Mohon tunggu...
Nafi Ibdiyana
Nafi Ibdiyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pariwisata

Seorang mahasiswa jurusan pariwisata, suka baca, ngerjain soal matematika, dan nulis daily journal. Tertarik dengan dunia kepenulisan dan lagi belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Memahami Sejarah Surakarta di Rumah Budaya Kratonan Solo

25 Juni 2023   23:52 Diperbarui: 26 Juni 2023   20:28 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tutupnya jam berapa, ya, Bu?"

"Kita jam 16.00 sudah tutup, Mbak. Kalau restonya masih buka sampai jam 20.00. Untuk museum sendiri bisa buka sampai malam kalau ada reservasi rombongan atau janji sebelumnya"

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Jam smartphoneku masih menunjukkan waktu 14.38. Sembari menunggu, kami memutuskan untuk menikmati es teh manis di angkringan sekitar Jalan Manduro dan mengambil beberapa foto di bawah pohon kersen yang ada di depan Rumah Budaya Kratonan. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Tepat pukul 15.00, kami berdua masuk ke ruang tempat kami membeli tiket tadi. Selain aku dan Nisa, terdapat kurang lebih 12 orang yang juga ada bersama kami di ruangan tersebut. Seorang bapak-bapak usia 40-an menghampiri rombongan kami dan mulai memperkenalkan diri sebagai guide yang akan mendampingi kami dalam tur museum sejarah Rumah Budaya Kratonan. 

Dari penjelasan pertama Bapak Guide, aku mendapatkan informasi bahwa Rumah Budaya Kratonan ini awalnya adalah rumah pribadi milik Moeljadi Djojomartono, Menteri Kesejahteraan Rakyat pada Kabinet Djuanda dan Kabinet Dwikora III. Rumah ini kemudian dibeli oleh politikus Akbar Tandjung bersama Sang Istri, Krisnina Maharani Tandjung dan direvitalisasi pada 2015. Pemerintah Kota Surakarta menetapkan tempat ini menjadi ruang terbuka publik pada 11 Maret 2016 yang kemudian diresmikan menjadi destinasi wisata pada tahun 2018. 

Secara keseluruhan, Rumah Budaya Kratonan memiliki luas 1700 m2 dan terdiri dari 6 ruangan. Jumlah pengunjung yang dapat memasuki museum dibatasi sebanyak 10-15 orang per jamnya dan wajib didampingi oleh pemandu. Ruang pertama yang kami masuki adalah ruang pendopo. Di ruangan ini kami disuguhkan dengan instalasi kronologi sejarah dunia dan sejarah nasional yang ditampilkan runut berdasarkan timeline-nya dan dicetak dalam banner setinggi 2 meter yang mengelilingi ruangan. Selain penjelasan dari pemandu, setiap ruangan dilengkapi dengan pengeras suara yang juga menceritakan storyline sejarah yang ditampilkan. Jadi di sini pemandu bertugas untuk melengkapi penjelasan yang telah disampaikan di pengeras suara serta menanggapi pertanyaan pengunjung. Di ruangan ini pengunjung diberikan waktu selama kurang lebih 10 menit untuk membaca, berfoto, maupun sekadar mengitari ruangan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Puas mengitari ruangan pertama, rombongan kami dipersilahkan memasuki ruangan kedua, yaitu ruang pringgitan dan ndalem. Di ruangan ini terdapat display sejarah Kraton Surakarta yang ditampilkan dalam lemari-lemari antik. Di lemari tersebut, disediakan View Master Classic Viewers atau mainan kamera jadul berwarna merah yang dilengkapi dengan kaset kertas. Aku meminta izin kepada guide untuk mengoperasikan kamera tersebut. Ketika kudekatkan mataku ke lubang khusus mata di kamera tersebut, aku melihat rangkaian slide kisah sejarah Surakarta yang dikemas dalam kaset atau reels kamera tersebut. Di samping kamera terdapat tuas yang berfungsi untuk memutar kaset dan memindah slide yang ada di dalamnya. Ada kurang lebih 8 slide dengan kisah yang runut dalam kamera tersebut. Aku mengapresiasi kreativitas pengelola museum karena berhasil membawa pengunjung kembali ke kenangan masa kecilnya saat memainkan mainan kamera merah ini, tapi dengan tetap memperhatikan substansi sejarah yang ingin disampaikan. Memang, interpretasi menjadi bagian krusial dari pengelolaan dan penyajian karya di museum.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun