Perubahan Fisiologis, seiring mampu memahaminya, maka ketiga aspek lain dapat dikontrol. Jadi seperti ini misalkan manusia dewasa, manusia dewasa dalam memendam (mengendalikan ) emosinya. Itu jauh lebih baik dari pada anak-anak, karena sudah terbiasa. Kita sudah terbiasa mengedalikan ekspresi emosi, jangankan membohongi orang lain, membohongi diri sendiri saja kita sering. Anak-anak itu baru mengendalikan ekspresi emosinya, jika mempunyai tekanan. Anak-anak itu paling jujur yang belum bisa mengendalikan ekspresi emosinya.
Emosi-emosi Awal
Ekpresi apakah yang mengawali perkembangan emosi?
Ekspresi Primer, emosi ini muncul bukan hanya pada manusia saja tapi juga pada hewan. Emosi ini muncul mengawali kehidupan. Emosi anak diawali dengan tangisan, senyuman, ketakutan. Emosi muncul seperti ketika mendapat surprise, ketika tertarik (interest ), marah (anger ), sedih (sadness ), takut (fear ).
Bagaimana emosi berkembang?
Emosi Sadar-Diri, langkah awal manusia mengembangkan emosinya tentu membutuhkan perangkat kognisi yang kompleks dan kesadaran diri. Coba seorang anak jika dihadapkan dengan cermin, dia akan mulai berpikir apa yang ada pada cermin (apa yang dilihat di cermin). Emosi ini muncul setelah tahun pertama anak dan hubungan sosial lah yang menjadi dasar referensi sosial (social reference). Jadi pada emosi ini, anak mulai mengerti waktu bahagia itu ketika gini, waktu sedih itu ketika gini, dan anak juga mulai bisa memahami sisi orang lain.
Nah, itu tadi bahasan pertama kita tentang perkembangan sosio emosional. Jangan lupa ikuti, sukai dan share ke temen-temen lainnya. Jika ada kesalahan tulisan ataupun penjelasan yang tidak sesuai, silahkan ketik di kolom komentar. Semoga bermanfaat dan pantengin terus tayangan artikel selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H