Mohon tunggu...
Nadya Cantikka Zahra
Nadya Cantikka Zahra Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB

i write because i dont know what i think until i read what i say

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bercocok Tanam dengan Metode Hidroponik

16 Mei 2019   22:31 Diperbarui: 16 Mei 2019   22:35 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu tanaman yang menggunakan sistem hidroponik

Bagi kalian yang gemar bercocok tanam, beberapa tahun terakhir pertanian modern seperti urban farming yang mengaplikasikan metode hidroponik semakin banyak diterapkan. Hal ini karena metode hidroponik seakan menjadi solusi bagi banyak masyarakat yang ingin tetap bisa bercocok tanam di lahan yang sempit sekalipun.

Kini, cukup sulit mencari lahan kosong di kota-kota besar untuk bercocok tanam. Alhasil, munculah sistem pertanian hidroponik yang bahkan bisa dilakukan di pekarangan rumah. Di kawasan Tajur Sindangrasa Bogor Timur, terdapat banyak lahan tidur perkarangan rumah yang dimanfaatkan. Salah satunya yaitu lahan tidur di Perumahan Villa Tajur. Lahan ini kemudian menjadi lahan tanaman hidroponik Ayudia Farm.

Pola tanam hidroponik merupakan budi daya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Sistem hidroponik juga merupakan sistem penanaman setiap hari panen.

Untuk sistem pengairan hidroponik, air dimasukkan ke dalam tong yang diletakkan di dalam tanah. Hal ini bertujuan untuk membantu pendinginan air selama proses sirkulasi. Dari mesin yang berada di tong tersebut, air akan naik ke atas lalu air akan dialirkan ke ujung pipa selang PE. Penggunaan selang PE bertujuan untuk membagi sirkulasi air agar merata. 

Selang PE yang digunakan berwarna gelap karena untuk menghambat lumut dari panas matahari. Sistem hidroponik yang dibuat dengan model media penanaman yang miring ini sangat mempengaruhi sirkulasi pengairan tanaman hidroponik. Sirkulasi tersebut akan terjadi secara terus menerus.

Cara Menanam Tanaman Hidroponik

Tahap yang pertama yaitu tahap pembibitan. Pilihlah benih yang berkualitas bagus karena berdampak pada hasil tanaman. Pada tahap ini, bibit terlebih dahulu direndam selama satu malam agar sel-sel yang ada di dalam biji dapat aktif tumbuh.

Tahap selanjutnya yaitu menyiapkan media tanam. Ada berbagai media tanam yang bisa diterapkan pada metode hidroponik. Rockwool sebagai media tanam yang paling kerap digunakan untuk jenis sayuran. Rockwool berasal dari batu vulkanik gunung yang melalui proses peleburan dengan panas yang tinggi. 

Penggunaan rockwool ini dilakukan maksimal tiga bulan karena rockwool akan hancur dimakan oleh akar tanaman itu sendiri. Karena daya serap nya tinggi rockwool bisa menyerap dan menyimpan secara maksimal.

Sebelum rockwool digunakan, lembaran rockwool harus dipotong minimal dua setengah sampai tiga senti meter. Setelah itu, rockwool yang telah dipotong harus melalui proses rendaman. Kemudian, masukan bibit yang akan ditanam ke dalam rockwool yang telah direndam agar rockwool tersebut menyerap air lalu dibelah menjadi dua bagian. Rockwool yang telah dimasukan bibit dapat ditempatkan ke wadah penyimpanan selama tiga hari sampai bibit tersebut pecah benih dan siap untuk dipindahkan ke tahap selanjutnya.

Tahap selanjutnya yaitu tahap pemindahan. Setalah bibit tumbuh daun kira-kira tiga sampai lima helai atau umurnya sudah tujuh hari maka dapat dilakukan pemindahan ke lahan produksi. Rockwool yang sudah siap dipindahkan ke lahan produksi, dapat dipotong terlebih dahulu kira-kira sepanjang lima senti meter atau sesuai dengan lubang produksi. Kemudian, potongan bibit tadi dapat dimasukkan ke lubang produksi selama 14 hari.

Tahap yang terakhir yaitu proses memanen. Khususnya dalam memanen kangkung, panen kangkung hidroponik dapat dilakukan setelah melewati tiga proses pembibitan selama kurang lebih tiga sampai empat minggu. Potonglah tiga senti meter batang kangkung dari permukaan tanah, menyisahkan potongan tiga senti meter yang masih menempel dapat dijadikan bibit baru yang akan melahirkan pohon kangkung yang baru. Umumnya pasca panen bisa dipanen kembali sesudah dua sampai tiga minggu.

Kelebihan Tanaman Hidroponik    

Ada banyak sekali kelebihan sistem hidroponik dibandingkan dengan sistem tanam biasa yang hanya dapat dibudidayakan pada suatu lahan. Bertanam hidroponik terbukti hemat dibandingkan dengan menanam konvensional di atas tanah karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari. Sebab, larutan nutrisi atau media larutan mineral yang dipergunakan sudah tertampung di dalam wadah yang dipakai sehingga kita tinggal melakukan pengontrolan saja.

Bertanam hidroponik juga dapat memaksimalkan lahan terbatas karena tidak membutuhkan lahan yang banyak. Bahkan, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat. Selain itu, bertanam hidroponik terbukti ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang dapat merusak tanah.

Hasil tanaman hidroponik bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena terbebas dari kotoran dan hama. Hasil panen hidroponik juga lebih berkualitas dan menguntungkan. Rasanya yang fresh dan crispy merupakan keunggulan dari hasil tanaman hidroponik ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun