Desain penelitian bersifat kualitatif dan deskriptif, dengan pendekatan analisis konten dan tematik untuk mengidentifikasi tema utama dari literatur yang relevan (Bryman, 2016; Krippendorff, 2004). Kualitas data dievaluasi berdasarkan kredibilitas sumber, relevansi, dan keaslian informasi (Lincoln & Guba, 1985; Miles & Huberman, 1994). Validasi data dilakukan dengan triangulasi sumber dan pendapat pakar untuk memastikan konsistensi dan kesahihan temuan (Denzin, 1978; Patton, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang penerapan bela negara dalam menghadapi disrupsi di era modern.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini mengungkapkan bahwa bela negara dalam era disrupsi harus mencakup lebih dari sekadar perlindungan fisik, tetapi juga melibatkan aspek non-fisik seperti ekonomi, teknologi, dan budaya. Dalam konteks ini, negara harus menjaga kedaulatan di bidang pertahanan, ekonomi yang mendukung kemajuan teknologi, serta identitas budaya yang perlu dilestarikan. "Bela negara harus mencakup aspek ekonomi, teknologi, dan budaya" (Klaus Schwab, 2016). Tantangan besar yang dihadapi Indonesia, seperti perubahan teknologi yang cepat, persaingan ekonomi global, dan ancaman siber, memerlukan kesiapan khusus, terutama dalam menghadapi ancaman siber dan perubahan ekonomi yang sangat dinamis. "Perubahan teknologi memerlukan kesiapan khusus" (Joseph Stiglitz, 2006), dan "Ancaman siber memerlukan perhatian serius" (NATO, 2020).
Strategi bela negara yang efektif harus melibatkan penguatan sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan peningkatan kesadaran masyarakat. "Penguatan sumber daya manusia kunci untuk kemajuan" (World Bank, 2019). Pendidikan tinggi, seperti yang diberikan di unissula , memainkan peran penting dalam menyiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan tersebut dengan kemampuan teknis dan kecerdasan sosial yang dibutuhkan. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya kebijakan publik yang mendukung pengembangan sumber daya manusia, infrastruktur, dan kerjasama internasional. "Kebijakan publik mendukung pengembangan sumber daya manusia" (Asian Development Bank, 2019). Perencanaan strategis yang matang akan memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional serta meningkatkan kemampuan bela negara.
Pentingnya bela negara pada mahasiswa unissula dalam era disrupsi menunjukkan bahwa tidak hanya sektor pertahanan yang perlu diperhatikan, tetapi juga ketahanan ekonomi, sosial, dan teknologi. Pendidikan tinggi berperan dalam mencetak individu yang siap menghadapi tantangan tersebut dengan pemahaman komprehensif tentang bela negara. Keberhasilan bela negara sangat bergantung pada kemampuan negara dalam merespons perubahan yang cepat dan kompleks, baik dalam hal teknologi maupun ekonomi. Oleh karena itu, strategi bela negara yang melibatkan semua elemen masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan ketahanan nasional. "Pengembangan teknologi memperkuat ketahanan nasional" (Kementerian Pertahanan, 2020).
Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya bela negara harus dilakukan melalui pendidikan formal dan informal. Institusi pendidikan seperti unissula dapat berperan sebagai pusat edukasi yang menyebarkan nilai-nilai bela negara. Penelitian ini juga menyarankan agar kebijakan publik mendukung pengembangan teknologi, sumber daya manusia, serta memperkuat kerjasama internasional. Kerjasama antarnegara penting dalam menghadapi tantangan global, memanfaatkan peluang, dan mengurangi ancaman. "Kerjasama antara pemerintah dan institusi pendidikan sangat penting" (Patton, 2002).
Penelitian ini merekomendasikan pengembangan riset lebih lanjut tentang bela negara di era disrupsi. "Riset strategis memperkuat kebijakan publik" (Creswell, 2014). Lembaga pendidikan seperti unissula dapat berperan dalam menghasilkan riset yang relevan dan berkontribusi pada pengembangan strategi bela negara. Selain itu, kerjasama yang erat antara pemerintah dan institusi pendidikan diperlukan untuk menyusun kebijakan publik yang mendukung penguatan bela negara. Dengan demikian, melalui pengembangan riset, strategi, dan kerjasama dengan pemerintah, negara dapat meningkatkan daya saing dan ketahanan nasionalnya di era disrupsi.
Kesimpulan
Penelitian ini menegaskan bahwa bela negara dalam era disrupsi harus dipahami secara holistik, mencakup tidak hanya aspek pertahanan fisik, tetapi juga dimensi ekonomi, sosial, dan teknologi. Tantangan yang dihadapi Indonesia, seperti perubahan teknologi yang cepat, persaingan ekonomi global, dan ancaman siber, memerlukan pendekatan yang komprehensif dan responsif. Oleh karena itu, penting bagi semua elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kedaulatan dan kemakmuran bangsa. Pendidikan tinggi, seperti yang diberikan di institusi seperti unissula, memiliki peran krusial dalam membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan tersebut.
Selain itu, kerjasama antara pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan kebijakan publik yang mendukung pengembangan sumber daya manusia dan teknologi. Melalui kolaborasi yang efektif, Indonesia dapat merumuskan strategi bela negara yang tidak hanya mempertahankan, tetapi juga memajukan kepentingan nasional di kancah internasional. Dengan demikian, penguatan bela negara yang menyeluruh akan membantu Indonesia untuk bertahan, berkembang, dan bersaing di tengah arus perubahan global yang semakin cepat dan kompleks.
Daftar Pustaka