5. HENTIKAN MILITERISME DI TANAH PAPUA.
6. TUNTASKAN PELANGGARAN HAM, ADILI PENJAHAT HAM : TERMASUK YG DUDUK DI LINGKARAN KEKUASAAN (Prabowo, Wiranto, Hendropriono, dan kroni-kroninya).
7. HENTIKAN REPRESIFITAS TNI, POLRI DAN ORMAS REAKSIONER TERHADAP GERAKAN RAKYAT.
8. TANGKAP, ADILI, DENDA, PENJARAKAN, DAN CABUT IJIN KORPORASI PEMBAKAR LAHAN.
Banyak masyarakat mungkin menghujat tapi tak sedikit pula yang mendukung aksi ini. Jiwa para demonstran terpanggil dari budi nurani untuk melawan penindasan. Penulis mendapatkan pelajaran tentang kesabaran dan intelektualitas dari seorang manusia yang pernah bersinggungan dengan kalangan penguasa, pernah juga menyaksikan sinisme dan kedengkian orang-orang tertentu karena kemampuannya.
 Sebagaimana biasanya, Massa Aksi berkumpul sejak pukul 10.00 wita dititik kumpul halaman Islamic Center Samarinda. Kali ini sudah ada yang janggal, sebanyak 27 massa yang  terdiri dari 24 pelajar dan 3 masyarakat umum yang masuk dalam Aliansi kaltim Bersatu telah ditangkap dan diangkut oleh aparat TNI dan Polisi dnegan dalih surat edaran Kemendikbud menghimbau siswa/pelajar tidak diperkenankan mengikuti aksi.
Pun demikian, massa aksi tetap berdatangan hingga berjumlah kurang lebih 2000 an orang dari berbagai elemen lintas masyarakat. Kemudian berjalan menuju lokasi titik aksi di Depan gedung DPRD provinsi kaltim, sesampainya disan dibuka dengan oleh Jenderal lapangannya dan Hums aksi, orasi berlangsung lancar, konferensi pers pun di gelar di hadapan massa aksi. Bahkan empat pda saat ibadah sholat Dzuhur, mahasiswa, masyarakat bersama polisi melakukan  sholat Dzuhur berjamaah di jalanan.
Sangat lucu, kantor DPRD yang harusnya menjadi rumah rakyat malah didengungkan musik dangdut dan kasidah, padahal tidak ada acara apapun didalam. Hal demikian dilakukan aparat agar mengacaukan para demostran dalam berorasi.
Menjelang pukul 17.00 wita, Massa masih semangat menyampaikan orasi politiknya sembari menunggu kehadiran DPRI untuk keluar menemui massa aksi. Tetapi sudah mulai terlihat polisi dan TNI berbaris memakai perlengkapan lengkap bersiap siap berbaris untuk melakukan serangan.
Pukul 17.40 Wita, Water Canon pun dikeluarkan dan disemburkan dengan kuat kearah mahasiswa yang merapatkan simpul paling depan di pintu gerbang DPRD. Massa Aksi sempat berhamburan dan kesakitan menahan kuatnya derasan water canon. Â Sejak saat inilah massa aksi mulai tidak kondusif dan berlarian ke tempat aman, terlihat para polisi sudah mulai menembaki pakai gas beracun/air mata ke massa aksi.
Dentuman suara tembakan dan kepulan asap memadati gedung DPRD, depan dan samoai sekitar 800 meter di ke pertigaan . Para aparat membabi buta melakukan serangan pada mahasiswa, hingga pada pada saat azan magribh memanggil, aparat tetap saja menembaki para massa aksi. Massa aksi pergi menyelamatkan diri menjauhigedung DPRD.