habis sesi foto yang melelahkan, karena acaranya seharian, sesi foto dan pembekalan untuk acara selanjutnya. Aku Mendapat relasi baru dengan mengikuti acara ini. Mendapat kenalan baru, kawan baru. Tak lama acara usai dan segera aku pulang ke hotel, kakak ku sudah dihotel. Aku segera mandi dan kami ke warung makan. Besoknya peserta berkumpul lagi, untuk melihat list nama di papan pengumuman dan aku masuk 25 besar. 25 peserta ini yang kemudian mendapat pelatihan dance di Gelora Bung Karno. Dilatih oleh Indra Bekti dan beberapa artist lain, termasuk Mikha Tambayong dan Deby Romero.

Kaminpindah dari hotel usai pengumuman, kami langsung ke GBK survey lokasi, dari GBK kami ke Pesaing Kapuk, menemui kawan kampung ku yang me rantau kerja didaerah tersebut. Kami ketemu, ngobrol banyak, aku pun minta dicarikan kos yang murah. 

Menemukan kos 300rb per bulan kamar mandi luar, umum. Dekat jalan raya pesing, jadi gampang aku untuk menunggu bus ke GBK. Kakak ku pulang dan aku mulai tinggal dikos sendiri. Setiap pagi aku laju naik bus ke GBK, pulang sore, untuk latihan dance, modeling dan acting. Hahaha. Wagu sekali kisah ini, hahaha. Beberapa minggu setiap pagi aku naik kopaja dari jembatan pesing sampai halte gang indosiar, turun langsung naik busway sampai GBK. Aku menikmati dengan ke sendirian ku kala itu.

Tadi aku maghrib aku tunda latihan menulisnya, buat maghriban. Terus ini lanjut lagi latihan menulisnya. Lumayan beberapa kaliamat sambil nunggu isya' sambil nonton TVRI Klik Indonesia Petang. Lanjut selesai latihan di GBK, aku persiapan untuk acara puncak di WTC Mangga Dua. Jreng!!!! Tiba pada harinya, 31 Januari 2010, Pagi-pagi banget aku berangkat ke WTC, ini sudah sendirian terus. Sampai disana peserta lain sudah pada kumpul, kami latihan dulu di panggung yang sudah tertata apik. 

Latihan beberapa kali aku sering salah gerakan, otomatis dimarahi pelatih, hahaha, diketawai kawan-kawan peserta lain pula, tak luput pengunjung mall juga udah ngemall pagi-pagi ikut nonton ketawa, aku ikut ketawa aja biar pecah suasana, beberapa kali gerakan sengaja aku salah-salahin biar pada ketawa, hahaha. Tak lama acara dimulai, diliput oleh beberapa stasiun TV lokal Jakarta. Hahaha. Masuk tipi pertama kali dan seumur-umur baru sekali itu masuk tipi. Hahaha. 

Ada orang kampung pondok ku yang punya para bola nonton chenel Otv pas acara aku dipanggung, pas aku sudah pulang kerumah temen pondok ku ngomong kalo dia liat aku di tipi, Hahahahaha. Ternyata aku konyol. Seusai selesai acara di WTC Mangga Dua, kami ke Studio Be One Talent School, disini kami latihan acting lagi, memerankan peranan yang sudah ditentukan oleh panitia, naskah suruh improve sendiri. Selesai latihan acting, kami mendapatkan penawaran kontrak shooting perdana dengan Frame Ritz, Kala itu masih peran figuran, beberapa kali, mana bayaran tidak cukup buat transport pulang pergi ke tempat shooting, kalo telat potong separuh bayaran. 

Waktu itu sekali ikut shooting paling 50-100rb. Terangkat pagi, sampai TKP bengong nunggu main sampai sore, shooting cuma beberapa jam, nunggunya doang yang lama. Nah untuk diteruskan kontrak kerja dengan Frame Ritz harus ada persetujuan orangtua nih, surat harus ada tanda tangan orangtua.

Aku pulang ke kampung buat minta persetujuan orangtua, bekas semua sudah aku siapkan. Berhubung uang ku mepet banget, aku minta ke ibu kos yang separoh kemarin aku udah bayarkan aku minta dulu, lama negosiasi ke ibu kos dan bapak kos, akhirnya bikin alasan aku harus pulang dulu mendesak karena simbah meninggal (memang sudah meninggal agak lama) hahaha. Akhirnya dibolehin dan dikasih sebagian duitnya, aku berkemas, cari ticket, besok paginya pulang kampung. Hahaha. 

Selama tinggal dikos, waktu luang ku aku Sering berkunjung ke kawan-kawan kampung yang merantau disana, aku jalan sendiri muter-muter naik busway serebu perak bisa keliling Jakarta. Senengnya main ke kawan kadang suka dikasih duit pas pamitnya, kawan-kawan yang peduli. Aku cinta kalian pokokmen. hahaha. Ada kawan yang kerja di ITC Mangga Dua sebelah WTC aku samperin, di mall Cijantung, Cililitan, Roxy, Blok M, semua aku samperin. Tak jarang kawan-kawan main ke kos ku jua. Pas aku udah pulang, sampai rumah rembuk alias musyawarah lagi nih dengan orangtua terkait persetujuan kontrak kerja.

Simbok sudah mendukung, nah Bapak ku kolot, tidak memberi ijin, temperamentnya muncul, aku dimarahin diceramahin blah-blah-blah, pokokmen membuat aku mutung atas sikap Bapak ku. Wal hasil aku gugur menjadi artist debutant baru. Hahaha. Aku kubur angan-angan itu, berkas yang tinggal tanda tangan kontrak aja aku musnahkan. Pokokmen aku mutung. Dulu Bapak suka sepihak seperti itu, tidak mempertimbangkan jauh, setiap apa yang aku lakukan dan baik kedepan menurut ku selalu tidak di dukung. 

Dulu aku yang masih darah mudanya suka membara ya mutungan, dengan kondisi yang sering seperti itu, Berbeda pola pikir dengan Bapak ku ya aku marah, cuma marah ku diem pergi, atau di kamar tidus, sambil gondok, sambil nulis diary atau nulis di dinding kamar, di amben alias dipan. Kamar ku penuh coretan, keluh kesah ku, marah ku, asmara ku kala itu banyak kucoretkan di dinding, di buku diary juga. Hahaha. Jadi aku nulis ini dengan ambil kategori diary itu juga karena mengingatkan waktu kecil ku, hahaha. Masya'alloh, tabarokalloh. 

Acara selesai, aku pulang membawa medali dan cetakan sertifikat dan piagam yang ada fotonya kala pemotretan di Salemba. Medal dan sertifikat dibagikan seusai acara dia WTC Mangga Dua. Ya demikian lah cerita konyol ku, gagal menjadi artist, dan kegagalan itu mengajarkan banyak hal untuk diri ku. Alhamdulillah aku mendapatkan ibrahnya.

Semakin dewasa semakin gak suka tnarais, gak suka didepan kamera, mulai lebih suka dibelakang layar. Hahaha. Hampir saja aku menjadi artist, tapi ternyata semesta tidak mendukung jadi gagal menjadi artist debutant baru, hahaha, tapi aku tetep bangga dan menerima dengan lapang dada. Hahaha. semua terjadi di tahun 2010. Dan itu Good moment bagi ku. I love myself. 

Tangan ku kok sudah kesemutan ini, apakah sudah cukup lama aku latihan menulis ini, hahaha rasanya baru saja mulai, sampai-sampai belum sholat isya' ini, sudah pukul 19:41 WIB. Aku akhiri dah cerita konyol, pun tidak bermutu ini, hahaha. Matur sembah nuwun, mari lestarikan budaya menulis. Rahayu, rahayu, rahayu, Nitip sehat, semangat dan jangan lupa bahagia. Barokalloh. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun