Mohon tunggu...
Nadya Faiza Arienindita
Nadya Faiza Arienindita Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Saya memiliki hobi yaitu bersepeda, jogging, dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Penerapan Akuntasi Hijau sebagai Bentuk Tanggung Jawab Perusahaan

18 Juli 2024   19:56 Diperbarui: 18 Juli 2024   20:26 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laporan keuangan mencerminkan keadaan aktual perusahaan berdasarkan data angka yang tercantum di dalamnya. Bagi pihak eksternal, laporan ini menjadi dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Laporan keuangan mencantumkan rincian aktivitas perusahaan terkait usaha konservasi lingkungan berkelanjutan, termasuk angka-angka dan biaya yang terlibat.

Laporan ini juga mencakup informasi tentang pemilik perusahaan, cara perusahaan menjalankan operasinya, siapa yang menjadi investor, dan berbagai informasi lainnya. Informasi ini memengaruhi keputusan para pemangku kepentingan mengenai keberlanjutan perusahaan di masa depan.

Selain itu, perusahaan saat ini diharuskan untuk lebih transparan tentang tindakan mereka terhadap lingkungan. Menjalankan fungsi ini adalah tugas utama perusahaan, yang tidak hanya berfokus pada menghasilkan profit tetapi juga pada upaya konservasi alam di sekitarnya.

Akuntansi Lingkungan Sebagai Strategi Pengungkapan Tanggung Jawab Lingkungan

Kegiatan akuntansi menghasilkan informasi tentang perusahaan dalam bentuk laporan keuangan yang berfungsi sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan dan sebagai masukan penting dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan ini harus disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Terdapat dua jenis pengungkapan dalam laporan keuangan: pengungkapan wajib, yaitu informasi yang harus diungkapkan oleh emiten sesuai dengan peraturan pasar modal suatu negara, dan pengungkapan sukarela, yaitu informasi yang diungkapkan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diwajibkan oleh standar yang ada. Pengungkapan sosial di Indonesia termasuk dalam kategori pengungkapan sukarela. Beberapa perusahaan besar, terutama yang tercatat di pasar modal dan memiliki dampak langsung terhadap lingkungan, telah mengungkapkan kinerja pengelolaan lingkungan mereka secara sukarela. Selain itu, laporan kinerja pengelolaan lingkungan yang disampaikan perusahaan kepada instansi lingkungan saat ini hanya berupa laporan kepatuhan dengan format dan istilah yang sulit dimengerti oleh masyarakat umum maupun profesional nonlingkungan. Oleh karena itu, diperlukan informasi kinerja pengelolaan lingkungan yang lebih informatif bagi publik (Helvegia, 2001).

Manfaat Penerapan Akuntansi Lingkungan

*  Kepatuhan Terhadap Regulasi: Penerapan akuntansi lingkungan membantu perusahaan memenuhi persyaratan hukum dan regulasi lingkungan yang semakin ketat.

*  Peningkatan Citra Perusahaan: Perusahaan yang menerapkan akuntansi lingkungan cenderung memiliki citra yang lebih baik di mata publik, yang dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan menarik investor.

*  Efisiensi Operasional: Dengan mengidentifikasi dan mengurangi dampak lingkungan, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya produksi.

*  Keberlanjutan Jangka Panjang: Akuntansi lingkungan membantu perusahaan untuk mengidentifikasi risiko dan peluang terkait lingkungan, sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan strategi keberlanjutan jangka panjang.

Meskipun akuntansi lingkungan memiliki banyak manfaat dan merupakan konsep yang baik dalam teori, penerapannya dalam praktik bisa menjadi tantangan. Ketika mengadopsi praktik akuntansi lingkungan dan sosial, penting untuk diingat bahwa banyak biaya yang dihitung dalam akuntansi lingkungan bersifat tidak berwujud dan sulit diukur. Perusahaan harus memastikan penerapan standar yang konsisten dan memberikan nilai yang sama untuk sumber daya di seluruh organisasi. Beberapa nilai bersifat subjektif dan dapat berbeda antara individu, sehingga sulit mencapai konsensus mengenai apa yang harus diukur dan bagaimana caranya. Akuntansi sosial juga bisa menjadi tantangan, karena nilai-nilai sosial kadang-kadang berubah dengan cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun