Mohon tunggu...
Ummu Zahrotun Nadzifah
Ummu Zahrotun Nadzifah Mohon Tunggu... -

the most beautiful time is the one with you love the most

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

ARTIKEL: Evaluasi Pemberian layanan akademik untuk ABA (anak berbakat akademik)

16 Juni 2015   21:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   05:58 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

            Setelah mengetahui beberapa hal yang harus diperhatikan terkait penyelenggaraan kelas unggulan, berikut penulis tambahkan pengertian anak berbakat dan cara untuk identifikasi ABA/CI sehingga kasus yang ada seperti contoh kasus 1 dan 2 dapat ditiadakan atau setidaknya diminimalisir jumlahnya.

Pengertian Anak berbakat

Komisi Pendidikan AS, Sidney P. Marland (1972) menetapkan definisi anak berbakat sebagai anak yang diidentifikasi oleh orang-orang yang berkualifikasi profesional sebagai anak yang memiliki kemampuan luar biasa dalam satu/beberapa bidang di bawah ini (dalam wahab):

  • kemampuan intelektual umum;
  • bakat akademik spesifik;
  • kemampuan berpikir kreatif atau produktif;
  • kemampuan kepeimimpinan;
  • seni pentas atau seni rupa;
  • kemampuan psikomotor

Selanjutnya Joseph Renzulli (1986) menyatakan bahwa perilaku keberbakatan merefleksikan suatui interaksi antara tiga kluster dasar dari sifat-sifat manusia, yaitu kemampuan di atas rata, tingkat komitmen akan tugas yang tinggi, dan tingkat kreativitas yang tinggi. Menurut Renzulli, anak-anak berbakat adalah anak yang memiliki atau mampu mengembangkan kesatuan dari sifat-sifat itu dan menerapkannya untuk bidang-bidang apa yang bermakna dari kinerja anusia (Munandar, 2012). Clark (1983) menambahkan, keberbakatan adalah suatu konsep yang berakar biologis, suatu nama dari intelegensia taraf tinggi sebagai hasil dari integrasi yang maju cepat dari fungsi-fungsi dalam otak, meliputi pengindraan (physical sensing), emosi, kognisi,dan intuisi

Identifikasi anak berbakat akademik

Dalam rangka identifikasi ABA, ada dua langkah penting, yaitu penjaringan (screening) dan assessmen.

A. Penjaringan (Screening)

  1. Nominasi guru: observasi guru selama proses pembelajaran dapat membantu dalam melakukan identifikasi ABA
  2. Nominasi orangtua: orangtua berkontribusi dalam memberikan informasi tentang bakat, minat, tingkat penguasaan anak dalam tugas intelektual, dan semua hal terkait anaknya.
  3. Nominasi teman sebaya (peer nomination): teman sebaya dapat memberikan informasi tentang keunggulan AB baik di bidang akademik, maupun non-akademik.
  4. Prestasi akademik anak: posisi anak pada saat diidentifikasi memiliki nilai informasi yang sangat penting, terutama berkenaan dengan kedudukan prestasi terakhir siswa, di samping sejarah prestasi akademiknya, maupun non akademiknya yang sangat terkait dengan keunggulan anak dalam kinerjanya.
  5. Portofolio: Informasi tentang kemajuan anak yang didokumentasikan oleh pihak sekolahdapat menjadi bahan pertimbangan dalam identifikasi AB.
  6. Produk kerja atau Kinerja yang bagus sekali
  7. Observasi: pengamatan terhadap perilaku anak berbakat, baik dalam kelas, maupun di luar kelas
  8. Mereview catatan siswa: melihat catatan pribadi siswa terkait kegiatannya di luar sekolah.
  9. Tes kelompok (group test): tes kelompok ini dilakukan untuk menambah informasi tentang anak, baik berkenaan dengan informasi inteligensi maupun bakat skolastik dan prestasi belajarnya. Untuk itu perlu dilakukan tes inteligensi, tes bakat skolastik, maupun tes prestasi belajar.

B. Assesment

Berdasarkan hasil screening, maka selanjutnya dilakukan assessmen baik terkait dengan kemampuan kecerdasan umum, bakat skolastik dan bakat lainnya, maupun tingkat kreativitas dan komitmen akan tugas. Untuk melakukan assessmen tersebut, digunakan tes dan instrumen terstandar, diantaranya digunakan tes inteligensi, tes bakat skolastik, tes bakat, tes kreativitas, dan inventory komitmen akan tugas. Sebagian besar tes tersebut lebih bersifat individual.

Kesimpulan

Anak berbakat membutuhkan pelayanan pendidikan yang berbeda dengan anak normal. Sekolah yang menyediakan program kelas unggulan tidak bisa secara tiba-tiba menjalankan program ini. Sekolah harus benar-benar siap baik secara internal maupun eksternal. Tidak hanya menyediakan bangunan dengan fasilitas yang lengkap namun juga siap untuk kelangsungan program, dengan menyediakan SDM yang mumpuni di bidangnya. Ketika sekolah sudah siap ditambah mendapatkan dukungan dari orang tua siswa, maka keberhasilan program kelas unggulan lebih dapat dijamin; lebih lanjut lagi tidak akan terjadi kasus-kasus terkait ketidaksesuaian pemberian layanan pendidikan kepada peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun