Mohon tunggu...
Nafa Zahra Saphira
Nafa Zahra Saphira Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Penulis amatir yang sedang berusaha keluar dari zona nyaman. Gemar baca buku, terutama novel fiksi dan komik jejepangan. Sedikit banyak tahu tentang Kpop. Belakangan ini senang menulis daily jurnal. Memiliki keyakinan bahwa setiap karya pasti akan memilki pembacanya masing-masing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Gateway

15 November 2023   10:13 Diperbarui: 29 November 2023   20:30 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi luar angkasa. (Sumber: Shutterstock via kompas.com)

Sebuah pesawat luar angkasa berteknologi tinggi melesat cepat ke arah jantung Messier 16. Tujuan utamanya ialah pilar-pilar megah bergelombang dengan pendar biru kehijauan di tepiannya. 

Memasuki bagian bawah pilar yang seperti tirai transparan, pesawat itu lantas bermanuver menuju puncak salah satu pilar terbesar.

"Jim, float mode," titah Sarah, sang kapten tim Eagle-N. Jimmy sebagai wakil kapten lihai mengoperasikan mesin sehingga pesawat bisa mengambang di tengah gas hidrogen dan debu dingin, ibarat kapal di lautan yang diturunkan jangkarnya.

"Sarah, aku mendeteksi energi lain di luar pilar," ucap Enid sambil menatap radar lebar pada hologram di hadapannya, menampilkan titik merah berkedip-kedip.

"Bisa kau cek radiasinya?" Sarah beranjak dari kursi dan berjalan ke kabin. Enid mengangguk.

"Gravitasi... sinar-X..." Enid terus menggumam sambil sibuk mengecek sesuatu di layar. Tiba-tiba ia terkesiap.

"Black hole?"

"Belum pasti." Kening Sarah mengerut. Tiga kali ekspedisi Pillars of Creation, belum pernah mereka menemukan lubang hitam di area ini.

"Keluarkan Flying Cam buatanmu, Jim. Dekati objek itu," tegas Sarah, kembali memberi instruksi.

Jimmy seketika menoleh ke belekang. "Tapi belum sempurna, Kapten."

"Tak apa, percaya padaku." Sarah tersenyum tenang.

Tak lama, sebuah pesawat tanpa awak berisi kamera diluncurkan dengan kecepatan cahaya menembus lautan gas dan debu menuju si objek misterius. Beberapa menit kemudian kamera itu berhenti di jarak aman.

Segera Enid mengolah data yang ditangkap kamera. Jemarinya lincah menekan dan menggeser tombol-tombol rumit di layar hologram, menampilkan rekaman gambar sebuah pusaran hitam mengerikan seukuran matahari. Lubang menganga itu berputar mengacaukan gas, debu, dan bintang-bintang di sekitarnya.

"Tidak ada tanda pergeseran objek," selidik Jimmy di belakang kemudi.

"Rencana B," putus Sarah.

Rencana B berarti turun langsung ke lapangan menggunakan jet mini super canggih, meneliti objek dari jarak dekat. Persiapan sigap dan cepat. Jet dengan Sarah di dalamnya segera mendekati objek.

Pillars of Creation (NIRCam Image), https://webbtelescope.org
Pillars of Creation (NIRCam Image), https://webbtelescope.org

"Tidak ada akresi, hanya putaran. Kurasa bukan black hole," terang Sarah. Tiba-tiba sudut bibirnya terangkat. "Jim, Enid. Aku akan segera kembali."

Setelah itu segalanya terjadi begitu cepat. Ia menekan tombol merah di sampingnya, mengaktifkan fitur teleport. Sekejap jetnya menghilang, sekejap kemudian muncul dengan jarak lebih dekat dengan objek. Hingga sampai di titik terdekat, ia menarik tuas kuat-kuat dan meluncur masuk ke tengah pusaran.

Boom!

Terjadi lonjakan energi. Jet terhisap. Kesadaran Sarah timbul tenggelam.

Beberapa saat kemudian, guncangan menghilang. Jet secara otomatis menstabilkan dirinya. Sarah terbangun, kepalanya terasa pening. Ia lalu membuka mata dan menyadari suatu hal menakjubkan.

"Jim, Enid. Kalian mendengarku?" Jeda beberapa detik diiringi noise pelan. "Jim! Enid!"

"Sarah!" Suara Enid akhirnya terdengar. "Kau gila, ya? Masuk ke pusaran tidak pernah ada dalam Rencana B!" teriaknya khawatir.

"Kawan-kawan..." Sarah mengedarkan pandangan. Jantungnya berdebar, tubuhnya merinding takjub sekaligus ngeri. Tampak di hadapannya hamparan bukit pasir kehijauan membentang dengan tebing-tebing menjulang diselimuti kabut. Gumpalan semacam awan bergulung-gulung di langit kemerahan di atasnya.

"Koordinatmu menghilang! Hei, di mana kau?!"

"Objek itu bukan black hole..."

"Ulangi! Suaramu putus-putus!"

"Objek itu bukan black hole, Enid!"

"Lalu apa?!"

"Kurasa... itu portal."

- TAMAT -

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun