Mohon tunggu...
Ihdi Bahrun Nafi
Ihdi Bahrun Nafi Mohon Tunggu... Administrasi - Foto Pribadi

Just Ordinary Man

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Fantasi] Dunia Empat Sahabat

17 September 2014   17:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:26 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“ kalau mau makan aja , cepet”

“ hehehe, ditraktir kan?”

“ iya, ditraktir”

Dibalik keseruan mereka  Toni melihat sesuatu yang aneh tiba-tiba burung Elang dan burung gagak sedang beterbangan dan seolah-olah terlihat berkelahi mengeluarkan berbagi jurus-jurus sakti. Ia mengosok-gosokkan mata nya dan mengganggap itu hanyalah mimpi yang dibawanya setelah ia bermain game semalam. Namun, setelah itu kedua burung itu pun terbang entah kemana.

Ketika itu Toni segera memberitahukan Dini , akan tetapi ia tak menggubris dan tetap menyuruhnya untuk berprilaku semestinya. Akhirnya mereka pun berpisah karena jurusan yang mereka pilih berbeda. Toni masuk kelas IT sedangkan Dini masuk ke psikologi.

Di tempat kerja Sofi..

“Sudah satu tahun, kami empat sahabat terpisahkan” gumam Sofi dalam hati

Kemudian handphonenya berdering. Setelah dilihat olehnya nama Jamil yang tertera pada layarnya. Tampak olehnya raut wajah yang senang bertabur rindu. Kemudian Jamil mengajaknya untuk saling bertemu,kebetulan tempat mereka tidak terlalu jauh, hanya berbeda kecamatan. Jamil mengajaknya ke suatu tempat bersejarah di Yogyakarta. Selain melihat peninggalan kraton. Tak lupa pula Jamil mengajaknya menuju museum serangan umum 1 Maret. Anehnya, di museum tersebut terdapat patung kuda dan seorang penungganngnya yang tak lain adalah seorang bangsawan kerajaan. Akan tetapi, tidak banyak orang melihat. Tapi Tidak untuk Jamil sebagai orang yang sering mondar-mandir museum. Setelah dilihat baik-baik olehnya. Kemudian , ia memegang sebuah rantai yang dikalungkan pada patung tersebut. Ia pun coba membukanya , akan tetapi karena barangnya terbuat dari logam yang kuat ia pun tak kuasa . Sofi pun menghampirinya..

“ hei, sedang apa kamu mil”

“ ada sesuatu yang aneh dengan patung ini, aku ingin membuka rantai yang mengikatnya, ia seolah mengatakan sesuatu”

“ ah, kamu paling ngaco mungkin, mana mungkin patung ini bisa bicara”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun