Mohon tunggu...
Nadya Faiza Arienindita
Nadya Faiza Arienindita Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Saya memiliki hobi yaitu bersepeda, jogging, dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Penerapan Akuntasi Hijau sebagai Bentuk Tanggung Jawab Perusahaan

18 Juli 2024   19:56 Diperbarui: 18 Juli 2024   20:26 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Azliya Nakhla (11210150000033), Nadya Faiza Arienindita (11210150000078), Ilham Kharisma (11210150000130)

Era green tourism accounting atau akuntansi pariwisata hijau telah menjadi sorotan utama dalam dunia bisnis saat ini. Perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan peningkatan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan telah mendorong perusahaan untuk mengadopsi praktik-praktik yang lebih ramah lingkungan. Salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan yang semakin populer adalah penerapan akuntansi lingkungan sehingga artikel ini akan membahas model penerapan akuntansi lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan dalam era green tourism accounting.

Akuntansi lingkungan adalah proses identifikasi, pengukuran, dan pelaporan biaya serta manfaat lingkungan yang terkait dengan aktivitas perusahaan. Akuntansi ini mencakup berbagai aspek seperti penggunaan sumber daya alam, emisi gas rumah kaca, limbah, dan dampak lainnya terhadap lingkungan. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi yang lebih akurat mengenai dampak lingkungan dari operasi perusahaan, sehingga memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam hal keberlanjutan. Tujuan lain dari pentingnya pengungkapan akuntansi lingkungan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan oleh perusahaan maupun organisasi lainnya yaitu mencakup kepentingan organisasi publik dan perusahaan-perusahaan publik yang bersifat lokal. Pengungkapan ini penting terutama bagi para stakeholders untuk dipahami, dievaluasi dan dianalisis sehingga dapat memberi dukungan bagi usaha mereka (Susi, 2009).

Fungsi dan Peran Akuntansi Lingkungan

Fungsi dan peran akuntansi lingkungan dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu fungsi internal dan fungsi eksternal (Gunawan Wibisono, 2011) :

Fungsi Internal

Akuntansi berbasis lingkungan berfungsi sebagai patokan untuk mengukur biaya yang dibutuhkan perusahaan terkait dengan lingkungan hidup. Ini mencakup biaya untuk pengelolaan limbah dan konservasi alam di sekitar perusahaan. Selain itu, akuntansi lingkungan memainkan peran penting dalam menganalisis biaya dampak lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan. Hasil analisis ini kemudian digunakan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi para pemangku kepentingan perusahaan.

Berdasarkan pedoman akuntansi lingkungan yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Jepang pada tahun 2005, akuntansi berbasis lingkungan menjadi sistem yang terintegrasi dengan operasi perusahaan dan lingkungannya. Perusahaan dan masyarakat di sekitar lingkungan tersebut adalah dua pihak yang berperan penting.

Bagi perusahaan, akuntansi lingkungan berfungsi sebagai alat pengaturan dan kontrol, memungkinkan perusahaan untuk mengemukakan dan menerapkan kebijakan baru pada setiap bagian dalam perusahaan. Kebijakan ini kemudian ditujukan kepada karyawan yang tinggal di sekitar area perusahaan. Sedangkan bagi masyarakat di sekitar, akuntansi lingkungan berfungsi sebagai media komunikasi dengan perusahaan. Harapannya adalah informasi yang disampaikan oleh perusahaan dapat diterima oleh pemangku kepentingan di area tersebut.

Fungsi Eksternal

Fungsi eksternal dari Akuntansi Lingkungan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Pihak eksternal biasanya membutuhkan laporan keuangan sebagai tolok ukur kondisi keseluruhan perusahaan.

Laporan keuangan mencerminkan keadaan aktual perusahaan berdasarkan data angka yang tercantum di dalamnya. Bagi pihak eksternal, laporan ini menjadi dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Laporan keuangan mencantumkan rincian aktivitas perusahaan terkait usaha konservasi lingkungan berkelanjutan, termasuk angka-angka dan biaya yang terlibat.

Laporan ini juga mencakup informasi tentang pemilik perusahaan, cara perusahaan menjalankan operasinya, siapa yang menjadi investor, dan berbagai informasi lainnya. Informasi ini memengaruhi keputusan para pemangku kepentingan mengenai keberlanjutan perusahaan di masa depan.

