Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencoba Memahami Mengapa SN Merasa Terjebak?

8 Desember 2015   01:51 Diperbarui: 8 Desember 2015   01:58 2022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mungkin juga hal ini yang ditangkap oleh kubu SN yang kemudian mempersoalkan keabsahan rekaman, motif MS, bahkan SN pernah berucap kalau peristiwa ini seperti pemerasan baginya. Bisa dipahami hal itu. Tapi tetap tidak menghilangkan fakta tentang ucapannya dalam rekaman (yang mati-matian tidak dia akui dalam sidang MKD hari ini). Fakta bahwa sebagai ketua DPR ia telah mengata-ngatai Presiden dan sejumlah hal lainnya. Tidak sepantasnya SN bicara seperti itu. Tapi ya apa daya, semua sudah terlanjur. Upaya mengelak bahwa suara dalam rekaman itu adalah suaranya bakal terus dilakukan.

Apa yang salah dalam kasus SN ini? Jawabannya cuman satu : Salah milih teman dan naruh kepercayaan! Hahaha... Lalu moral of the story? Uang dan sahabat bisa menyelamatkannyamu dari masalah yang kamu timbulkan. Oleh karena itu, perbanyaklah temanmu dan tanamkan pohon balas budi dengan uang yang kamu punya. *ajaran sesat deh*

Sudah dulu. Ngantuk. Mikir sidang MKD ini bikin kepala mumet..

Sidoarjo, 01.50.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun