Penurunan sumber daya air di Indonesia terus meningkat sejalan dengan meningkatnya kerusakan daerah aliran sungai (DAS). Kalimantan Timur terdapat banyak DAS yang mengalami kerusakan salah satunya adalah DAS Karang Mumus.
GMSS-SKM dan SESUKAMU menginisiasi mengembalikan fungsi DAS. Restorasi ekologi  dan sosial masyarakat Samarinda. Relawan Lindungi Hutan.Com Samarinda turut membantu suarakan rawat bumi 1000 pohon dengan donasi 18 ribu per pohon untuk Serapan air.
Oleh Fitriyani Sinaga
Sungai  Karang Mumuqs merupakan bagian dari DAS Mahakam yang termasuk di Wilayah Sungai Mahakam. Terletak di Kota Samarinda dan sebagian kecil di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Aliran sungai Karang Mumus ini melewati Kecamatan Samarinda Utara dan sebagian kecil di Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda Ulu, Samarinda Ilir, Samarinda Kota dan Sambutan. Pada Kabupaten Kutai Kartanegara keseluruhannnya terletak di Kecamata Muara Badak.
Sungai yang berada di sepanjang kota samarinda ini memiliki luas 316,22 km2 atau 31,622 ha dengan keliling sebesar 103,26.
Terdiri dari 20 Sub-Sub DAS (SSD) yang dikelompokkan menjadi kelompok SSD di bagian hulu (10 SSD) dengan jumlah luas 190,70km2 (60,31%), kelompokSSD di bagian tengah(9 SSD) dengan luas101,96 km2 dan kelompok SSD di bagian hilir(1 SSD) dengan luas23,56 km2, bagian hulu sebesar 20,66 km (54,86%), bagian tengah sebesar 10,05 km (26,68%) danbagian hilir sebesar 6,95 km (18,45%) (Mislan Dkk, 2018)
Kualitas Air sungai Karang Mumus sudah tercemar sedang dan berat. Penurunan kualitas air ditandai adanya parameter yang tidak lagi memenuhi baku mutu lingkungan seperti Total Suspended Solidn (TSS), Dissolved Oxigen (DO), Biological Oxigen Demand BOD),Chemical Oxigen Demand (COD) (penelitian Mislan DKK. 2017) sehingga tidak layak untuk air baku untuk air minum.
Pembukaan lahan besar-besaran seperti penebangan liar, pertambangan batubara, perluasan permukiman, hilangnya daerah Luapan air (daerah rawa), okupasi daerah sempadan sungai dan Masyarakat yang gemar buang sampah ke Sungai dan pengelolaan sampah-limbah yang belum optimal.
Hal tersebut menimbulkan banjir, pendangkalan sungai, penurunan kualitas air, penurunan keanekaragaman hayati serta memburuknya kualitas lingkungan di daerah permukiman.
Kejadian banjir di Sub DAS Karang Mumus meningkat dikarenakan meningkatnya jumlah limpasan air,menurunya daya tampung daerah retensi banjir dan berkurangnya kapasitas sungai dan saluran drainase.
Berdasarkan kondisi tersebut, elemen masyarakat, GMSS-SKM dan SESUKAMU (Sekolah Sungai Karang Mumus) sejak tahun 2015 lalu yang bekerjasama dengan berbagai pihak merestorasi Sub DAS Karang Mumus. Ungkapan "Samarinda Sadar" yang sering disampaikan oleh Yustinus di SESUKAMU dan Kerja nyata, "Stop Penggunaan Sampah Plastik dan Mari pungut Sampah, merestorasi Sungai" oleh Misman rupanya menumbuhkan kesadaran beberapa warga samarinda.
Penanaman sudah lebih dari Belasan ribu Pohon yang dibagi di zona Sempadan Sungai, Penanaman Semai mandiri di kebun bibit SESUKAMU dan Ecobrick tersebut dilakukan oleh Misman, Iyau Tupang, Yustinus Sapto (penggiat lingkungan) dan Bapak Billa (Warga Muang, Lempake) setiap hari. Langkap pengembalian Fungsi sungai bersih dan Sehat.
Selain melakukan praktek-praktek Restorasi untuk mengembalikan fungsi DAS di Sepanjang Sungai tersebut, ide/gagasan selalu disampaikan untuk mendukung Restorasi ekologi sosial masyarakat Samarinda.
Kurang maksimalnya pemerintah dalam merestorasi DAS Karang Mumus, GMSS SKM berjuang dalam memastikan status kawasan dan hak kepemilikan lahan dibantaran sungai tersebut  dan juga ikut bergerak dalam hal pembebasan lahan.
Relawan LH Tanam Pohon dan Bantu bebaskan Lahan DAS Sungai Karangmumus
Salah Satu relawan Lindungi Hutan (Platform crowdsourcing penggalangan dana dan gerakan pelestarian hutan/www.Lindungihutan.Com), M. Wawan A Saputra tergerak untuk membantu GMSS-SKM dan SESUKAMU untuk melakukan penanaman dalam rangka merawat bumi.
Penggalangan donasi untuk penanaman dan upaya bantuan untuk pembebasan lahan yang bermasalah di bantara Sungai karang Mumus.
Platform Lindungi Hutan yang  didirikan pertaman kali di Jawa tengah ini sudah tersebar diberbagai kota dan kabupaten bahkan desa. Saat ini, Wawan dkk menjadi penginisiasi Relawan LH pertama di Kota Samarinda.
" yang saya lihat, kebanyakan orang kesana cuma nanam pohon aja, tapi tidak tau kebutuhan disana apa yang diperlukan.kami meminta donasi dan sebar champaign. Kita ingin bantu bapak Misman, karena bapak sering cerita bebaskan lahan. Mau beli  lahan untuk blok tanam" Jelas wawan (28/3/2019).
Harapan wawan dengan terkumpulnya donasi tersebut dapat digunakan untuk persiapan semai bibit, penanaman, perawatan pasca tanam dan pembebasan lahan. Campaign yang dbangun oleh LH adalah Samarinda Rawat Bumi, 1000 pohon untuk serapan air.
Diera modernisasi dan tehnologi yang sudah kian berkembang, kita juga dapat melindungi hutan dengan berbagai cara, baik ikut terlibat dalam restorasi sungai secara langsung maupun tak langsung. Mari sama-sama rawat bumi dengan menyisihkan donasi. Penenaman dan Clean UP akan dilakukan tanggal 21 April 2019 mendatang.
Donasi tersebut akan mempunyai keberlanjutan dalam perawatananya. selain sertifikat, Bibit pohon, para donatur juga akan mendapatkan fasilitas makan di outdoor Space Karangmumus River, keindahan sungai karangmumus .
Wawan Juga menegaskan untuk pemgembangan Sekolah Sungai Karang Mumus (SESUKAMU).
Mari sama sama peduli lingkungan, selamatkan dan Lindungi hutan disepanjang Sungai Karang Mumus.
Maryono, Agus. 2007. Restorasi Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. ISBN 979- 420-667-9Mislan, Dkk 2018.Penyusunan Aksi Restorasi Sub DAS Karang mumus dalam Persfektif Ketahana Air. Prosiding. Seminar Nasional Geografi UMS IX. SemarangPujowati, P. 2009. Rencana Pengelolaan Lanskap Agroforestri di DAS Karang Mumus. Tesis.Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor.Data BPDAS Mahakam-Berau
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H