“Dari mana saja kamu? Apa kamu lupa jalan ke kelasmu sendiri?” tanya guru itu.
“Maaf, Bu, tadi saya bangun kesiangan karena..” ucapku.
“Alasan saja, pasti kamu begadang ya tadi malam. Sudah sana duduk! Mengganggu pembelajaran saya saja kamu ini.” ucap guru itu dengan nada kesal.
Aku pun berjalan menuju tempat dudukku dengan murung. Saat pelajaran berlangsung, tanpa ku sadari aku tertidur dengan pulas. Tiba-tiba bel berbunyi dan membuatku terbangun. Lagi dan lagi aku dipanggil ke ruang BK.
“Ada masalah apa kamu? Sudah kemarin-kemarin berjualan di sekolah, sekarang terlambat bahkan tidur di kelas. Apa kamu benar-benar sudah tidak butuh sekolah?” tegas guru BK dan disaksikan oleh guru-guru lainnya.
“Maaf, Bu, Pak, saya kelelahan jadi saya bangun kesiangan dan tidur di kelas. Saya benar-benar minta maaf, Pak, Bu. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi.” ucapku sambil menahan tangis. Tentu aku tidak akan mungkin jujur kepada mereka kalau aku bekerja sebagai porter di pasar. Aku pikir itu hanya akan menambah masalahku di sekolah.
“Kami beri kesempatan untuk kamu sekali lagi. Kalau kamu tidak bisa menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya, mohon maaf beasiswa kamu akan kami hentikan.” ucap guru itu.
“Baik, Bu, Pak. Sekali lagi saya minta maaf.” jawabku sambil keluar ruang BK dengan tangisan. Ternyata banyak teman yang mendengar pembicaraanku dengan guru. Mereka semua mengejekku.
“Ih pemalas sekali anak ini. Udah terlambat, tidur di kelas lagi, mau jadi apa dia besok. Hahaha,” ucap temam-teman sambil menertawaiku. Sebenarnya aku sudah biasa mendapat ejekan dari mereka namun kali ini tangisku tak dapat lagi ku tahan. Aku pun langsung mengambil tasku dan segera pulang.
“Assalamu’alaikum...” ucapku sambil memasuki rumah.
“Wa’alaikumussalam..Nak, tidak biasanya kamu pulang awal seperti ini, apa ada masalah di sekolah?” tanya Ibu.