2. Kepada siswa reguler
Memahamkan kepada siswa reguler tentang keberagaman, melayani teman-temannya yang kemampuannya dibawah mereka. Serta membuka hati mereka bahwaÂ
"Dengan kalian (siswa reguler) melayani dan mengajak siswa ABK agar menjadi unggul sama seperti kalian itu menjadikan sebuah amal ibadah, dan menjadi nilai kebaikan yang dilipatgandakan".Â
Kenapa harus begitu?Â
Karena pada siswa lah sering kali terjadi bullying sesama teman.
Kepada orang tua reguler agar mendapatkan pemahaman yang benar dan sesuai tentang pendidikan inklusif. Mindset masyarakat umum termasuk karyawan, maupun orang tua regular dan ABK adalahÂ
"Bahwa pendidikan inklusif adalah simbol sekolah yang melayani anak cacat".Â
Anggapan seperti itulah yang harus diluruskan dengan memberi pemahaman bahwa:
"Pendidikan inklusi bukan sebuah simbol sekolah yang melayani anak cacat, tapi pendidikan inklusif merupakan sebuah sekolah yang ramah dalam melayani pendidikan tiap anak sesuai dengan keberbakatanya dan permasalahannya".
3. Kepada orang tua ABK
Bahwa tidak selamanya anak ABK akan seperti ini. Dengan bimbingan dan dukungan sekitar yang baik, maka ABK akan bisa menjadi anak yang normal bahkan bisa juga melebihi kemampuan anak yang normal.