Kehidupan keluarganya berangsur semakin baik, setelah setahun. Bahkan tahun ke dua mulai bisa menabung, kehidupan anak dan adik serta ibunya terjamin, hingga sampai akhir finist contrak. Tiga tahun berlalu, walau kerinduan terhadap anak dan keluarganya memuncak, Nian memilih bertahan dan tambah kontrak, walau nenek yang dirawat semakin tua dan mulai pikun. Dia tak peduli dengan segala ocehan. Walau kadang mentalnya down.
Bermula dari  rasa pusing yang menyerang kepalanya, membuat dia panik, walau begitu dia tetap kuat, entah sugesti atau apa namanya, kecemasan itu benar terjadi, ketika dokter memberi tahu. "There is a tumor lodged in your body"ada tumor yang bersarang di tubuhnya. Seolah langit runtuh dunia kiamat. Pikiran dia kacau balau, bayangan-bayangan buruk membuatnya putus asa.Di tambah lagi dengan ocehan neneknya yang terus membuli, membuatnya down, dia merasa kalah dan lebih baik menyerah. Beban seberat itu dia pendam, dia rasakan sendiri, dia tak mau ibu, adik, serta anak-anaknya bersedih. Lagi-lagi Tuhan menjadi juru selamat melalui kebaikan majikan yang tak ternilai oleh apapun, memberi kesempatan berobat sambil bekerja, bahkan diberikan biaya cuma-cuma sampai sembuh total.Perjuangan yang menguras air mata, bahkan tenaga, setahun bukan  waktu yang singkat, dia menjadi survive sebagai penyandang tumor.
Air mataku terkuras, sampai sesegukan tak bisa terhenti, sungguh dia perempuan yang kuat, hebat.
" Â Yum " ucapnya sembari tersenyum lepas.
"Sama-sama kamu sudi berbagi, journey of your life denganku, terima kasih sudah mempercayaiku."Sembari kupeluk erat-erat.
Dua jam berlalu, kami pun harus pulang masing-masing, dan hari itulah terakhir aku bertemu Nian.
Selamat jalan Nian,Semoga bahagia di surga. Rencanamu tertata rapi, tapi rencana Tuhan tak bisa kita hindari. Kecelakaan itu mengharuskan kamu pulang memberi kesempatan anak-anakmu memelukmu terakhir kali.
Note:
" Â Yum ."( "Terima kasih Yum telah mendengarkan ceritaku yang membosankan.")
("Xie-xie ni Yum yuanyi Ting wo wuliao de ghusi.")
 Taiwan, 24 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H