Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Batik dan Logam Mulia

26 Agustus 2016   12:09 Diperbarui: 26 Agustus 2016   16:26 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presentasi Antam (19 Agustus 2016)

Pembicara dari Antam, Bapak Destra menceritakan kisah asal mulanya. Dikisahkan dahulu ada seorang pemuda yang sangat santun dan disegani kalangan kaumnya. Kemudian pemuda tersebut dipanggil ke Kerajaan Mataram karena pihak kerajaan terkesan dengan sikapnya. Terharu dengan pencapaian anaknya, sang ibu membuatkan batik bermotif kawung ini. Harapan sang ibu agar putranya mampu menjaga diri dari hawa nafsu dan tidak melupakan asal usulnya. Ketika diangkat menjadi adipati, ia pun mengenakan baju motif batik kawung buatan ibunya. 

Batik Sido Mukti

Kata sidomukti berasal dari dua suku kata Sido dan Mukti. Sido yang dalam bahasa Jawa berarti: Jadi/ Terlaksana, dan Mukti yang berarti: Makmur/ Sejahtera, memiliki makna agar sang pemakai batik ini diharapkan akan hidup makmur dan sejahtera (http://www.goresancanting.xyz, 2016). 

Presentasi Antam (19 Agustus 2016)
Presentasi Antam (19 Agustus 2016)
Ketika Pak Destra menceritakan asal muasal batik ini, terlintas ide dalam benak saya. Logam mulia (LM) Sidomukti tepat sekali diberikan pada pasangan muda yang masih berjuang dalam kehidupannya. Biasanya kita memberikan tali kasih berupa uang atau perhiasan emas pada pasangan pengantin. Namun kini dengan adanya LM Sidomukti, tali kasih bisa lebih berharga sekaligus sebagai simbol agar mereka terus menerus berjuang dalam segala aspek kehidupannya. Hmmm... Apalagi di dalam kotak hadiahnya diselipkan kartu berikut ini : 

http://lh3.googleusercontent.com/-r8eur7-5b30/VnUhdZIJN-I/AAAAAAAABCc/1Zh7D3hkbwc/s1600/FB_IMG_1450490673036.jpg
http://lh3.googleusercontent.com/-r8eur7-5b30/VnUhdZIJN-I/AAAAAAAABCc/1Zh7D3hkbwc/s1600/FB_IMG_1450490673036.jpg

Batik Parang Barong

Rupanya Antam benar-benar turut melestarikan budaya batik. Motif LM berikutnya adalah Parang Barong. Kesan yang muncul adalah keberanian, kegagahan dan karisma. Apa betul ya? Mari kita simak penjelasan Pak Destra. Saya akan lengkapi kisahnya dengan mengutip dari http://www.museumbatik.com, 

Parang Barong berasal dari kata barong (singa). Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya motif ukuran pada kain. Besar ukuran parang barong diatas 20 cm dan merupakan induk dari semua motif parang. Parang barong diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai Raja dengan segala tugas kewajibannya dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil dihadapan Sang Maha Pencipta.

Itulah sekilas kisahnya. Mirip dengan kesan pertama saya ya? *maksa.com*

Presentasi Antam (19 Agustus 2016)
Presentasi Antam (19 Agustus 2016)

Motif ini memiliki makna agar seorang Raja selalu hati-hati dalam bertindak, kebijaksanaan dalam gerak dan pengendalian diri dalam dinamika usaha yang terus menerus. Motif ini hanya digunakan oleh Raja pada saat ritual keagamaan dan meditasi. Filosofi Parang Barong ini membuat saya berandai-andai. Kalau saja para pemimpin negeri ini memahami filosofi Parang Barong dan menerapkannya, sungguh cerah masa depan bangsa ini. Pastilah tidak akan ada pemimpin atau wakil rakyat yang korupsi, lebih mendahulukan kepentingan rakyat daripada kepentingan partai atau pribadi dan  berkomitmen tinggi untuk melayani. Uff.. Jauh sekali impian saya ya.. Okay, balik ke topik tulisan.. hehe... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun