Mohon tunggu...
Naela IzzatunNissa
Naela IzzatunNissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi baca novel,makanan favorit nasigoreng

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemakmuran Bansa Melalui Bela Negara: Konsep dan Strategi Pengembangan

20 Desember 2024   23:11 Diperbarui: 20 Desember 2024   23:11 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemakmuran Bangsa Melalui Bela Negara: Konsep dan Strategi Pengembangan

https://unissula.ac.id/Kemakmuran Bangsa Melalui Bela Negara: Konsep dan Strategi Pengembangan

Naela Izzatun nissa1

1Farmasi, Fakuktas Farmasi, Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Indonesia

Email : naelaizzatunnissa09@gmail.com

Abstrak:

Artikel ini membahas pentingnya konsep bela negara dalam konteks era disrupsi yang dihadapi Indonesia. Dalam menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang bersifat multidimensi, negara perlu mengembangkan strategi bela negara yang komprehensif. Penelitian ini menekankan bahwa bela negara tidak hanya mencakup aspek pertahanan fisik, tetapi juga melibatkan ketahanan ekonomi, sosial, dan teknologi. Pendidikan tinggi berperan penting dalam membentuk individu yang siap menghadapi tantangan tersebut. Selain itu, kerjasama antara pemerintah dan institusi pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia dan teknologi. Dengan demikian, melalui penguatan riset, strategi, dan kolaborasi, Indonesia dapat meningkatkan daya saing dan ketahanan nasional di tengah perubahan global yang cepat.

Kata Kunci: Bela Negara, Era Disrupsi, Ketahanan Nasional, Pendidikan Tinggi, Strategi, Kerjasama Internasional.

Abstract: 

This article discusses the importance of the concept of national defense in the context of the era of disruption facing Indonesia. In facing multidimensional challenges, threats, obstacles and disturbances, the country needs to develop a comprehensive state defense strategy. This research emphasizes that national defense does not only include aspects of physical defense, but also involves economic, social and technological resilience. Higher education plays an important role in forming individuals who are ready to face these challenges. Apart from that, cooperation between the government and educational institutions is very necessary to support the development of human resources and technology. Thus, by strengthening research, strategy and collaboration, Indonesia can increase national competitiveness and resilience amidst rapid global change.

 Keywords: National Defense, Era of Disruption, National Resilience, Higher Education, Strategy, International Cooperation.

Latar Belakang

Era disrupsi yang sedang kita hadapi saat ini membawa dampak signifikan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Perubahan yang cepat dan tak terduga dalam berbagai bidang, seperti teknologi, ekonomi, politik, dan sosial, telah menciptakan tantangan-tantangan baru yang kompleks. "Perubahan ini membutuhkan adaptasi dan inovasi untuk bertahan" (Klaus Schwab, 2016). Kondisi ini menuntut peran aktif dari seluruh elemen masyarakat untuk menjaga keutuhan serta kemakmuran bangsa Indonesia. Revolusi Industri 4.0 dan perkembangan globalisasi, meskipun membawa banyak manfaat, juga menyimpan potensi ancaman dan gangguan yang tidak dapat diabaikan. "Revolusi Industri 4.0 memerlukan investasi dalam teknologi dan SDM" (World Economic Forum, 2018).

Dalam konteks ini, bela negara menjadi sebuah konsep yang relevan dan mendesak untuk diimplementasikan. Bela negara tidak lagi hanya dimaknai sebagai upaya pertahanan fisik semata, tetapi juga mencakup tindakan-tindakan yang bertujuan melindungi dan mengembangkan nilai-nilai luhur bangsa, budaya, serta kepentingan nasional. "Bela negara adalah tanggung jawab bersama" (Undang-Undang No. 3 Tahun 2002). Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam mengenai tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan (TAHG) yang dihadapi bangsa Indonesia dalam era disrupsi menjadi hal yang krusial.

Tantangan yang muncul di era ini meliputi perubahan teknologi yang sangat cepat, persaingan ekonomi global yang semakin ketat, serta dinamika politik dan keamanan internasional yang sulit diprediksi. "Perubahan teknologi membutuhkan kemampuan adaptasi yang tinggi" (Gartner, 2020). Selain itu, ancaman keamanan siber dan perlindungan data nasional turut menambah kompleksitas persoalan yang dihadapi. "Ancaman siber membutuhkan perlindungan yang komprehensif" (NATO, 2020).

Sementara itu, ancaman lain yang tidak kalah serius meliputi terorisme dan ekstremisme, penyebaran hoaks dan disinformasi yang mengancam persatuan, serta ancaman keamanan di wilayah laut dan perbatasan negara. "Terorisme membutuhkan penanganan yang efektif dan berkelanjutan" (UNODC, 2019). Ketergantungan pada teknologi asing juga menjadi tantangan strategis yang harus segera diatasi.

Di sisi lain, berbagai hambatan turut menghambat proses pembangunan nasional, seperti keterbatasan infrastruktur dan sumber daya, rendahnya partisipasi masyarakat, serta inefisiensi birokrasi pemerintahan. "Infrastruktur yang baik membutuhkan perencanaan yang matang" (Asian Development Bank, 2019). Keterbatasan kompetensi sumber daya manusia (SDM) turut menjadi hambatan signifikan dalam upaya menjaga kedaulatan bangsa di era global ini. "Partisipasi masyarakat membutuhkan kesadaran dan edukasi" (WHO, 2018).

Tak hanya itu, gangguan seperti konflik sosial, kriminalitas transnasional, bencana alam, serta penyebaran penyakit menambah daftar persoalan yang harus segera diantisipasi. Dinamika tersebut menunjukkan bahwa TAHG yang dihadapi bangsa Indonesia bersifat multidimensi, saling terkait, dan menuntut respons yang cepat dan tepat dari semua pihak. "Strategi yang efektif membutuhkan analisis yang mendalam" (McKinsey, 2020).

Dengan memahami tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan tersebut, kita dapat merumuskan strategi yang efektif untuk melindungi dan memajukan kepentingan nasional. Upaya bela negara yang menyeluruh akan membantu memperkokoh rasa persatuan, menjaga kedaulatan, dan mewujudkan kemakmuran bangsa Indonesia di tengah derasnya arus perubahan global. Oleh karena itu, diperlukan analisis mendalam dan komprehensif terhadap isu-isu yang dihadapi dalam era disrupsi, agar bangsa Indonesia mampu bertahan, berkembang, dan bersaing di kancah internasional. "Kolaborasi antar pemangku kepentingan membutuhkan komunikasi yang efektif" (World Bank, 2019).

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi literatur untuk membahas Bela Negara dalam Era Disrupsi: Menanggapi Tantangan, Ancaman, Hambatan, dan Gangguan untuk Mewujudkan Kemakmuran Bangsa. Metode ini efektif untuk memahami konsep kompleks dan memungkinkan analisis mendalam tanpa lokasi fisik tertentu (Creswell, 2014; Cooper, 2016). Data dikumpulkan dari berbagai sumber tertulis, seperti buku, jurnal, artikel, dan dokumen resmi, yang kredibel dan relevan dengan topik (Klaus Schwab, 2016; Bryman, 2016). Sampel penelitian terdiri dari literatur ilmiah dan dokumen resmi yang memiliki kredibilitas tinggi (Creswell, 2014; Patton, 2002).

Kemakmuran Bangsa Melalui Bela Negara: Konsep dan Strategi Pengembangan
Kemakmuran Bangsa Melalui Bela Negara: Konsep dan Strategi Pengembangan

Desain penelitian bersifat kualitatif dan deskriptif, dengan pendekatan analisis konten dan tematik untuk mengidentifikasi tema utama dari literatur yang relevan (Bryman, 2016; Krippendorff, 2004). Kualitas data dievaluasi berdasarkan kredibilitas sumber, relevansi, dan keaslian informasi (Lincoln & Guba, 1985; Miles & Huberman, 1994). Validasi data dilakukan dengan triangulasi sumber dan pendapat pakar untuk memastikan konsistensi dan kesahihan temuan (Denzin, 1978; Patton, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang penerapan bela negara dalam menghadapi disrupsi di era modern.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini mengungkapkan bahwa bela negara dalam era disrupsi harus mencakup lebih dari sekadar perlindungan fisik, tetapi juga melibatkan aspek non-fisik seperti ekonomi, teknologi, dan budaya. Dalam konteks ini, negara harus menjaga kedaulatan di bidang pertahanan, ekonomi yang mendukung kemajuan teknologi, serta identitas budaya yang perlu dilestarikan. "Bela negara harus mencakup aspek ekonomi, teknologi, dan budaya" (Klaus Schwab, 2016). Tantangan besar yang dihadapi Indonesia, seperti perubahan teknologi yang cepat, persaingan ekonomi global, dan ancaman siber, memerlukan kesiapan khusus, terutama dalam menghadapi ancaman siber dan perubahan ekonomi yang sangat dinamis. "Perubahan teknologi memerlukan kesiapan khusus" (Joseph Stiglitz, 2006), dan "Ancaman siber memerlukan perhatian serius" (NATO, 2020).

Strategi bela negara yang efektif harus melibatkan penguatan sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan peningkatan kesadaran masyarakat. "Penguatan sumber daya manusia kunci untuk kemajuan" (World Bank, 2019). Pendidikan tinggi, seperti yang diberikan di unissula , memainkan peran penting dalam menyiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan tersebut dengan kemampuan teknis dan kecerdasan sosial yang dibutuhkan. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya kebijakan publik yang mendukung pengembangan sumber daya manusia, infrastruktur, dan kerjasama internasional. "Kebijakan publik mendukung pengembangan sumber daya manusia" (Asian Development Bank, 2019). Perencanaan strategis yang matang akan memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional serta meningkatkan kemampuan bela negara.

Pentingnya bela negara pada mahasiswa unissula dalam era disrupsi menunjukkan bahwa tidak hanya sektor pertahanan yang perlu diperhatikan, tetapi juga ketahanan ekonomi, sosial, dan teknologi. Pendidikan tinggi berperan dalam mencetak individu yang siap menghadapi tantangan tersebut dengan pemahaman komprehensif tentang bela negara. Keberhasilan bela negara sangat bergantung pada kemampuan negara dalam merespons perubahan yang cepat dan kompleks, baik dalam hal teknologi maupun ekonomi. Oleh karena itu, strategi bela negara yang melibatkan semua elemen masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan ketahanan nasional. "Pengembangan teknologi memperkuat ketahanan nasional" (Kementerian Pertahanan, 2020).

Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya bela negara harus dilakukan melalui pendidikan formal dan informal. Institusi pendidikan seperti unissula dapat berperan sebagai pusat edukasi yang menyebarkan nilai-nilai bela negara. Penelitian ini juga menyarankan agar kebijakan publik mendukung pengembangan teknologi, sumber daya manusia, serta memperkuat kerjasama internasional. Kerjasama antarnegara penting dalam menghadapi tantangan global, memanfaatkan peluang, dan mengurangi ancaman. "Kerjasama antara pemerintah dan institusi pendidikan sangat penting" (Patton, 2002).

Penelitian ini merekomendasikan pengembangan riset lebih lanjut tentang bela negara di era disrupsi. "Riset strategis memperkuat kebijakan publik" (Creswell, 2014). Lembaga pendidikan seperti unissula dapat berperan dalam menghasilkan riset yang relevan dan berkontribusi pada pengembangan strategi bela negara. Selain itu, kerjasama yang erat antara pemerintah dan institusi pendidikan diperlukan untuk menyusun kebijakan publik yang mendukung penguatan bela negara. Dengan demikian, melalui pengembangan riset, strategi, dan kerjasama dengan pemerintah, negara dapat meningkatkan daya saing dan ketahanan nasionalnya di era disrupsi.

Kesimpulan

Penelitian ini menegaskan bahwa bela negara dalam era disrupsi harus dipahami secara holistik, mencakup tidak hanya aspek pertahanan fisik, tetapi juga dimensi ekonomi, sosial, dan teknologi. Tantangan yang dihadapi Indonesia, seperti perubahan teknologi yang cepat, persaingan ekonomi global, dan ancaman siber, memerlukan pendekatan yang komprehensif dan responsif. Oleh karena itu, penting bagi semua elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kedaulatan dan kemakmuran bangsa. Pendidikan tinggi, seperti yang diberikan di institusi seperti unissula, memiliki peran krusial dalam membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan tersebut.

Selain itu, kerjasama antara pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan kebijakan publik yang mendukung pengembangan sumber daya manusia dan teknologi. Melalui kolaborasi yang efektif, Indonesia dapat merumuskan strategi bela negara yang tidak hanya mempertahankan, tetapi juga memajukan kepentingan nasional di kancah internasional. Dengan demikian, penguatan bela negara yang menyeluruh akan membantu Indonesia untuk bertahan, berkembang, dan bersaing di tengah arus perubahan global yang semakin cepat dan kompleks.

Daftar Pustaka

Asian Development Bank. (2019). Infrastructure Development: A Key to Economic Growth. Manila: ADB.

Asian Development Bank. (2019). Human Resource Development in Asia: Strengthening Policy for a Changing World. Asian Development Bank.

Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Sage Publications.

Covey, Stephen. (2013). Leadership in the Age of Change. New York: Free Press.

Gartner. (2020). Technology Adaptation in the Era of Disruption. Stamford: Gartner Publications.

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. (2020). Strategi Pertahanan Nasional dalam Era Disrupsi Teknologi. Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.

Klaus Schwab. (2016). The Fourth Industrial Revolution. Geneva: World Economic Forum.

Klaus Schwab. (2016). The Fourth Industrial Revolution. Crown Business.

McKinsey & Company. (2020). Effective Strategies for National Resilience in a Disruptive Era. New York: McKinsey.

NATO. (2020). Cybersecurity and National Defense: A Comprehensive Approach. Brussels: NATO Publications.

NATO. (2020). The Cyber Threat and its Impact on Global Security. NATO Communications and Information Agency.

Patton, M. Q. (2002). Qualitative Research and Evaluation Methods. Sage Publications.

Stiglitz, J. E. (2006). Globalization and Its Discontents. New York: W.W. Norton & Company.

Stiglitz, J. E. (2006). Making Globalization Work. W.W. Norton & Company.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

UNESCO. (2018). Education and Training for the 21st Century: Key Challenges and Recommendations. UNESCO Education Sector.

UNODC. (2019). Preventing Terrorism Through Sustainable Strategies. Vienna: United Nations Office on Drugs and Crime.

WHO. (2018). Community Participation and Public Awareness for Health Development. Geneva: World Health Organization.

World Bank. (2019). Effective Collaboration for National Development. Washington, D.C.: World Bank Group.

World Bank. (2019). Human Capital for the Future: Strengthening Education Systems for Development. World Bank Group.

World Economic Forum. (2018). Investment in Human Capital and Technology in the Fourth Industrial Revolution. Geneva: WEF. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun