1. keberagaman sosial budaya, ekonomi, dan gender masyarakat Indonesia.Â
ada beberapa pokok keberagaman yang ada di indonesia, yaitu keberagaman dalam hal sosial budaya, ekonomi, dan gender.Â
a. keberagaman sosial budaya pada masyarakat.Â
masyarakat Indonesia terdiri atas berbagai golongan, suku, etnis, ras, agama, dan budaya yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. masyarakat ini juga disebut dengan masyarakat multikultural. Dalam masyarakat multikultural, perbedaan sosial, kebudayaan, dan suku bangsa dijunjung tinggi. Namun, hal itu tidak berarti ada kesenjangan atau perbedaan hak dan kewajiban antar kelompok sosial, kebudayaan, dan suku bangsa.Â
Bangsa Indonesia telah mendapatkan begitu banyak pelajaran untuk menciptakan sebuah harmonisasi dalam keberagaman sosial budaya. Meskipun banyak pihak mencoba memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, hal tersebut dapat diatasi dengan perjuangan bangsa Indonesia.Â
b. Keberagaman ekonomi masyarakat
jumlah penduduk Indonesia mencapai 275,3 juta ( laporan semester 1 tahun 2022 ) dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Wilayah yang ditempati memiliki kondisi geografis yang berbeda dan bervariasi. Misalnya, ada yang bertempat di pedesaan dan perkotaan.Â
Berbagai tindakan ekonomi, seperti produksi, distribusi, dan konsumsi, dilakukan untuk menunjang kehidupan masyarakat baik di pedesaan maupun perkotaan.Â
c. Keberagaman gender pada masyarakat
Di dalam sosiologi, gender mengacu pada sekumpulan ciri-ciri khas yang dikaitkan dengan jenis kelamin seseorang dan diarahkan pada peran sosial atau identitasnya dalam masyarakat. WHO memberi batasan gender, yaitu seperangkat peran, perilaku, kegiatan, dan atribut yang dianggap layak bagi laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial dalam suatu masyarakat.Â
Secara etimologis, kata gender ( Indonesia ) diserap dari istilah gender ( Inggris ). gender dalam bahasa Inggris sendiri berasal dari kata genre atau gendre ( prancis kuno ) dan terbentuk dari kata gener atau genus ( Latin ) yang berarti 'kelahiran', 'keluarga', atau 'bangsa'. Dalam Oxford dictionary ( daring ), istilah gender dijelaskan sebagai fakta laki-laki atau perempuan yang dikonstruksi dengan mengacu pada perbedaan sosial dan budaya, bukan perbedaan dalam hal biologis ( jenis kelamin ).Â
Sejarah perbedaan gender antara seorang laki-laki dan seorang perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang dan dibentuk oleh beberapa hal, seperti kondis sosial budaya, kondisi keagamaan, dan kondisi kenegaraan Dengan proses yang panjang ini, peran berdasarkan perbedaan Dengan akhirnya sering dianggap sebagai ketentuan Tuhan geng bersifat kodrati atau seolah-olah bersifat biologis yang tidak dapat diubah lagi. Inilah sebenarnya awal penyebab ketidakadilan gender di tengah-tengah masyarakat.Â
Dalam kehidupan sosial kultural masyarakat Indonesia, laki-laki cenderung dipandang lebih tinggi derajatnya dibandingkan perempuan.Â
Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam berbagai bentuk ketidakadilan, seperti berikut.Â
1. marginalisasi, suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan kemiskinan ekonomi.Â
2. subordinasi, penilaian atau anggapan bahwa suatu peran yang dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain.Â
3. stereotip ( pelabelan negatif ), pemberian citra baku atau label/cap kepada seseorang atau kelompok yang didasarkan pada suatu anggapan yang salah.Â
4. kekerasan ( violence ), tindak kekerasan, baik fisik maupun non-fisik, yang dilakukan oleh salah satu jenis kelamin atau sebuah institusi keluarga, masyarakat, atau negara terhadap jenis kelamin lainnya.Â
5. beban ganda ( double burden ), beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya.
Jenis-jenis ketidakadilan gender tersebut cenderung telah terjadi di berbagai tingkatan, seperti kebijakan, adat, kultur, tafsir agama, dan rumah tangga. Lambat laun, tercipta suatu struktur ketidakadilan gender yang diterima dan terpelihara.Â
2. Konflik dalam keberagaman masyarakat
masalah yang dapat muncul dalam keberagaman masyarakat Indonesia adalah konflik.Â
a. faktor penyebab konflik
Soerjono soekanto ( 2014 ) mengemukakan empat faktor yang dapat menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat, yakni :
1. perbedaan antar individu.Â
tiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda.Â
2. perbedaan kebudayaan.Â
baik secara sadar maupun tidak, seseorang akan terpengaruh pemikiran dan pendirian kelompoknya.Â
3. perbedaan kepentingan.Â
dalam hubungan antar individu, antar individu dan kelompok, ataupun antar kelompok, dapat terjadi perbedaan kepentingan.Â
4. perubahan sosial.Â
masyarakat mengalami perubahan seiring perkembangan kebutuhan dan pengetahuan.Â
b. Sikap yang dapat menyebabkan konflik
1. primordialisme yang berlebihan. primordialisme merupakan pandangan atau paham yang menunjukkan sikap berpegang teguh pada hal hal yang sejak awal melekat pada diri individu.Â
2. etnosentrisme.Â
merupakan pandangan bahwa kebudayaan suku bangsanya lebih baik dibandingkan kebudayaan suku bangsa lain.Â
3. diskriminasi.Â
adalah perbedaan perlakuan terhadap sesama warga negara berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, dan agama.Â
4. stereotip.Â
adalah penilaian terhadap seseorang atau suatu golongan hanya berdasarkan persepsi pribadi atau kelompok.Â
5. fanatisme.
merupakan keyakinan akan suatu hal sebagai kebenaran tanpa kepastian data atau fakta, tetapi kebenaran itu dianggap kebenaran mutlak tanpa memedulikan argumen dari orang lain.Â
6. eksklusivisme.Â
adalah paham yang menekankan kecenderungan untuk memisahkan diri atau menarik diri dari segala bentuk interaksi.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI