Apa pendapat kalian tentang Pulau Belitung? Cantik? Indah? Terpencil? Pulau Belitung adalah salah satu pulau di Provinsi Bangka Belitung, Indonesia. Pulau Belitung dikenal dengan nama Belitong (bahasa daerah setempat) yang diambil dari nama jenis siput laut. Dulu, Pulau Belitung dikenal sebagai Billiton, yaitu sebuah pulau yang berada di lepas pantai timur Sumatera, Indonesia.Â
Pulau ini diapit oleh dua selat, yaitu Selat Gaspar dan Selat Karimata. Pulau Belitung terkenal dengan lada putihnya yang biasa disebut sahang, dan bahan tambang, seperti timah, pasir kuarsa, kaolin, dan batu granit, serta objek pariwisatanya dengan wisata alam alternatif.Â
Pulau belitung terbagi menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Belitung yang beribu kota di Tanjung Pandan, dan Kabupaten Belitung Timur yang beribu kota di Manggar. Hanya 30 menit waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke kota Tanjung Pandan, dan 1,5 Jam ke kota Manggar dari Bandara Internasional H.A.S Hanandjoeddin.Â
Negeri Laskar Pelangi
Pulau Belitung di kenal dengan Negeri Laskar Pelangi, karena pulai ini menjadi pulau di mana proses pengerjaan film Laskar Pelangi di lakukan, dan menjadi tempat kelahiran Andrea Hirata, seorang sastrawan Indonesia yang juga merupakan pengarang dari novel Laskar Pelangi.Â
Pulau Belitung saat ini berkembang menjadi pulau wisata yang multi etnik, sehingga menjadi salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia. Mengunjungi Negeri Laskar Pelangi ini sangatlah mudah, saya hanya perlu menggunakan transportasi pesawat untuk sampai di pulau ini. Penerbangan dari Jakarta-Belitung membutuhkan waktu 55 menit saja. Setelah sampai, kita bisa menggunakan taksi atau agen travel yang tersedia di Bandara.Â
Di sepanjang perjalanan menuju kota Manggar saya bisa menjumpai pepohonan rindang yang memberikan kesejukan. Rumah-rumah penduduk setempat hadir di sepanjang perjalanan. Terlihat berbagai aktivitas masyarakat di sana. Pemandangannya membuat damai dan sejuk di hati. Jalan yang berkelok-kelok menjadi ciri khas daerah ini.
Di satu daerah di Pulau Belitung terdapat sebuah museum sastra yaitu Museum Kata Andrea Hirata. Museum ini adalah destinasi wisata pertama yang saya kunjungi setelah saya sampai di Pulau Belitung.Â
Museum ini menjadi salah satu tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun internasional. Museum ini terletak di Jalan Raya Laskar Pelangi No. 7, Gantong, Belitung Timur.Â
Museum ini didirikan oleh sang penulis novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata. Museum Kata Andrea Hirata menjadi museum sastra pertama dan satu-satunya di Indonesia. Ketika datang ke museum ini, pengunjung akan di ajak menapaktilasi perjalanan novel laskar pelangi.Â
Suasana yang disajikan di dalam novel Laskar Pelangi langsung terasa ketika menginjakkan kaki di halaman depan museum. Foto-foto yang terdapat di halaman museum seperti bercerita mengenai perjalanan karya sastra. Masuk ke dalam museum suasana tersebut makin terasa. Pada ruangan pertama dapat dilihat foto-foto dengan kalimat-kalimat inspiratif. Salah satunya adalah yang bertuliskan "Bermimpilah karena Tuhan anak memeluk mimpi-mimpimu".
Masuk lebih ke dalam, pengunjung akan disambut dengan meja beserta buku-buku yang dibiarkan di atasnya. Di ruangan ini, terdapat foto-foto adegan film Laskar Pelangi. Cover-cover novel Laskar Pelangi yang di terbitkan di berbagai negara juga menghiasi dinding ruangan ini.Â
Ruangan utama ini menjadi penghubung ke ruang-ruang yang diberi nama berdasarkan nama-nama tokoh dalam novel Laskar Pelangi, seperti Ruang Ikal, Ruang Mahar, dan Ruang Lintang. Selain itu, terdapat satu ruang lain yang letaknya agak terpisah dengan ruang Lintang, Ikal, dan Mahar.Â
Ruang tersebut adalah Ruang Dapur. Di ruang ini, pengunjung akan melihat sebuah dapur yang diubah menjadi warung kopi. Warkop Kopi Kuli, begitulah papan yang ditempel pada dinding di ruangan ini. Di sini, pengunjung dapat memesan kopi sebagai teman bersantai atau berbincang-bincang menikmati suasana museum.
Tak jauh dari Museum Kata Andrea Hirata, terdapat replika SD Muhammadiyah Gantong (SD Laskar Pelangi). Tampak dari kejauhan, bangunan sekolahnya begitu tak layak persis seperti yang ada di film Laskar Pelangi.Â
Sekolah yang nyaris ambruk ini memberikan semangat kepada generasi penerus Indonesia, bahwa apa pun kondisinya tidak akan menyurutkan semangat dan tekad untuk terus belajar dan berprestasi.Â
Ketika datang ke tempat ini, pengunjung akan disambut dengan tiang bendera dan bangunan sekolah yang tidak layak, persis seperti di film. Bahkan replika sekolah ini juga dilengkapi dengan pasir putih pantainya. Masuk lebih ke dalam, SD Laskar Pelangi ini memiliki atap seng dan dua kelas yang terdapat lemari, kursi, dan meja belajar yang seadanya, serta satu buah papan tulis.
Kota 1001 Warung Kopi
![Sumber: www.flickriver.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/18/kopi-1-60530df7d541df6d7254bb32.jpg?t=o&v=770)
Teriknya sinar matahari di Kota Manggar tidak menyurutkan masyarakat memenuhi kedai-kedai kopi. Kebiasaan minum kopi ini sudah menjadi budaya warga masyarakat kota Manggar. Dengan harga Rp. 5000/gelas saya sudah bisa mencicipi nikmatnya kopi Belitung.Â
Hal unik dan istimewa ketika saya mengunjungi warung kopi di kota manggar adalah saya bisa melihat secara langsung proses pembuatan kopi khas Belitung. Selain itu, penyajian kopi belitung ini juga sangat unik. Kopi akan dimasak terlebih dahulu dengan menggunakan arang, tujuannya agar rasa dari kopi tersebut lebih enak dan aroma kopi menjadi lebih harum dan lebih khas.
![Sumber: https://www.merdeka.com/](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/18/kopi-4-60530eea9dc0297646544752.jpg?t=o&v=770)
![Sumber: https://www.merdeka.com/](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/18/kopi-3-60530f4c8ede4858d37c1112.jpg?t=o&v=770)
Selain kopi nikmat yang memesona, Pulau Belitung juga memiliki puluhan pantai yang eksotis dan menawan. Pantai-pantai ini adalah salah satu tempat wisata yang paling banyak dikunjungi. Salah satu pantai yang pertama saya kunjungi adalah Pantai Tanjung Tinggi. Pantai ini terkenal melalui film Laskar Pelangi. Pantai ini terletak di sisi utara Pulau Belitung, 30 kilometer dari ibu kota, Tanjung Pandan.Â
Di sepanjang garis pantai, terdapat pasir pantai yang putih bersih, dan bebatuan besar yang tersusun rapi. Bentuk pantai yang unik serta letak bebatuan granit besar di beberapa tempat menjadikan pesona pantai ini lebih memukau.Â
Selain Pantai Tanjung Tinggi, terdapat Pantai Tanjung Kelayang yang tidak kalah memesona yang saya kunjungi. Pantai Tanjung Kelayang selalu menjadi tujuan favorit wisatawan. Jarak yang ditempuh dari pusat kota Tanjung Pandan hanya 27 KM.Â
Hal menarik dan unik yang menjadi daya tarik pantai ini adalah batu kepala burung garuda yang terletak di tengah laut. Setiap tahun pada bulan Oktober pantai Tanjung Kelayang dijadikan pusat titik labuh kapar layar.Â
Pengunjung bisa menikmati pesona pantai tanjung kelayang dan menginap di vila yang bangunannya disesuaikan dengan kondisi alam. Pantai ini juga menjadi pintu gerbang untuk memasuki Pulau lengkuas, pulau dengan mercusuar yang tinggi dengan ketinggian 70 M.Â
Mescusuar tersebut dibangun pada masa kolonial Belanda tahun 1882. Sampai saat ini mercusuar tersebut masih berfungsi sebagai pemandu kapal yang masuk dan keluar melalui pelayaran laut Tanjung Binga dan sekitarnya. Di sekitar pulau ini terdapat taman-taman laut dengan keanekaragaman biota laut, dan terdapat juga kapal Indomarine yang tenggelam sekitar tahun 1990.
Tempat-tempat wisata tersebut merupakan tempat yang cocok bagi pengunjung menikmati indahnya suasana saat matahari terbit. Ketika saya berkunjung ke sana, sinar yang dipancarkan begitu menyita perhatian saya. Warna jingga yang lambat laun naik ke atas langit bagaikan lukisan alam yang tiada tandingannya. Lukisan ciptaan Tuhan akan keindahan alam semesta.Â
Kombinasi Alam dan Tradisi Kuliner yang Memikat Hati
Keindahan alam Belitung memang tak bisa dipungkiri. Pesona pantai seolah menjadi oase di balik panasnya hawa di Pulau Belitung. Keindahan Alam dan kelezatan kulinernya layak jadi pilihan untuk menikmati liburan. Belitung tidak hanya tentang cuaca yang panas dan batu-batu besar yang indah, tetapi juga tentang kuliner khas yang nikmat untuk di coba.Â
Belitung terletak berdekatan dengan laut, sehingga kebanyakan kuliner lokal daerah berupa hidangan laut, seperti ikan gangan, kepiting isi (ketam dalam bahasa daerah), Cakien, Soto Belitung, Mie Belitung, Siput Gonggong, Begero, dan Lepat menjadi santapan wajib ketika berkunjung ke Pulau Belitung.
Ketika saya mengunjungi Pulau Belitung, menjelajahi kuliner menjadi kegiatan favorit saya. Makanan pertama yang saya coba adalah gangan. Gangan yang sering disebut dengan sup ikan memiliki cita rasa asam, pedas, dan gurih. Gangan dibuat dari ikan bulat yang segar. Cabai yang digunakan dalam sup ikan ini merupakan cabai rawit asli belitung yang beraroma segar dan sangat pedas.Â
Ciri khas dari makanan ini adalah kuah sup nya yang berwarna kuning dengan campuran potongan nanas menjadi pelengkap hidangan. Sup ikan ini sangat nikmat dinikmati di cuaca panas maupun dingin. Segarnya kuah sup membuat saya sangat menikmati hidangan ini.
Hidangan kedua yang saya coba adalah kepiting isi atau ketam isi. Ketam adalah bahasa daerah belitung untuk kepiting. Sesuai dengan namanya, ketam isi dibuat menggunakan daging kepiting rajungan.Â
Daging kepiting dikeluarkan dari cangkang, kemudian dibumbui dan ditambahkan dengan telur. Lalu daging diolah dan dimasukkan lagi ke dalam cangkang, dan setelah itu di goreng. Ketam isi ini sangat nikmat apabila disajikan dengan saus. Pedasnya saus dan gurihnya ketam isi merupakan ciri khas dari hidangan ini.Â
Beranjak dari ketam isi, saya mengunjungi warung Bakmie Yamie Achoi. Di Warung ini, kiat bisa menemukan Cakien. Cakien adalah hidangan menggugah selera yang berbalut kulit tahu dan diisi dengan bakso ikan gurih. Cakien juga bisa disantap dengan bersama bakso ikan berkuah yang masih hangat. Rasa cakien yang terbuat dari ikan segar dengan kulit renyah akan membuat bakso kuah atau bakmi menjadi lebih lezat.
Hidangan ketiga yang saya coba adalah Soto Belitung dan Mie Belitung. Soto Belitung adalah soto khas dari Belitung yang penampilannya berbeda dari soto-soto daerah lain. Kuahnya lebih kental, karena menggunakan santan dan diisi dengan irisan lontong, daging, bihun, wortel dan kentang rebus.Â
Walaupun penampilannya sederhana, namun rasanya tidak sesederhana itu. Kuah santannya tidak boleh diremehkan karena dicampur dengan rebusan iga sapi. Hidangan lain yang tidak kalah dengan Soto Belitung adalah Mie Belitung.Â
Bagi saya yang penggemar bakmi, saya wajib mencoba mie khas Belitung ini. Salah satu lokasi yang saya kunjungi adalah Mie Belitung Atep. Perbedaan mie ini dengan mie lainnya adalah komposisi bahannya yang terdiri dari kentang, mentimun, udang, kerupuk emping, dan kuah khas yang berbahan dasar udang. Rasa gurih manis yang saya rasakan saat menyantap kuliner khas belitung ini menjadi ciri khas dari Mie Belitung. Tekstur mie yang kenyal menjadikan hidangan ini semakin berkesan untuk disantap.
Hidangan terakhir yang terakhir yang saya santap adalah Begero dan Lepat. Begero adalah makanan yang terbuat dari campuran tepung beras dan tepung sagu. Setelah dikukus, begero dipotong dan disajikan dengan kuah kari ikan.Â
Lokasi yang saya kunjungi untuk menyantap hidangan ini adalah Rumah Makan Belitong Timpo Duluk. Begero juga sangat cocok disajikan dengan gangan. Rasa gurih dan manis yang timbul dari begero akan membuatmu tidak berhenti makan.Â
Beranjak dari begero, makanan penutup yang saya santap adalah lepat. Lepat adalah jajanan khas belitung yang terbuat dari bahan padi ketan yang dibungkus dengan daun pandan, diberi santan, kemudian dimasak. Bahan bakunya berupa padi ketan atau dalam bahasa Belitung disebut beras baru yang dihasilkan dari ladang petani tradisional yang disebut ume.Â
Lepat menjadi jajanan wajib dan makanan tradisi khas belitung saat pelaksanaan Maras Taun di Pulau Belitong. Sejarah maras taun dan rasa gurih dari lepat menjadikan hidangan ini semakin berkesan untuk dinikmati.
Wisata kuliner menjadi kegiatan terakhir saya ketika berlibur di pulau Belitung. Pulau yang dikenal sebagai Negeri Laskar Pelangi ini memiliki sejuta pesona dan kekayaan alam. Puluhan pantai yang terdapat di pulau ini menjadikan pulau ini seperti surga kecil berisikan ribuan keindahan alam.Â
Terkurung dalam hamparan luas lautan membuat Belitung berjuluk Pulau Bahari Eksotis dengan budaya adat istiadatnya. Walaupun kota ini memiliki berbagai etnis suku dan agama namun tetap saling menghormati dan menghargai.Â
Tradisi masyarakat yang saling tolong-menolong dan terkenal ramah, menjadi salah satu keunikan pulau ini. Ketika saya mengunjungi pulau ini, saya merasa menemukan surga di pulau terpencil. Surga di Pulau Eksotis di Barat Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI