Mohon tunggu...
Nafi Ibdiyana
Nafi Ibdiyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pariwisata

Seorang mahasiswa jurusan pariwisata, suka baca, ngerjain soal matematika, dan nulis daily journal. Tertarik dengan dunia kepenulisan dan lagi belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

MotoGP Mandalika 2022: Multiplier Effect, Mbak Rara, hingga 51 Ton Sampah

28 April 2022   16:07 Diperbarui: 28 April 2022   17:05 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Event ini banyak diperbincangkan sejak 2020 silam hingga kini. Antusiasme masyarakat terhadap MotoGP mengalami peningkatan yang dibuktikan dengan masih berlanjutnya pemberitaan terkait MotoGP di portal berita online dan media sosial. Ketertarikan masyarakat dirasa wajar muncul akibat dari rasa bangga bahwa negaranya mampu unjuk gigi sebagai host event di kancah internasional. 

Pemberitaan yang berkelanjutan ini juga merupakan strategi pemasaran yang tepat mengingat Indonesia akan mulai mengembangkan tren sport tourism sebagai langkah percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi. 

Selain itu, Indonesia melalui ITDC juga telah menandatangani kontrak penyelenggaraan MotoGP selama 10 tahun sehingga pemasaran berkelanjutan ini bagus untuk menjaga ketertarikan dan antusiasme masyarakat agar minat berkunjung kembali ke Lombok tetap ada.  

Dampak Ekonomi

Berbicara mengenai pemulihan ekonomi, penyelenggaraan MotoGP Mandalika secara positif berdampak pada perekonomian Indonesia. Dilansir dari Katadata, Presiden Jokowi mengatakan bahwa target penjualan tiket MotoGP sebanyak 60.000 tiket telah habis terjual pada 16 Maret 2022, dua hari sebelum pelaksanaan.

Tingginya jumlah kunjungan ini mempengaruhi keterisian penginapan di NTB. Menurut Sandiaga Uno, hotel-hotel dan penginapan di sekitar Mandalika sudah terisi 100 persen per tanggal 14 Maret 2022. Wisatawan yang tidak kebagian penginapan di Mandalika banyak yang memilih untuk mencari akomodasi di sekitar Mataram, Senggigi, Gili Tramena, bahkan Bali. 

Tingginya permintaan ini membuat warga lokal menyulap rumah milik mereka menjadi homestay. Selain homestay, jenis akomodasi yang ditawarkan juga berupa villa, bungalow, dan camping ground. Beberapa wisatawan bahkan ada yang lebih memilih untuk menginap di bandara akibat sulitnya mencari penginapan di sekitar tanggal MotoGP berlangsung.

Dampak multiplier effect dari penyelenggaraan event MotoGP Mandalika ini juga terasa ke beberapa sektor, seperti penerbangan, tranportasi laut, taksi online, food and beverage, suvenir, logistik, serta sektor-sektor pemasok bahan baku. Event ini juga membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat lokal. 

Dilansir dari Investor, masyarakat lokal yang terlibat langsung selama penyelenggaraan MotoGP Mandalika sebagai marshal dan tenaga kesehatan mencapai 8.000 orang. Sedangkan yang terlibat secara tidak langsung seperti sopir (driver), juru masak (cook), serta pekerja bandara dan transportasi sebanyak 35 ribu hingga 50 ribu orang.

Dampak Sosial Budaya

Ada beberapa hal menarik yang terjadi saat MotoGP Mandalika berlangsung, utamanya terkait interaksi pembalap dengan warga lokal. Perbedaan latar belakang tak lantas menjadikan host dan guest berjarak. Justru terjadi sebaliknya. Baik para pembalap maupun warga lokal sangat terbuka terhadap budaya satu sama lain. Hal ini dibuktikan dengan beberapa foto interaksi berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun