Definisi Filsafat Ilmu
Pengertian filsafat ilmu oleh beberapa ahli sebagai berikut :
- Menurut Commy Semiawan, filsafat ilmu sebagai ilmu yang mempelajari kedudukan ilmu. Dimana filsafat sebagai strata tertinggi daripada cabang ilmu lainnya. Bersifat normative, tidak factual, dan sebagai objek instrumentatif. Banyak hasil pemikiran filsafat berasal dari aspek kehidupan manusia itu sendiri.
- Menurut Nuchelmans, filsafat ilmu bersifat ekstensial yang mana memiliki hubungan didalam kehidupan sehari-hari manusia dan menjadi penggerak kehidupan manusia sehingga manusia dapat bernegara, berbangsa, dan hidup secara kolektif.
- Menurut C.A. Van Peursen, filsafat ilmu adalah disiplin ilmu yang saling berkaitan satu sama lain secara konsisten. Semakin majunya pengetahuan dan ilmu, semakin banyak pula alternative solusi walaupun tidak memiliki kewenangan atas produk ilmu tertentu, namun memiliki kewenangan melakukan analitis-kritis terhadap kegiatan ilmiah.
- Menurut Meriam Webster, filsafat ilmu secara harfiah bermakna sebagai cinta kebijaksanaan terhadap pengetahuan.
- Menurut Stephen R. Toulmin, filsafat ilmu menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam penyelidikan ilmiah, prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode perhitungan, dan praanggapan metafisik. Selain itu, menilai landasan keabsahan dari sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika.
Definisi Filsafat ilmu yang kita dapat adalah penyelidikan mengenai ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperolehnya. Dengan filsafat ilmu, kita dituntun untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah berupa deskripsi/eksplanasi/prediksi tertentu yang bersifat universal berupa produk ilmu tertentu dari proses penelitian.
Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan, metodis, dan empirik yang mana memiliki ciri-ciri yaitu berobjek, bersistem, bermetode, dan universal.
Cara memperoleh pengetahuan ilmiah dengan metode sistematis dan objektif. Selain itu, kita harus memilik sifat ilmiah yaitu :
- Tidak ada rasa pamrih untuk mencapai pengetahuan yang objektif.
- Melepaskan diri dari perandai-andaian.
- Selektif memilih problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta/gejala.
- Sikap serba relative dan terbuka akan argument orang lain.
- Universalitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H