Mohon tunggu...
Nadya Ananda
Nadya Ananda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi

It’s never ourselves that we write for.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Model Project Based Learning Sebagai Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran IPS

24 Mei 2022   12:13 Diperbarui: 24 Mei 2022   12:16 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KELOMPOK 5

Bagas Pramudya 1405619012

Dea Aprilia 1405619019

Juliana Ewanika Hutagaol 1405619014

Muhammad Nur Kholis 1405619074

Nadya Ananda Najla 1405619020

Pendahuluan

            Dahulu pendidikan didominasi oleh pembelajaran yang monoton seperti ceramah atau gaya bank dimana hanya guru yang aktif berceramah di depan kelas sedangkan peserta didik hanya duduk mendengarkan dan menerima setiap pengajaran yang diberikan.  Namun lambat laun pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu membekali para peserta didik dengan keterampilan. Keterampilan ini adalah tuntutan peserta didik untuk mampu berpikir kritis, bagaimana untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi serta kreatif dan inovatif. Muhadjir Effendi (dalam Asni Widiastuti,dkk) terdapat kompetensi 4C yang wajib dimiliki oleh peserta didik yakni Communication (komunikasi), Collaboration (kerja sama), Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan pemecahan masalah), dan Creativity and Inovation (kreatif dan inovatif).  

            Kreativitas mempunyai peran penting dalam kegiatan belajar. Menurut Sudarma (dalam Fajar Octavia) kreativitas adalah kecerdasan yang berkembang dalam individu, dalam bentuk sikap, kebiasaan, dan dapat melahirkan sesuatu yang baru untuk memecahkan masalah. 

            Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik, berpikir kritis serta pemecahan masalah dalam merancang dan membuat sebuah proyek adalah Project Based Learning (PBL). PBL merupakan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok yang dimana merupakan sebuah tantangan sendiri bagi peserta didik karena bekerja dalam kelompok yang melibatkan kerja proyek yang mana peserta didik dituntuk untuk bekerja sama dalam merancang, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

            Salah satu pelajaran yang dapat menggunakan metode Project Based Learning ini adalah IPS.  Tentu saja dalam pelajaran IPS, kreativitas adalah yang paling penting. Namun nilai-nilai yang didapatkan peserta didik dalam pelajaran IPS cenderung rendah, karena peserta didik menganggap IPS adalah pelajaran yang membosankan dikarenakan mereka harus menghapal. Di dalam mata pelajaran IPS terdapat beberapa pelajaran yang menyangkut Sosiologi, Sejarah, dan Ekonomi yang dimana materi-materi tersebut tidak hanya dilakukan dengan cara menghapal saja. Tentu saja dengan begitu peran guru sangat penting di sini.

            Anggapan siswa bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang membosankan dan rendahnya nilai peserta didik adalah kurangnya variasi guru dalam pembelajaran. Sebagaimana yang kita tahu bahwa sebelum pemerintah mengganti kurikulum yang mengharuskan siswa mampu berpikir kritis metode yang dilakukan guru-guru adalah metode ceramah. Metode konvensional seperti yang berpusat pada guru dan murid hanya menerima ajaran yang diajarkan guru tentunya membuat peserta didik menjadi tidak berminat dengan pelajaran dan tentunya metode ceramah juga terasa membosankan. Pengajaran yang kurang kreatif ini pada akhirnya membuat peserta didik menjadi malas belajar.

            Maka dari itu model pembelajaran Project Based Learning dapat digunakan pendidik untuk meningkatkan kreativitas yang tetunya berpusat pada peserta didik. Dalam model ini guru hanya sebagai fasilitator sementara peserta didik harus mampu berpikir, berani berargumen, serta menghargai pendapat orang lain. Project Based Learning yang menitikberatkan pada kerja proyek juga menuntut siswa untuk berpikir tinggi dan dapat meningkatkan kreativitas siswa. 

Pembahasan

Pengertian Metode Project Based Learning

Menurut Buck Institute for Education (BIE), Project Based Learning merupakan sebuah metode pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan juga memberi peluang pada siswa untuk bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan sebuah produk karya siswa bernilai dan realistik. Menurut Goodman dan Stivers (2010), Project Based Learning adalah sebuah pendekatan pengajaran yang dibangun diatas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi siswa yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok. Sedangkan menurut Made Wena (dalam Lestari, 2015:14), Project Based Learning merupakan sebuah metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik atau guru untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek adalah bentuk kerja yang memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan pada pertanyaan dan juga permasalahan yang sangat menantang dan menuntun siswa untuk dapat merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, dan juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja secara mandiri.

Dengan begitu, Project Based Learning adalah sebuah pembelajaran inovatif yang berpusat pada peserta didik (student centered) dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana peserta didik diberikan peluang untuk bekerja secara otonom mengkonstruksi belajarnya. Metode Project Based Learning sangat cocok untuk dipadukan dengan materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Berdasarkan kegiatan pembelajaran didalam silabus, materi IPS menuntut siswa untuk dapat aktif (student centered), sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Peserta didik bekerja sama dengan berbagai percobaan seperti misalnya percobaan pengelompokan berbagai sistem pembelajaran IPS, percobaan sifat-sifat IPS secara kelompok, dan percobaan pembuatan IPS. Selain itu materi IPS juga sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari didalam masyarakat, sehingga banyak sekali peluang untuk mengajak siswa berfikir kritis dan kreatif mengenai masalah nyata yang akan diangkat dalam Project Based Learning.

Mengapa Guru Harus Menerapkan Project Based Learning dalam Pembelajaran IPS

  •             Project Based Learning (PjBL) memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan sendiri proyek yang akan dikerjakannya baik dalam hal merumuskan pertanyaan yang akan dijawab, memilih topik yang akan diteliti, maupun menentukan kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, menyediakan bahan dan pengalaman bekerja, mendorong siswa berdiskusi dan memecahkan masalah, dan memastikan siswa tetap bersemangat selama mereka melaksanakan proyek. Pratiwi, dkk (2018) mengungkapkan bahwa PjBL sebagai model pembelajaran yang meminta siswa untuk menyelesaikan sebuah proyek untuk menghasilkan sebuah produk. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan dan aktivitas siswa yang pada akhirnya memudahkan pemahaman siswa pada suatu materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Utami, dkk (2015) juga menyampaikan bahwa penerapan model Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas siswa pada kegiatan pembelajaran.
  •             Alasan mengapa guru harus menerapkan project based learning dalam pembelajaran ips karena pada kegiatan pembelajaran dengan model Project Based Learning (PjBL) siswa merasa sadar diri memiliki tujuan bersama untuk menyelesaikan tugas secara berkelompok, memiliki tindakan bersama sebagai perwujudan tanggung jawab kelompok, memiliki kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman, serta bahwa suatu pekerjaan yang diselaikan bersama lebih mudah dan ringan. Siswa juga saling meminta dan memberikan ide, saling membantu dan berpartisipasi menyelasaikan tugasnya, sehingga mampu menghargai hasil yang telah dicapai kelompok.
  •             Hutasuhut (2010) berpendapat bahwa project based learning sebagai sebuah model pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik dalam transfer pengetahuan. Sejalan dengan pendapat Titu (2015) bahwa penerapan model project based learning dapat mengajak siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa, dengan menggunakan model project based learning, siswa melakukan kegiatan pembelajaran secara aktif dan langsung sehingga akan memberikan dampak yang positif pada peningkatan hasil belajarnya.
  •             Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan atau ditempuh oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran project based learning dalam Ridwan Abdullah Sani (2014: 178) adalah sebagai berikut: a. Guru menentukan materi proyek, b. Guru menentukan tujuan proyek, c. guru mengidentifikasi keterampilan dan pengetahuan awal siswa yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek, d. guru menentukan kelompok belajar, e. guru menentukan jadwal pelaksanaan proyek, f. guru mengevaluasi sumber daya dan material yang akan digunakan, g. guru menentukan cara evaluasi yang akan digunakan.