Selain itu, perusahaan saat ini diharuskan untuk lebih transparan tentang tindakan mereka terhadap lingkungan. Menjalankan fungsi ini adalah tugas utama perusahaan, yang tidak hanya berfokus pada menghasilkan profit tetapi juga pada upaya konservasi alam di sekitarnya.

Akuntansi Lingkungan Sebagai Strategi Pengungkapan Tanggung Jawab Lingkungan

Kegiatan akuntansi menghasilkan informasi tentang perusahaan dalam bentuk laporan keuangan yang berfungsi sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan dan sebagai masukan penting dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan ini harus disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Terdapat dua jenis pengungkapan dalam laporan keuangan: pengungkapan wajib, yaitu informasi yang harus diungkapkan oleh emiten sesuai dengan peraturan pasar modal suatu negara, dan pengungkapan sukarela, yaitu informasi yang diungkapkan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diwajibkan oleh standar yang ada. Pengungkapan sosial di Indonesia termasuk dalam kategori pengungkapan sukarela. Beberapa perusahaan besar, terutama yang tercatat di pasar modal dan memiliki dampak langsung terhadap lingkungan, telah mengungkapkan kinerja pengelolaan lingkungan mereka secara sukarela. Selain itu, laporan kinerja pengelolaan lingkungan yang disampaikan perusahaan kepada instansi lingkungan saat ini hanya berupa laporan kepatuhan dengan format dan istilah yang sulit dimengerti oleh masyarakat umum maupun profesional nonlingkungan. Oleh karena itu, diperlukan informasi kinerja pengelolaan lingkungan yang lebih informatif bagi publik (Helvegia, 2001).

Manfaat Penerapan Akuntansi Lingkungan

*  Kepatuhan Terhadap Regulasi: Penerapan akuntansi lingkungan membantu perusahaan memenuhi persyaratan hukum dan regulasi lingkungan yang semakin ketat.

*  Peningkatan Citra Perusahaan: Perusahaan yang menerapkan akuntansi lingkungan cenderung memiliki citra yang lebih baik di mata publik, yang dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan menarik investor.

*  Efisiensi Operasional: Dengan mengidentifikasi dan mengurangi dampak lingkungan, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya produksi.

*  Keberlanjutan Jangka Panjang: Akuntansi lingkungan membantu perusahaan untuk mengidentifikasi risiko dan peluang terkait lingkungan, sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan strategi keberlanjutan jangka panjang.

Meskipun akuntansi lingkungan memiliki banyak manfaat dan merupakan konsep yang baik dalam teori, penerapannya dalam praktik bisa menjadi tantangan. Ketika mengadopsi praktik akuntansi lingkungan dan sosial, penting untuk diingat bahwa banyak biaya yang dihitung dalam akuntansi lingkungan bersifat tidak berwujud dan sulit diukur. Perusahaan harus memastikan penerapan standar yang konsisten dan memberikan nilai yang sama untuk sumber daya di seluruh organisasi. Beberapa nilai bersifat subjektif dan dapat berbeda antara individu, sehingga sulit mencapai konsensus mengenai apa yang harus diukur dan bagaimana caranya. Akuntansi sosial juga bisa menjadi tantangan, karena nilai-nilai sosial kadang-kadang berubah dengan cepat.

Kesimpulan

Di era green tourism accounting, penerapan akuntansi lingkungan adalah langkah penting bagi perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab mereka terhadap lingkungan. Selain itu, akuntansi lingkungan sangat penting untuk sektor pariwisata terutama dalam era akuntansi hijau. Dengan mengintegrasikan akuntansi lingkungan ke dalam sistem bisnis mereka, perusahaan dapat mencapai kepatuhan regulasi, meningkatkan citra perusahaan, mencapai efisiensi operasional, dan memastikan keberlanjutan jangka panjang. Akuntansi lingkungan bukan hanya tentang memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga tentang berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Membuat keputusan tentang aktivitas lingkungan dengan mengklasifikasikan biaya lingkungan sesuai dengan model kualitas biaya lingkungan, seperti biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kesalahan internal, biaya kesalahan eksternal, dan biaya nilai tambah. Sehingga, perusahaan dapat mennghemat dan mengevaluasi biaya yang terkait dengan lingkungan, serta membantu membuat keputusan penting tentang bagaimana mengimbangi operasi bisnis dengan lingkungan.

Sumber : Ayu Dwi, dkk. (2018). Model Penerapan Akuntasi Lingkungan Sebagai Bentuk Tanggung Jawab Perusahaan di Era Green Tourism Accounting. Vol. 14, No. 3.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun