Sepasang kekasih sedang dilanda duka. Hubungan keduanya tak direstui oleh ayah si wanita. Dewi telah dijodohkan ayahnya dengan anak sahabatnya yang berprofesi sebagai dokter. Sedang Reza, kekasih Dewi hanyalah seorang guru honorer di sekolah swasta. Dewi dan Reza telah merajut cinta cukup lama. Mereka teman semasa SMA. Reza pernah datang melamar ke rumah Dewi. Namun karena ia hanyalah seorang guru dengan gaji yang tak besar. Membuat orang tua Dewi menolak lamaran tersebut.
Singkat kata pernikahan Dewi dengan Akmal yang seorang dokter telah dilaksanakan. Paras Dewi yang cantik, berkulit putih, dengan rambut tergerai hitam. Membuat para lelaki terpesona. Begitu juga dengan Akmal. Saat ia diajak ke rumah orang tua Dewi. Ia langsung terpesona. Ada getar di dadanya. Saat itu juga ia langsung jatuh cinta. Namun, tidak dengan Dewi. Di hatinya masih ada nama Reza sang kekasih.
Reza, sejak orang tua Dewi tak menerima lamarannya. Ia pergi meninggalkan kota tercintanya. Hingga Dewi kehilangan kontak juga jejak. Reza menghilang bak hantu. Orang tua maupun saudaranya juga tak tahu dimana keberadaannya.
Pernikahan Dewi dan Akmal tampak bahagia. Akmal begitu mencintai istrinya. Dari pernikahan mereka lahirlah seorang putra dan seorang putri. Alif dan Nia, anak-anak yang tampan serta cantik. Tak terasa anak-anak mereka telah dewasa. Pernikahan Akmal dan Dewi baik-baik saja. Dewi, walau tak mencintai suaminya. Karena sudah ketetapan Allah. Jodoh tak bisa ia tolak. Ia tetap melaksanakan kewajiban sebagai istri dan ibu yang baik. Lama kelamaan, ia mulai nyaman dengan hubungan pernikahan mereka. Perhatian, kasih sayang yang diberikan Akmal membuat Dewi luluh.
Tak terasa, kini mereka sudah semakin tua. Usia mereka sudah lima puluh tahun. Maut tak dapat di tolak. Akmal meninggal dalam sebuah kecelakaan. Dewi berduka. Dewi menjalani hari-hari dengan kesepian. Anak-anaknya sibuk dengan aktifitasnya sendiri. Mereka juga telah menikah. Memiliki keluarga bahagia. Dewi hidup sendiri di rumah peninggalan suaminya.
Suatu hari, untuk membunuh rasa sepi. Dewi jalan-jalan ke mall. Ia ingin berbelanja kebutuhan dapur. Walau sudah lima puluh tahun. Dewi masih terlihat cantik dan awet muda. Ia wanita mandiri, supel, penuh kasih sayang. Dewi mendorong troly dari satu rak ke rak lainnya. Hingga ia tak sadar, trolynya menabrak tubuh seseorang.
"Maaf. Saya tak sengaja," ucapnya.
Tubuh yang ia tabrak, ternyata tubuh seorang lelaki. Saat lelaki tersebut berbalik. Betapa terkejutnya Dewi. Ia tak menyangka. Kekasih yang telah lama ia cari, kini berada di hadapannya. Reza makin terlihat tampan di usia tuanya.
"Dewi! Kau kah itu," tanya Reza.
"Ia, aku Dewi. Apa kabar?" tanyanya.
"Aku baik. Aku merindukanmu!" jawab Reza.
"Maaf. Tak seharusnya aku mengucapkannya. Kita sudah sama-sama tua. Sudah memiliki kehidupan rumah tangga masing-masing," ucap Reza.
"Tak apa. Aku kini telah sendiri. Suamiku telah meninggal dua tahun yang lalu," cerita Dewi.
"Benarkah? Aku ikut berduka," jawab Reza.
Mereka akhirnya saling bertukar nomor handphone. Berjanji untuk saling menghubungi. Ternyata selama ini Reza tinggal di Kalimantan. Kini ia kembali. Tak disangka. Sekian tahun berpisah. Reza masih belum menikah. Hatinya masih untuk Dewi, wanita yang dicintainya hingga kini. Ia tak dapat membagi cinta dengan wanita lain. Mendengar cerita Reza, Dewi tersentuh. Di lubuh hatinya, masih ada nama Reza tersimpan dengan rapi.
Pertemuan demi pertemuan membuat cinta yang lama kembali mekar. Mereka akhirnya memutuskan untuk menikah. Anak-anak Dewi tak menyetujui ibunya menikah lagi.
"Ibu tak memiliki kesempatan lagi. Jika tidak sekarang. Kapan lagi, cinta kami kan bersatu. Bukan ibu tak mencintai ayahmu. Namun, ibu kini sendiri. Ibu kesepian. Kini ada seorang lelaki dengan cinta sejatinya, menunggu ibu berpuluh purnama. Tolong ijinkan kami bersatu," pinta Dewi pada anak-anaknya.
Akhirnya, hati anak-anaknya luluh. Mereka mengijinkan Dewi memeluk cinta sejatinya. Dewi dan Reza menikah. Mereka bahagia di masa tuanya. Reza begitu bahagia. Akhirnya ia dapat memiliki cinta sejatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H