                Sedangkan menurut para ahli mengusulkan beberapa tahapan utama yang perlu dilakukan dalam project based learning, yaitu:

  • Penyajian permasalahan
  •             Permasalahan diajukan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan awal yang diajukan adalah pertanyaan esensial (penting) yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam belajar. Permasalahan yang dibahas adalah permasalahan dunia nyata yang membutuhkan investigasi mendalam. Guru harus memastikan bahwa permasalahan tersebut relevan untuk siswa agar mereka terlibat secara mental.
  • Membuat perencanaan
  •             Guru perlu merencanakan standar kompetensi yang akan dikaji ketika membahas permasalahan. Tahap ini melibatkan guru dan siswa dalam melakukan curah pendapat yang mendukung inkuiri untuk menyelesaikan permasalahan.
  • Menyusun penjadwalan
  •             Siswa harus membuat penjadwalan pelaksanaan proyek yang disepakati bersama guru. Siswa mengajukan tahapan pengerjaan proyek dengan menetapkan acuan yang akan dilaporkan pada setiap pertemuan di kelas.
  • Memonitor pembuatan proyek
  •             Guru perlu melakukan mentoring pelaksanaan proses, serta menyediakan rubrik dan instruksi tentang apa yang harus dilakukan untuk setiap konten pembelajaran.
  • Melakukan penilaian
  •             Penilaian dilakukan secara autentik dan guru perlu memvariasikan jenis penilaian yang digunakan. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan melakukan penyelidikan, dan kemampuan menerapkan keterampilan membuat produk atau karya.
  • Evaluasi
  •             Evaluasi yang dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan baik secara individual maupun kelompok.

 

Project Based Learning Sebagai Upaya Kreatif Proses Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS

Kreativitas menurut Tim Reality Kamus Terbaru Bahasa Indonesia (2008:387) adalah kemampuan untuk mencipta. Kreativitas ada pada diri semua orang. Kreativitas merupakan suatu keterampilan. Kemampuan berkreasi adalah kemampuan dalam memunculkan suatu ide, unik, dan tidak dapat dipaksakan. Menurut A. Chaedar Alwasilah dalam Ngainun Naim (2009:246), kreativitas adalah kemampuan mewujudkan bentuk baru, struktur kognitif baru dan produk baru. Dalam mendukung perkembangan kreativitas peserta didik, guru perlu mengusahakan sebuah cara atau model dalam pembelajaran yang dapat menumbuhkan jiwa kreativitas tersebut. Selain itu meningkatkan kreativitas peserta didik akan menjadi jawaban terhadap tantangan pembelajaran era modern di mana kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat diperlukan. Kreativitas tidak harus menciptakan sesuatu yang baru dan belum pernah ada sebelumnya. Peserta didik dapat mencoba menyalurkan ide dengan membuat sesuatu yang menurutnya berbeda dari yang lain. Peserta didik dapat mencoba mengombinasikan data atau informasi yang tersedia sebelumnya dan membuat sedikit perubahan pada karya yang dibuatnya.

Ada berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan guna menumbuhkan dan meningkatkan jiwa kreativitas dalam diri peserta didik terutama dalam menciptakan dan atau membuat suatu produk ataupun karya. Salah satu model pembelajaran yang dipercaya dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam merancang dan membuat sebuah proyek adalah Project Based Learning (PBL). Project Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek (Wena, 2015: 14). Kerja proyek merupakan kegiatan yang sangat menantang dan dapat menuntun peserta didik dalam merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan sekaligus melakukan kegiatan investigasi. Project Based Learning (PBL) dapat memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja secara mandiri. Project Based Learning (PBL) mampu untuk mendorong peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan serta memberikan kesempatan untuk memperluas pengetahuan melalui pemecahan masalah dan investigasi.

Project Based Learning (PBL) memungkinkan peserta didik untuk dapat merefleksikan ide dan pendapat mereka sendiri, dan membuat keputusan yang mempengaruhi hasil proyek dan proses pembelajaran secara umum diakhiri dengan mempresentasikan hasil akhir produk. Dari kajian yang telah dipaparkan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa Project Based Learning (PBL) langsung maupun tidak, dapat membantu peserta didik untuk melakukan proses belajar berpikir tingkat tinggi (high order thinking/HOT) dalam usaha mengimplementasikan pembelajaran saintifik sesuai kurikulum 2013 yang terdiri dari keterampilan mengamati, mengasosiasi, mencoba, mendiskusikan, dan mengomunikasikan serta pembelajaran abad 21 yang terdiri dari 4C, yaitu: Critical thinking, Collaboration, Creative, dan Communication.

 

Kelebihan dan Kekurangan Project Based Learning dalam Pembelajaran IPS

Sama seperti model pembelajaran lainnya, model Project Based Learning (PBL) sudah pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Berdasarkan penuturan Darmadi (2017: 127) kelebihan model PBL di antaranya adalah, meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting dan mereka perlu untuk dihargai, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan permasalahan yang kompleks, meningkatkan kolaborasi, mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi, meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber, memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyeesaikan tugas, menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata, melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata, membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

Tak jauh berbeda dari Darmadi, menurut Daryanto (2009:408), kelebihan dari Project Based Learning (PBL) pun pada intinya memiliki kesamaan, yaitu meningkatkan motivasi dalam diri peserta didik, meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah, meningkatkan kolaborasi antar peserta didik, meningkatkan kemampuan mengelola sumber, dengan mudah dapat mengembangkan kemampuan kerja individu atau kelompok, teori dan praktik dihayati sebagai satu kesatuan yang tak bias dipisahkan, mengembangkan sikap hidup demokrasi dan gotong royong dibarengi dengan rasa tanggung jawab yang tinggi, dan yang terakhir adalah mengembangkan cara hidup berencana.

Lalu seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pada setiap model pembelajaran pun memiliki kekurangannya masing-masing, hal ini juga berlaku pada model pembelajaran PBL. Kekurangan dari model ini di antaranya adalah sulit untuk memiliki tema yang sesuai dengan minat dan taraf perkembangan peserta didik, biaya yang dikocek tidak sedikit untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan kerja para peserta didik, llau ranah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang didapatkan setiap peserta didik tentu saja berbeda dengan yang lainnya, selain itu juga harus memiliki kemampuan untuk mengorganisasikan atau mengarahkan guru dan peserta didik, dan yang terakhir yaitu waktu yang diperlukan sangat tidak sedikit, hal ini membuat urusan lain yang harus dikerjakan menjadi terganggu.

Dari penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan model pembelajaran Project Based Learning (PBL), pasti memiliki kekurangannya sendiri, hal ini pada pemberlakuan model ini di mata pelajaran IPS. Dalam proses atau kegiatan belajar IPS jika menggunakan model ini maka guru biasanya memberlakukan kegiatan proyek atau praktikum pada peserta didiknya demi memotivasi mereka. Walaupun memiliki banyak sekali kelebihan seperti dapat melatih peserta didik untuk terjun langsung mengasah keterampilan dan bakat mereka untuk menyelesaikan masalah, namun biaya, waktu, dan tenaga yang dikeluarkan dinilai lebih besar ketimbang apa yang diperoleh. Terutama karena mata pelajaran IPS mengacu pada fenomena sosial yang ada di sekitar kita, maka pada praktiknya tentu saja akan menimbulkan lebih banyak  hal yang harus dipersiapkan.

 

Kesimpulan

Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik, berpikir kritis serta pemecahan masalah dalam merancang dan membuat sebuah proyek adalah Project Based Learning (PBL). Menurut Buck Institute for Education (BIE), Project Based Learning merupakan sebuah metode pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan juga memberi peluang pada siswa untuk bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan sebuah produk karya siswa bernilai dan realistik.

Menurut Goodman dan Stivers (2010), Project Based Learning adalah sebuah pendekatan pengajaran yang dibangun diatas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi siswa yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.

