Sungguh tetapi ini adalah mimpi. Mimpi terburuk yang hanya memiliki pintu masuk tanpa ada jalan keluarnya lagi. Di rumah sakit itu aku menjadi tak hidup lagi. Aku mati Hanida, aku sungguh mati..
Ada dua psikiater yang mengklaimmu sebagai pasiennya, seorang menyebutmu Hana seorang skizofrenia, njirrr... Seorang lagi memanggilmu Nia, seorang ibu yang depresi oleh beragam macam percobaan bunuh-diri karena kesedihan yang besar itu bermuara pada amarah yang memiriskan hati. Lalu, seorang lagi adalah psikolog katrok yang mengaku bahwa namamu adalah Ira, klien bipolarnya yang juga insomnia.
Mereka mengaku datang oleh telponmu yang menyebutkanmu over dosis oleh beragam sedativ itu haloperidol-seroquel-xanax-renaquel-dan lain-lain zat-zat yang kau campur-baurkan itu, dan terapi yoga yang justru membuatmu trans. Kesurupan bak dihuni banyaknya roh-roh kegelapan.
Dan, ya Tuhan masih adakah Kau disini?! Tuhan harus bagaimana aku mempercayai semua ini?!
Adalah hal yang lebih membuat jiwa-ragaku beku :
Polisipun datang mengatakan bahwa engkaulah pembunuh paranormal perempuan paruh-baya yang mati ditusuk-tusuk itu, engkau adalah pengunjung terakhirnya bernama Dara yang diketahui oleh asisten paranormal itu, perempuan 30 tahun yang kerap disinggahi jiwa-jiwa lain dalam teropong keilmuwannya. Polisi itu menyodorkan borgol. Dan aku tak sanggup melihat tangan dengan jari-jari lentikmu itu tak lagi bebas, Hanida.
"Aku mencari paranormal untuk mengobati penderitaanku. Tapi ternyata aku bertemu ibuku" itu suaramu Hanida.
"Aku hanya membantu ibuku terbebas dari penderitaan. Dia meninggalkanku, menjualku pada mucikari saat aku masih sepuluh tahun hingga aku terdampar di tempat judi di antah-berantah. Ibu sangat membenciku karena wajahku mengingatkannya pada laki-laki yang telah memperkosanya. Sejak kecil ia sering mengutukiku bahwa lebih baik dia mati ditusuk-tusuk daripada melihat wajahku" oh Hanida engkaukah itu?!
Mungkin memang benar mereka yang datang ini salah. Mungkin memang mereka semua tidak ada yang benar. Bahwa kau bukanlah nama-nama yang mereka klaim itu.
Tetapi akulah yang paling menderita oleh kebenaran yang sesungguhnya. Karena, setelahnya, hanya kepadaku engkau dapat menjelaskannya, bahwa engkau hanya seorang saja. Seorang ; Hanida.
   Seorang Hana.
   Seorang Nia.
   Seorang Ira.
   Seorang Dara.