Mana Lebih Gampang : Mematikan Orang "Hidup" atau Menghidupkan Orang "Mati"?
dan
Mana Lebih Sering Dilakukan : Mematikan Orang "Hidup" atau Menghidupkan Orang "Mati"?
Dari 100 orang yang saya survey ada 115 orang yang tidak konsisten jawabannya...hehe.. Kok bisa 115 orang? Yaaa... karena ada 15 orang yang membawa temannya saat survey. Jadi saya khan sungkan kalau menolak temannya itu.. *gaya Cak Lontong*. Boleh saya lanjutkan? *Boleeehhhh...*
Nah, ini serius. Biasanya orang menjawab tidak konsisten terhadap pertanyaan di atas. Yang lebih gampang itu 'Mematikan Orang Hidup' begitulah hasil survey terhadap 115 orang tadi (eh berkurang 2 orang karena ke toilet nggak kembali). Lalu jawaban mereka terhadap pertanyaan kedua adalah 'Menghidupkan Orang Mati'. Kok bisa? Yaa.. itu film-film di TV dan Bioskop sering memutar film tentang orang mati yang hidup kembali terus menakut-nakuti orang lain (itu jawaban para responden yang beda banget dengan maksud pertanyaan survey saya). Harusnya kalau lebih gampang Mematikan Orang Hidup, maka hal itu akan lebih sering dilakukan. Benar khan harusnya seperti itu?
Sebetulnya saya tidak mau bicara tentang film horor kok. Cuman bicara tentang sikap dan perilaku. Sikap terhadap kehidupan. Perilaku terhadap sesama.
"Mematikan" Orang "Hidup"
Perilaku ini dimunculkan oleh orang yang tidak mampu menerima dirinya sendiri, mudah dipengaruhi oleh orang lain, dan tidak berkarakter. Pengertian orang "hidup" itu adalah orang yang semangat dalam menjalani kehidupan. Mungkin saja tampilan orang itu di tempat kerja adalah karyawan yang antusias, penuh ide, loyal, berusaha menyelesaikan tugas tepat waktu, mampu mengatur pekerjaan, tidak berkonflik, mempunyai kepemimpinan yang baik, kritis dan sebagainya. Prestasi kerjanya pun bagus. Orang "hidup" lainnya dalam masyarakat adalah penggiat lingkungan, motor penggerak kegiatan, rela membuang waktu dan tenaga untuk kepentingan orang banyak. Contoh lain dalam keluarga juga ada, yaitu pasangan yang selalu berusaha memahami pasangannya, anak yang unjuk prestasi, istri yang berusaha masak makanan lebih baik (dan selalu keasinan), anak yang tidak mudah putus asa sekalipun upayanya belum menunjukkan hasil maksimal, dan sebagainya.
Orang-orang semacam itu dapat disebut orang yang mencintai kehidupan. Mereka tergerak oleh motif dalam dirinya, maupun faktor luar untuk selalu berubah. Untuk bisa menjadi lebih baik. Tapi apa biasanya yang dilakukan oleh lingkungan sekitarnya? Mencemooh. Mencela. Mencurigai. Menggosipkan. Menyepelekan. Menyabotase. Dan sejumlah hal lainnya. Itulah yang saya sebut perilaku itu mematikan orang "hidup". Mudah dilakukan. Dianggap lumrah. Akan saya berikan contoh mulai dari keluarga hingga ke cakupan lebih luas.
Di keluarga :
- Dengan gembira anak mempamerkan nilainya, lalu sang orangtua berkata, "Ahh.. nilai segitu sudah biasa. Kamu memang Bapak/Ibu sekolahkan supaya pinter. Lagian nilai kakakmu lebih bagus". Matilah satu semangat untuk berupaya menjadi lebih baik.
- Istri menyajikan makanan berbeda hari ini. Dengan wajah berseri, ia berharap suaminya memuji. Dan inilah komentar suami, "Masih kalah sama masakan di depot dekat kantorku!" atau "Gini ini kamu bilang enak? Kayaknya kamu mesti belajar lagi deh" Lebih parah, "Kalah jauh dengan masakan ibuku".
- Suami pulang kerja, berseri-seri ingin bertemu dengan istrinya, ingin menceritakan semua persoalan di kantor. Dia berteriak di depan rumah, "Aku pulaaanggg!". Dan keluarlah ondel-ondel dari dalam rumah yaitu nyonya rumah dengan daster bolong, wajah dimasker lumpur, dan bau bawang karena belum mandi. Tiap hari hampir seperti itu.
Di tempat kerja :
- Karyawan yang giat bekerja, kritis terhadap kebijakan, dan selalu ingin berkontribusi. Reaksi atasan : "Banyak komentar ya, kamu ini!". Reaksi rekan kantor : "Jangan jadi penjilat gitu. Inget ya, kamu masih yunior. Jangan harap naik pangkat lebih dulu".
- Atasan yang dekat dengan anak buah, memahami situasi mereka, mampu memimpin tanpa otoriter. Reaksi sesama atasan : "Ingin mengambil hati anak buah". Atau "Jaim tuh". Disingkirkanlah dia dari jajaran manajemen. Dianggap tidak berpihak pada perusahaan.
Di masyarakat :
- Tokoh masyarakat yang baik, senang melayani masyarakat, terbuka pada masukan bawahan dan masyarakat, gemar bersentuhan dengan masyarakat kelas bawah. Komentar paling gampang : sok melayani masyarakat, pencitraan, dsb.
- Orang yang tidak mau korupsi, berpihak pada rakyat, tampil apa adanya, seringkali disisihkan.
Memang lebih mudah untuk "mematikan" orang-orang "hidup". Tidak butuh usaha. Tidak membutuhkan pengendalian diri. Asal mikir apa, langsung aja ngomong. Juga tidak dibutuhkan karakter yang kuat. Di mana ada kesempatan dan kekuasaan tersedia, langsung aja disikat tanpa mempedulikan orang lain.
"Menghidupkan" Orang "Mati"
Saya menawarkan pilihan perilaku lainnya yaitu "menghidupkan" orang-orang "mati". Orang-orang yang tidak memiliki harapan akan masa depan lebih baik, yang tidak punya kesempatan untuk berkembang dalam karir karena kurang punya ketrampilan, yang senang belajar tapi kurang dana, anak-anak yang kurang kasih sayang, lansia yang kurang perhatian, dan sebagainya. Banyak sekali orang-orang "mati" di sekitar kita, yang bisa kita sentuh dan lakukan sesuatu untuk "membangkitkannya".
Butuh usaha ekstra untuk hal itu. Kita perlu kreatif untuk memberikan harapan pada orang-orang yang pesimis terhadap masa depannya, perlu meluangkan waktu untuk mencari dana ekstra untuk membantu orang yang kekurangan, butuh kerendahan hati untuk mengakui prestasi orang lain dan mengungkapkan langsung,"Anda hebat! Saya ikut senang lho!", butuh pengendalian diri untuk tidak melontarkan komentar negatif, perlu kesabaran ekstra untuk mengajari anak-anak kita yang kurang kemampuannya dibandingkan saudaranya, dan sebagainya. Masih banyak lagi. Saya yakin Anda memahami maksud saya khan?
Hidup ini pilihan. Perilaku terhadap semua situasi itu pilihan. Keputusan Anda terhadap hal itu akan menentukan masa depan Anda sendiri.
Selamat memilih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H