Guru harus menerapkan project based learning dalam pembelajaran ips karena pada kegiatan pembelajaran dengan model Project Based Learning (PjBL) siswa merasa sadar diri memiliki tujuan bersama untuk menyelesaikan tugas secara berkelompok, memiliki tindakan bersama sebagai perwujudan tanggung jawab kelompok, memiliki kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman, serta bahwa suatu pekerjaan yang diselaikan bersama lebih mudah dan ringan. Siswa juga saling meminta dan memberikan ide, saling membantu dan berpartisipasi menyelasaikan tugasnya, sehingga mampu menghargai hasil yang telah dicapai kelompok.

Project Based Learning (PBL) memungkinkan peserta didik untuk dapat merefleksikan ide dan pendapat mereka sendiri, dan membuat keputusan yang mempengaruhi hasil proyek dan proses pembelajaran secara umum diakhiri dengan mempresentasikan hasil akhir produk. Dari kajian yang telah dipaparkan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa Project Based Learning (PBL) langsung maupun tidak, dapat membantu peserta didik untuk melakukan proses belajar berpikir tingkat tinggi (high order thinking/HOT) dalam usaha mengimplementasikan pembelajaran saintifik sesuai kurikulum 2013 yang terdiri dari keterampilan mengamati, mengasosiasi, mencoba, mendiskusikan, dan mengomunikasikan serta pembelajaran abad 21 yang terdiri dari 4C, yaitu: Critical thinking, Collaboration, Creative, dan Communication. Sama seperti model pembelajaran lainnya, model Project Based Learning (PBL) sudah pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Berdasarkan penuturan Darmadi (2017: 127) kelebihan model PBL di antaranya adalah, meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting dan mereka perlu untuk dihargai, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan permasalahan yang kompleks, meningkatkan kolaborasi, mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi, meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber, memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyeesaikan tugas, menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata. Lalu seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pada setiap model pembelajaran pun memiliki kekurangannya masing-masing, hal ini juga berlaku pada model pembelajaran PBL.

Kekurangan dari model ini di antaranya adalah sulit untuk memiliki tema yang sesuai dengan minat dan taraf perkembangan peserta didik, biaya yang dikocek tidak sedikit untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan kerja para peserta didik, llau ranah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang didapatkan setiap peserta didik tentu saja berbeda dengan yang lainnya, selain itu juga harus memiliki kemampuan untuk mengorganisasikan atau mengarahkan guru dan peserta didik, dan yang terakhir yaitu waktu yang diperlukan sangat tidak sedikit, hal ini membuat urusan lain yang harus dikerjakan menjadi terganggu.

 

Referensi 

Darmadi. (2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif (Teori dan Praktik dalam Pengembangan Profesionalisme bagi Guru). Jakarta: Publisher.

Naim, Ngainun. (2009). Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Octavia, Fajar. (2016).  Penerapan Model Pembelajaran Problem Solved Learning untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas VII C dalam Pembelajaran IPS di SMP AL-Islam 1 Surakarta Tahun ajaran 2016/2017. Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Skripsi) 

Sudrajat, A., & Budiarti, I. (2020). Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Project Based Learning Kelas IV SDIT Al Kawaakib Jakarta Barat. WASIS: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1(2), hlm. 105-109.

Sunita, N. W., Mahendra, E., & Lesdyantari, E. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik. MIMBAR PGSD Undiksha, 20(1), hlm. 127--145.

Turyantana, I. K. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Tercapainya Ketuntasan Hasil Belajar Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Saraswati Seririt. Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(2), hlm. 1-15.

Widiastuti, Asni, dkk. (2018). Meningkatkan Kreaivitas Siswa Melalui Project Based Learing pada Siswa Kelas V SDIT LHI. hlm 1430-1440.

Wena, Meda. (2015). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporar. Jakarta: Bumi Aksara.Grant.

Mulyani, D. (2014). Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Metode Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) Pada Siswa Kelas V DI SD Islam Al-Syukro Universal. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah.

https://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf/pengantar_5.pdf. Diakses pada tanggal 19 Mei 2022.

 

             

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun