4. Lahan Kelas IV
Beriklim tidak baik dan tingkat kesuburan tanah serta topografi juga tidak baik (curam).
Bukti Data Dokumen Lahan Sawit dapat Membangun Konservasi Tanah dan Air
Tanaman kelapa sawit hemat air, dan memiliki sistem konservasi tanah dan air berkelanjutan baik melalui struktur kanopi maupun struktur perakaran. Oleh karena itu, membangun kebun sawit juga membangun sistem konservasi tanah dan air suatu wilayah.
Data-data menunjukkan bahwa banjir dan kekeringan terjadi hampir di semua negara dan tidak behubungan dengan kebun sawit. Sebaliknya perkebunan sawit justru memiliki sistem konservasi tanah dan air yang berkelanjutan.
Dalam konservasi tanah dan air, kebun sawit memiliki tiga mekanisme yang secara sinergis dalam melindungi tanah dan air. Ketiga mekanisme yang dimaksud adalah yakni mekanisme struktur dan naungan kanopi (canopy land cover), mekanisme tata kelola lahan kebun sawit dan mekanisme sistem perakaran kelapa sawit.
1. Â Â Â Mekanisme struktur pelepah daun pohon kelapa sawit yang berlapis-lapis mampu menaungi lahan (land cover) mendekati 100 persen sejak kelapa sawit berumur muda. Struktur pelepah daun yang demikian selain berfungsi sebagai "dapurnya" (fotosintesis) kelapa sawit, juga berfungsi melindungi tanah dari pukulan langsung air hujan. Jika hujan datang, pukulan air hujan tidak langsung mengenai tanah namun terlindungi oleh struktur pelepah daun berlapis-lapis tersebut.
2. Â Â Â Mekanisme konservasi tanah dan air berikutnya adalah melalui tatakelola lahan dalam budidaya kelapa sawit. Standar kultur teknis kebun sawit mulai dari penanaman dan pemeliharaan tanaman menggunakan asas-asas konservasi tanah dan air. Mulai dari zero/minimum tillage, penanaman tanaman pelindung (cover crop) pada masa pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (umur 0-4 tahun), pembuatan sistem teras pada lahan miring, pembuatan piringan/tapal kuda, penempatan pelepah tua (pruning) sebagai guludan bahan organik pada gawangan, pengembalian tandan kosong dan limbah cair ke lahan dan lainnya merupakan bagian dari mekanisme konservasi tanah dan air kebun sawit.
3. Â Â Â sistem perakaran serabut pohon kelapa sawit yang massif, luas dan dalam. Perakaran kelapa sawit dewasa dapat mencapai radius 4 meter sekeliling pangkal dan dengan kedalaman sampai 5 meter dibawah permukaan tanah yang membentuk pori-pori mikro dan makro tanah (Harahap, 1999). Pori-pori mikro dan makro tanah tersebut makin banyak dengan makin dewasa tanaman kelapa sawit.
                                                                  Â
Air yang tersimpan dalam pori-pori tanah dimana kelapa sawit ditanam, menciptakan cadangan air yang cukup besar. Ketika musim kering tiba, cadangan air tersebut dilepas secara perlahan baik untuk kebutuhan tanaman kelapa sawit itu sendiri, untuk kebutuhan tanaman lain disekitarnya maupun untuk kebutuhan mikroorganisme tanah. Sebaliknya ketika musim hujan, air hujan yang jatuh ke lahan sawit terserap untuk mengisi "waduk" pori-pori tanah sebagai cadangan air. Sistem dan mekanisme biopori alamiah kelapa sawit yang demikian menyebabkan kemampuan lahan kelapa sawit dalam menahan air didalam tanah cukup bagus. Sistem biopori alamiah yang demikian menjadikan kebun sawit tanaman konservasi tanah dan air.