Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Benarkah Luka Batin dengan Perilaku Orangtua Sulit Dihilangkan?

26 Mei 2019   04:52 Diperbarui: 22 Maret 2022   00:13 8733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orangtua tidak menyadari (atau mengabaikan) konflik ini. Mereka bersikeras bahwa mereka benar. Makin tajamlah konflik relasi tersebut dan makin kuat tertancap rasa benci pada orangtuanya. 

Kalau ingin hidup sehat mental, bahagia dan menjadi orang bebas, sakit hati itu perlu dibuang segera. Sulit? Iya pastinya, tapi bisa kok. Tantangannya apakah mau berproses atau tidak? 

Kalau orangtua masih tetap pada kebiasaan dan sifatnya yang bikin sakit hati itu, bagaimana dong?

Memang hal itu akan membuat proses membuang sakit hati agak lebih lama, tapi bukan tidak mungkin. Yakinlah bahwa sakit hati itu tidak akan membawa Anda ke manapun. 

  1. Langkah pertama adalah meluruskan niat. Apakah sakit hati ini sesuai dengan tujuan hidup Anda? Apakah rasa benci itu memang diperkenankan ada? Apa manfaatnya rasa benci, jengkel, kecewa, dan sabagainya itu? 
  2. Berikutnya meletakkan identitas diri bukan pada perlakuan orangtua. Anda bukanlah korban perlakuan orangtua. Anda adalah subyek hidup Anda sendiri. Jati diri Anda bukan terletak pada kata-kata kasar orangtua, atau pada cara mereka mendidik. Anda adalah orang yang bebas menentukan hendak menjadi pribadi yang bagaimana seperti yang Anda inginkan. 
  3. Lalu Anda tuliskan secara lengkap hal-hal buruk yang pernah Anda alami karena perlakuan orangtua. Berat menuliskannya? Kalau iya, maka segera lakukan. Hadapi. Jangan disimpan terus. Tuliskan dengan jelas.
  4. Di setiap pengalaman buruk (no. 3), berikan 1 poin berupa jawaban dari pertanyaan ini: Anda belajar apa dari pengalaman itu?
  5. Buat list dari poin no. 4. Apa yang Anda dapatkan?
  6. Terakhir, doakan semua hasil belajar yang Anda peroleh dan ucapkan syukur atas semua hal baik yang pernah Anda peroleh. 

Kalau Anda bersungguh-sungguh lakukan langkah-langkah di atas, maka perasaan Anda terhadap orangtua akan berubah. Menjadi lebih positif. Apakah hal itu berarti Anda bisa memaafkan orangtua? Ya bisa jadi, yang penting lakukan dulu. 

Mumpung bulan baik ini masih berjalan, sebaiknya bersih-bersih hati itu Anda lakukan. Supaya lebih jernih, bisa dilakukan menjelang sahur dan dalam suasana hening. Hanya ada Anda dan Tuhan. 

Silakan mencoba. Selamat menjadi pribadi baru. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun