Mohon tunggu...
Naeni Basri
Naeni Basri Mohon Tunggu... -

Assalamu Alaikum Wr Wb Selamat pagi, Ketika anda membuka dan membaca tulisanku, mungkin ditempat anda bisa pagi, siang sore, atau malam. Saya mengucapkan "selamat pagi" karena biasanya kegiatan dimulai pada pagi hari, juga saat terbitnya matahari, saya menulis puisi/cerita/artikel sederhana untuk berbagi pada teman-teman sekalian, dan mencoba kemampuan saya yang baru belajar ini. Saya senang bila ada saran dan kritik dari anda sekalian. Terima kasih Wassalam Note::just ordinary, humble and friendly

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

NO.51 (Fabel) Tikus dan Harimau

7 November 2015   01:40 Diperbarui: 7 November 2015   09:44 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Raja hutan, apa yang kau lakukan pada anak – anakku, lepaskan mereka”. Seru induk tikus.


“Setelah anak-anakmu aku makan, barulah  giliran kau  yang aku santap, bersiaplah! hardik  si harimau.


Si induk tkus memohon kembali, “Raja Hutan, daging anak-anakku tidak enak, semuanya tulang, kau boleh memakanku, lepaskanlah  mereka.


“Baiklah, aku akan melepaskan anak-anakmu”. Sahut harimau. 


Maka si harimau  melepaskan anak-anak tikus itu.
Ketika  harinau  ingin memakan induk tikus itu,   si tikus kembali  memohon pada si Raja hutan .

“Tunggu, jangan makan aku sekarang,, aku mau menemani anak-anakku dulu ke rumah, nanti aku akan kembali, aku janji.”

Walaupun harimau sempat mengerutkan alis , tapi ia akhirnya menerima   permohonan si Induk tikus.


“Baiklah aku akan pegang janjimu dan melepaskanmu.” Kata harimau. Harimau lalu melepaskan sang tikus tersebut.

Sang tikus berlalu dari gua harimau, ia bergegas lari ketakutan karena takut si Raja hutan berubah pikiran.


Pada suatu hari  seorang pemburu harimau, memasang perangkap di atas pohon berupa sebuah jaring besar yang terbuat dari tali kapal.


Ketika itu harimau keluar dari gua hendak  mencari makan. Tiba tiba ia menginjak tali tersebut lalu  ia terperangkap dalam jaring besar .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun