Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Orangtua Selalu Salah, Benarkah?

17 Maret 2024   16:49 Diperbarui: 19 Maret 2024   16:01 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keluarga. (Dok Pexels.com)

Manusia itu Ada Tahap Perkembangannya

Nah, supaya nggak terlalu bingung, Anda bisa belajar tentang tahap perkembangan anak. Informasi itu banyak sekali di internet. Intinya, tahap usia tertentu, anak diharapkan menguasai tugas perkembangan yang sesuai usianya. 

Misalnya usia puber, diharapkan anak sudah mengenal dirinya, dia tahu kelebihan dan kekurangannya, sehingga pertumbuhan fisiknya tidak akan mengganggu sekali aktivitas sehari-harinya. Pada usia puber, di mana emosi sangat labil, anak perlu diajarkan mengenali pola emosinya dan cara menyalurkannya.

Dengan pemahaman tahap perkembangan itu, orangtua bisa belajar mengasuh anak berdasarkan tugas perkembangan. Cara mendidik anak usia 5 tahun pasti beda ketika anak masuk usia 15 tahun karena tugas perkembangannya beda. 

Orangtua bisa fokus pada anak, bukan apa keinginan atau harapannya sendiri. Tantangannya di sini, yaitu bersikap jujur pada diri sendiri (dalam arti pasangan suami istri) tentang sifat anak, kekurangan anak, ketidakmampuan anak, dan perilaku anak. 

Kalau orangtua mau objektif dan jujur, mereka tahu persis sifat, perilaku, kekurangan dan kelebihan anak kok. Cuma ya kadang malu aja mengakui kelemahan anak, gengsi kalau anaknya kalah prestasinya dengan anak lain, defensif juga kalau anaknya ditegur gurunya.

Selain parenting perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, orangtua perlu juga melibatkan orang lain, misalnya sekolah, keluarga, atau komunitas. Anak yang banyak bergaul akan mempunyai pengalaman dan wawasan lebih luas. 

Mereka akan terstimulasi untuk berpikir kreatif. Menimbang hal-hal baik dan buruk. Berlatih mengambil keputusan. Dan juga akan banyak bertanya pada orangtuanya, sehingga diperlukan kemauan orangtua untuk berdiskusi dengan anak lebih sering dan terbuka. Eh nggak gampang lho ngbobrol dengan anak... Serius ini. 

Sulitnya itu ya, seringkali orangtua nggak bisa menahan diri untuk tidak memberikan nasihat. Lha anaknya cuma butuh ngobrol, cerita-cerita, eh orangtuanya sibuk ngasih wejangan. Langsung mandek tuh obrolan. 

Ketika anak sudah masuk usia dewasa, maka anak mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Semua didikan orangtua diharapkan menjadi landasan atau fondasi karakternya dan menjadi referensi ketika mengambil keputusan. 

Saat itu, anak sudah berdaya setidaknya dalam 5 area yaitu berdaya secara fisik, berdaya secara psikis-emosi, berdaya secara sosial, berdaya secara finansial, dan berdaya secara spiritual. Berikut ini penjelasannya: 

  • Berdaya secara fisik artinya anak bisa menentukan apa yang mau dimakan, olahraga apa yang mau dijalani, mau melakukan apa dengan tubuhnya (harapannya sih yang positif ya), dan bebas memilih mau membentuk tubuhnya seperti apa.
  • Berdaya secara psikis-emosi: Anak sudah bisa mengelola emosinya. Bisa mengenali luka batin, dan bisa menentukan apakah mau mengendalikan emosinya, atau melepaskannya begitu saja. 
  • Berdaya secara sosial: Mereka bisa menentukan sendiri lingkungan pertemanannya. Memilih mau gabung di komunitas mana, mencari pasangan hidup, dan memilih nyaman tinggal di mana. 
  • Berdaya secara finansial: Kalau mereka sudah bekerja (harusnya sih sudah ya), maka mereka punya kebebasan bagaimana menggunakan uangnya. 
  • Berdaya secara spiritual: Anak bisa memilih keyakinannya, bisa memilih mau beribadah di mana, dan bisa menentukan apakah beragama atau tidak (ya, harapannya tidak begitu). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun