Sejarah perbedaan gender antara seorang laki-laki dan seorang perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang dan dibentuk oleh beberapa hal, seperti kondis sosial budaya, kondisi keagamaan, dan kondisi kenegaraan Dengan proses yang panjang ini, peran berdasarkan perbedaan Dengan akhirnya sering dianggap sebagai ketentuan Tuhan geng bersifat kodrati atau seolah-olah bersifat biologis yang tidak dapat diubah lagi. Inilah sebenarnya awal penyebab ketidakadilan gender di tengah-tengah masyarakat.Â
Dalam kehidupan sosial kultural masyarakat Indonesia, laki-laki cenderung dipandang lebih tinggi derajatnya dibandingkan perempuan.Â
Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam berbagai bentuk ketidakadilan, seperti berikut.Â
1. marginalisasi, suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan kemiskinan ekonomi.Â
2. subordinasi, penilaian atau anggapan bahwa suatu peran yang dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain.Â
3. stereotip ( pelabelan negatif ), pemberian citra baku atau label/cap kepada seseorang atau kelompok yang didasarkan pada suatu anggapan yang salah.Â
4. kekerasan ( violence ), tindak kekerasan, baik fisik maupun non-fisik, yang dilakukan oleh salah satu jenis kelamin atau sebuah institusi keluarga, masyarakat, atau negara terhadap jenis kelamin lainnya.Â
5. beban ganda ( double burden ), beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya.
Jenis-jenis ketidakadilan gender tersebut cenderung telah terjadi di berbagai tingkatan, seperti kebijakan, adat, kultur, tafsir agama, dan rumah tangga. Lambat laun, tercipta suatu struktur ketidakadilan gender yang diterima dan terpelihara.Â
2. Konflik dalam keberagaman masyarakat
masalah yang dapat muncul dalam keberagaman masyarakat Indonesia adalah konflik.Â