Mohon tunggu...
Nadya Icinawa
Nadya Icinawa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kaulah Arjuna yang Kupuja

17 Februari 2016   20:17 Diperbarui: 17 Februari 2016   20:35 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber: pixabay"][/caption]

Gigil ini ...

tak berarti, dibanding kebekuan hati

Saat ingatanku tertuju pada sekelebat bayangmu

Sedang rinai gerimis ...

kian mengingatkan kenangan

Saat tanganku berhasil menjamah rerintiknya

 

Desak sang bayu meronta ...

Seolah mewakili hati yang merindui

Kala sesimpul senyum, gravitasimu menyepuh sepi

Kau menjelma pada sepoi angin yang berhembus menerpaku

 

Adalah aku ..

yang tak pernah berhenti menitip rindu

Pada angin ...

sepi malam dan gulita yang tak pernah padam

 

Agar sampai ...

pada muara palung hatimu

Kau lah arjuna yang selalu kupuja

 

Apakah di sana kau juga merinduiku

Setelah kau pergi membawa ridhaku

 

Di sini..

aku tetap merindukanmu

meski aku ...

hanya mampu dendangkan rindu dalam dengkur tidurku

kan tetap kuurai mimpi

hingga bilur resah memudar, pecah berpendar

 

 

................

 Yunlin-Taiwan 17022016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun