Asimilasi terjadi ketika dua kelompok dengan latar belakang budaya berbeda mencoba menghilangkan perbedaan untuk membentuk budaya baru. Proses ini dipermudah oleh faktor seperti toleransi, persamaan kebudayaan, dan adanya musuh bersama. Faktor penghambat asimilasi meliputi perasaan superioritas budaya dan isolasi sosial.
Asimilasi menjadi fenomena penting dalam masyarakat multikultural. Misalnya, di Indonesia, proses asimilasi antara penduduk asli dan pendatang menciptakan budaya baru yang unik seperti akulturasi dalam makanan, seni, dan bahasa. Proses ini tidak selalu berjalan mulus, tetapi menjadi landasan penting untuk integrasi sosial.
Dalam globalisasi, asimilasi juga memengaruhi pembentukan identitas budaya baru di berbagai negara. Namun, asimilasi tidak berarti hilangnya identitas asli, melainkan sering kali melahirkan bentuk identitas hibrida yang kaya akan nilai-nilai dari berbagai budaya.
B. Interaksi Sosial yang Mengarah ke Perpecahan (Disasosiasi)
           Â
1. Persaingan (Competition)
Persaingan adalah proses sosial di mana individu atau kelompok berlomba untuk mencapai tujuan tertentu tanpa menggunakan kekerasan. Bentuk persaingan meliputi persaingan ekonomi, budaya, kedudukan, dan ras. Persaingan dapat memacu inovasi, mendorong seleksi sosial, dan menciptakan pembagian kerja yang efektif.
Fungsi persaingan dalam masyarakat antara lain adalah untuk meningkatkan kualitas individu dan kelompok. Dalam dunia pendidikan, misalnya, siswa bersaing dalam meraih prestasi akademik yang lebih baik. Persaingan sehat seperti ini menciptakan suasana kondusif untuk berkembang.
Namun, persaingan juga dapat berujung pada dampak negatif seperti ketimpangan sosial dan tekanan psikologis. Dalam dunia kerja, persaingan yang tidak sehat dapat menciptakan lingkungan yang tidak mendukung kolaborasi, sehingga justru menghambat produktivitas secara keseluruhan.
2. Kontroversi (Contravention)