"Memamg buku tersebut tak ada lagi dijual di toko buku, karena hanya dijual di saat training berlangsung."
Seminggu kemudian, Alvin menghadapku.
Bu katanya, " Terima kasih atas buku yang ibu pinjamkan, bukunya sangat bagus."
 "Maaf bolehkah saya pinjamkkan kepada sepupu saya?" tanyanya.
 "Alhamdulillah sejak membaca buku itu, saya merasa  perbuatan yang saya lakukan dengan melanggar aturan tata tertib sekolah adalah salah. Saya banyak dosa.  Saya terlalu angkuh dan sombong. Saya juga tak pernah melaksanakan perintah salat lima waktu. Insyaallah sekarang saya sudah rutin mekaksanakan sholat lima waktu. Sekali lagi terima kasih ya bu?" Ucapnya, sambil mengusap matanya yang basah.
 "Alhamdulilllah, aku mengucap syukur pada Allah, yang telah menggerakkan dan meluluhkan hati seorang Alvin."
 Sejak saat itu sikap Alvin mulai berubah, dia menjadi anak yang selalu mentaati tata tertib sekolah, cerdas, sopan, santun serta saleh.
 Satu tahun kemudian, Alvin lulus dengan nilai terbaik, dan mendapat beasiswa masuk perguruan tinggi negeri.
 "Tak perlu dengan kekerasan atau emosi untuk menghadapi suatu masalah, hadapilah dengan kelembutan dan kasih sayang".
"Seorang pendidik tak meminta balas jasa, melihat anak didiknya sukses, itu sudah merupakan kebahagiaan bagi mereka."
 "Engkau bagai pelita dalam kegelapan. Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan. Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa."