Mohon tunggu...
Nafisah
Nafisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Sosiologi 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Bimbingan Belajar Online di Masa Pandemi sebagai Implementasi Pendidikan Nonformal

22 Mei 2022   15:10 Diperbarui: 22 Mei 2022   15:16 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah salah satu aspek terpenting di dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia dapat memperoleh pengetahuan dan mengupgrade kehidupannya ke arah yang lebih baik, berkualitas, memiliki budi pekerti yang baik serta menjadi manusia yang berintelektual. Dalam perkembangannya, di Indonesia sendiri pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal. Ketiga jalur pendidikan tersebut disebut dengan tri pusat pendidikan, karena ketiganya memberikan andil yang besar bagi proses pengembangan manusia untuk mencapai kesempurnaan dalam berbagai dimensi (Haerullah & Elihami, 2020). Keberadaan lembaga-lembaga pendidikan tersebut tentu saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan memiliki peranan yang penting di dalam kehidupan sosial masyarakat.

Tentunya pendidikan akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu, hal ini disebabkan karena pendidikan bersifat dinamis yang artinya pendidikan akan selalu menyesuaikan perkembangan situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Saat ini dunia sedang mengalami pandemi Covid-19 yang membuat manusia mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan situasi saat ini. Akibat adanya pandemi ini, pemerintah Indonesia mengambil langkah yang preventif dengan menerapkan berbagai kebijakan baru yang mengharuskan kegiatan-kegiatan dilakukan dari rumah saja. Kebijakan ini dilakukan untuk memotong mata rantai penyebaran virus Covid-19. Pada bidang pendidikan sendiri, pemerintah menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.

Adanya perubahan pembelajaran yang semula dilakukan secara konvensional atau tatap muka menjadi pembelajaran daring tentu membutuhkan bantuan dari teknologi informasi. Jika di dalam pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dibutuhkan perlengkapan seperti papan tulis, spidol, buku paket, dan lain sebagainya berbeda halnya dengan pembelajaran yang dilakukan secara daring. Dalam pembelajaran Jarak Jauh yang dibutuhkan adalah laptop, handphone, jaringan internet, dan lain sebagainya. Hal ini tentu membuat sarana yang digunakan sebagai media pembelajaran juga berbeda. Media pembelajaran yang digunakan dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) antara lain seperti, Zoom Meeting, Google Meet, Microsoft Teams, Google Classroom, Edmodo, Rumah Belajar, dan lain sebagainya.

Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dinilai menjadi langkah yang paling efektif dalam menjalankan pendidikan di masa pandemi. Namun, tentu saja terdapat kelebihan dan kekurangan yang dihasilkan dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Salah satu kelebihannya dapat membuat individu menjadi lebih mandiri dalam belajar, sedangkan kekurangannya dapat membuat keterbatasan dalam interaksi yang biasa dilakukan sehari-hari. Dari keterbatasan inilah kemudian muncul keluh kesah dari siswa dalam melaksanakan kegiatan PJJ. Bahkan tidak sedikit juga siswa yang merasa kurang paham dengan materi yang diajarkan. Maka dari itu, dibutuhkan bimbingan belajar tambahan untuk membantu siswa dalam pembelajaran daring.

Lembaga bimbingan belajar dapat diartikan sebagai sebuah lembaga swasta bersifat nonformal yang dibuat untuk membantu siswa dalam kegiatan belajar (Romadhon, 2018). Tujuan bimbingan belajar secara umum yakni untuk membantu siswa dalam meningkatkan perkembangan diri, bakat, dan nilai-nilai yang dimiliki secara optimal (Aisyah, 2015). Kehadiran bimbingan belajar sangat membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan akademis. Bimbingan belajar berguna untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Bimbingan belajar tidak hanya bersifat konvensional, melainkan ada yang tersedia secara online.

Pandemi yang masih berlangsung ini menyebabkan banyak siswa yang berlangganan aplikasi bimbingan belajar online, terlebih bagi mereka yang sedang duduk di kelas 9 dan 12 yang sedang membutuhkan tambahan materi guna untuk melengkapi kekurangan belajar dari pendidikan formalnya. Sebelum pandemi, aplikasi bimbingan belajar memang sudah cukup terkenal dan banyak digunakan, tetapi karena pandemi yang sedang terjadi eksistensi aplikasi bimbingan belajar online menjadi lebih populer di kalangan siswa dan orang tua. Aplikasi bimbingan belajar online yang sedang marak digunakan adalah Zenius, Ruangguru, Pahamifiy, Quipper, dan lain sebagainya.

Program bimbingan belajar online sendiri selaras dengan fungsi pendidikan nonformal yakni sebagai implementasi dari fungsi penambah. Pendidikan non formal berfungsi sebagai penambah memiliki arti jika pengetahuan, keterampilan, dan juga sikap yang diperoleh peserta didik di pendidikan formal atau sekolah dirasa belum cukup memadai maka siswa dapat menambahkan kekurangan tersebut dengan pendidikan non formal (Kemendikbud, 2017). Bimbingan belajar merupakan wujud dari penerapan pendidikan nonformal dimana dalam pendidikan nonformal terdapat kurikulum yang dapat membantu siswa untuk memperkuat ilmu pengetahuan. Materi yang disediakan oleh bimbingan belajar online juga sudah disesuaikan dengan kurikulum yang dirancang oleh pemerintah sehingga orang tua dan siswa tidak perlu khawatir materinya berbeda.

Philip H. Coombs berpendapat bahwa pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di luar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajar (Soelaman, 1992). Pendidikan nonformal juga membantu sekolah dan masyarakat dalam upaya pemecahan masalah mengenai pendidikan (Indrawati & Wijoyo, 2020).

Sebagaimana konsep-konsep yang disampaikan oleh Paulo Freire, sehingga memberikan keleluasaan bagi pendidikan nonformal untuk dapat terus berkembang dan melayani masyarakat melalui pendidikan alternatif di luar sekolah atau pendidikan formal. Hal ini juga sejalan dengan pemikiran Giroux dalam konsep pedagogi kritisnya. Giroux mengembangkan kajian pedagogi kritis sebagai area studi teoritis maupun praktis (Hidayat, 2011). Giroux menginginkan seluruh aktor dalam pendidikan untuk membangun sikap yang aktif, demokratis, dan memiliki sifat yang kritis.

Di beberapa aplikasi bimbingan belajar online terdapat beragam fitur yang ditawarkan. Siswa tidak hanya bisa menonton video yang berisikan materi pembelajaran, melainkan terdapat fitur yang memungkinkan siswa serta tutor bisa berinteraksi, memberikan pendapat, serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada tutor secara langsung melalui media online. Ini termasuk perspektif pedagogi kritis yang terdapat bimbingan belajar online dimana siswa dan tutor dapat menerapkan konsep dan praktik dari pedagogi kritis Giroux secara online. Walaupun untuk mendapatkan fitur interaksi tersebut membutuhkan biaya yang lebih mahal, tetapi apa yang didapatkan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.

Giroux juga meyakini bahwa pedagogi kritis dapat dijadikan sebagai alat untuk membangun kesadaran dan mendorong perubahan sosial sehingga mereka menjadi pribadi yang peka akan kehidupan di sekelilingnya. Hal ini terlihat dimana perubahan pembelajaran konvensional menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang menyebabkan perubahan sosial itu terjadi sehingga membuat siswa merasa membutuhkan tambahan pembelajaran melalui bimbingan belajar online.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan nonformal yang dilakukan di luar jam sekolah bersifat sebagai penambah atau pelengkap materi belajar untuk siswa. Namun, keberadaannya tidak boleh disepelekan sebab pendidikan nonformal khususnya bimbingan belajar online memiliki fungsi untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan serta sikap dan kepribadian yang profesional dengan mempertimbangkan serta menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Mengingat kondisi saat ini dimana pandemi membatasi gerak sosial sehingga bimbingan belajar online juga dinilai cukup fleksibel untuk melengkapi materi belajar siswa. Bimbingan belajar online dinilai cukup baik dalam penerapan kurikulumnya melalui pandangan pedagogi kritis Henry Giroux sebab fitur-fitur yang tersedia dalam bimbingan belajar online dapat membuat siswa berpikir kritis, tetapi pemilihan fitur itu bisa disesuaikan dengan gaya belajar yang cocok dan sesuai dengan budget yang dimilikinya. Tidak hanya itu, kurikulum pendidikan non formal yang ada pada bimbingan belajar online sudah disesuaikan dengan kurikulum yang ada pada sekolah, sehingga siswa dan orang tua siswa tidak perlu merasa takut jika akan terjadi perbedaan materi.

Penulis sendiri memiliki saran, sebagai generasi yang hidup di zaman yang canggih ini sudah seharusnya siswa melek akan teknologi dan mampu memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Bimbingan belajar online hadir untuk memberikan kemudahan dalam proses belajar. Siswa dapat memilih aplikasi bimbingan belajar online yang sekiranya cocok dengan gaya belajar siswa tersebut. Untuk harga juga bisa disesuaikan dengan budget yang dimilikinya. Tidak jarang saat kenaikan kelas beberapa aplikasi bimbingan belajar online juga memberikan potongan harga, sehingga akan lebih menghemat pengeluaran. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, peran serta dukungan orang tua juga dibutuhkan dalam berlangsungnya proses pembelajaran. Sehingga dengan berbagai kemudahan akses pendidikan yang tersedia saat ini, tentu diharapkan siswa serta orang tua dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Daftar Pustaka

Buku

Aisyah, S. (2015). Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar. Sleman, Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Hidayat, Rakhmat. 2011. Pengantar Sosiologi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Indrawati, I., & Wijoyo, H. 2020. Pendidikan Luar Sekolah. Jawa Tengah: CV Pena Persada.

Kemendikbud. 2017. Bahan Ajar Pengenalan Pendidikan Formal dan Informal. Jawa Barat: Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.

Soelaman, Joesoef. 1992. Konsep Dasar Pendidikan Non Formal. Jakarta: Bumi Aksara.

Jurnal

Haerullah, H., & Elihami, E. (2020). Dimensi Perkembangan Pendidikan Formal dan Nonformal. Jurnal Edukasi Nonformal, 1(1), 199-207.

Romadhon, Beril Firmansyah. 2018. Model Pendidikan Non Formal Lembaga Bimbingan Belajar Mentari Ilmu 2 Kecamatan Sukun Kota Malanga. J-PIPS (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 5(1), 27.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun