Perempuan sering kali ditempatkan sebagai liyan---pihak yang dianggap berbeda dan subordinat. Namun, eksistensi perempuan yang kuat mampu meruntuhkan pandangan ini. Dalam novel, Anjani menolak dianggap lemah atau tidak mampu. Ia menghadapi pandangan merendahkan dari masyarakat kolonial dengan keberanian luar biasa, menegaskan bahwa perempuan memiliki kemampuan setara dalam menghadapi tantangan. Kutipan: "Bukankah seharusnya Anda takut, Meneer? Sebab ternyata seorang wanita bumiputra pun bisa menjadi ancaman." (Alicia, 2023:332).
Penolakan terhadap posisi subordinat ini tidak hanya mengubah pandangan masyarakat tetapi juga menunjukkan bahwa perempuan mampu menjadi pemimpin dan penentu masa depan.
Feminisme untuk Mengakhiri Diskriminasi
Feminisme bukanlah perlawanan terhadap laki-laki, melainkan gerakan untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi terhadap perempuan. Kisah dalam Karsa menunjukkan bahwa keadilan gender hanya dapat tercapai ketika perempuan dan laki-laki bekerja bersama untuk menghancurkan prasangka gender.
Dengan intelektualitas, keberanian, dan semangat perubahan, perempuan seperti Anjani membuktikan bahwa mereka mampu menjadi agen perubahan yang mewujudkan keadilan gender sekaligus meningkatkan Kualitas SDM perempuan. Novel ini menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk kesetaraan bukan hanya milik perempuan, tetapi tanggung jawab seluruh masyarakat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H